*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini
Seperti
halnya bandar (banda, banjar) dan kota (koeta, hoeta, kotta), penggunaan nama
tempat yang diawali suku kata ‘bang’ juga cukup banyak ditemukan yang berasal
dari zaman kuno. Tentu saja selain itu masih ada yang dihubungkan dengan nama-nama
(anda) navigasi lainnya seperti ‘poera’, ‘batang’, ‘somgi’, ‘negori’, ‘banjoe’,
‘koewala’, ‘moeara’, ‘batoe’, ‘tandjong’ ‘teloek’, goenoeng’, ‘boekit’,
‘paija’, ‘rawa’, ‘setoe’, dan sebagainya. Lantas, apakah nama Bangkinang dan
nama Kampar berasal dari nama lampau? Apakah nama Bangkinang ada kaitannya sengan Bangkalis,
Bangkoeloe, Bangkayang, Bangka dan Bangko?

Nama-nama geografi jarang digunakan sebagai
sumber sejarah. Padahal nama-nama geografi adalah domain sejarah dan nama yang
cenderung tercatat sejak awal, apakah di dalam sketsa, peta atau teks.
Keutamaan nama geografi karena diturunkan antar generasi. Pelaut-pelaut Eropa
terawal (seperti Portugis) sebagaimana lazaimnya tidak pernah menghapus nama
geografi karena nama geografi adalah penanda navigasi terpenting (yang dapat
dirujuk satu sama lain dan dapat diperbandingkan). Demikian juga orang-orang
Belanda sejak era VOC hingga era Pemerintah Hindia Belanda setiap membangun
kota, nama lokal tidak pernah dihapus, bahkan tidak pernah diakuisisi. Seperti
di Batavia tetap eksis nama Jacatra (baca: Jakarta); Fort de Kock
(Boekittinggi), Fort van der Capellen (Batoesangkar), Fort van den Bosch
(Pajakoemboeh), Fort Amerongen (Rao), dan Fort Elout (Panjaboengan).
Wilayah
Bangkinang disebut pada era Pemerintah Hindia Belanda pernah menjadi bagian
dari wilayah Padangsche Bovenlanden (Minangkabau), namun mengapa dikembalikan
ke wilayah Riau. Itu satu hal tentang perubahan wilayah administrasi biasa. Hal
yang lebih penting adalah bagaimana hubungan Bangkinang dengan wilayah-wilayah
pedalaman (Sumatra) terhubung di zaman kuno. Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita
telusuri sumber-sumber tempo doeloe.