*Untuk melihat semua artikel Sejarah Madura dalam blog ini Klik Disini
Dalam KBBI, karapan/ka·ra·pan/ yang artinya pacuan (sapi atau kerbau di Madura atau Sumbawa): di Madura ada karapan sapi, di Sumbawa ada karapan kerbau. Tidak disebutkan ada karapan kuda. Tentu saja masih ada karapan yang lainnya di nusantara. Karapan dalam hal ini menjadi semacam tradisi adu ketangkasan. Karapan sapi di Madura sangat menarik karena menjadi karapan khas di Madura. Pada era Pemerintah Hindia Belanda di berbagai kota ditemukan pacuan kuda dengan membangun race yang bagus..
Karapan sapi (Madura: Kerrabhân sapè) merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari pulau Madura. Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan sapi lain. Trek pacuan tersebut biasanya sekitar 100 M dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh detik sampai satu menit. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di eks Kota Karesidenan, Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden. Awal mula kerapan sapi dilatarbelakangi oleh tanah Madura yang kurang subur untuk lahan pertanian, sebagai gantinya orang-orang Madura mengalihkan mata pencahariannya sebagai nelayan untuk daerah pesisir dan beternak sapi yang sekaligus digunakan untuk bertani khususnya dalam membajak sawah atau ladang. Maksud awal diadakannya Karapan Sapi adalah untuk memperoleh sapi-sapi yang kuat untuk membajak sawah. Orang Madura memelihara sapi dan menggarapnya di sawah-sawah mereka sesegera mungkin. Gagasan ini kemudian menimbulkan adanya tradisi karapan sapi. Karapan sapi segera. Karapan sapi dikritik berbagai pihak seperti Majelis Ulama Indonesia dan pemerintah daerah di Madura karena tradisi kekerasan rekeng yang dilakukan pemilik sapi. MUI Pamekasan sudah memfatwakan haram mengenai tradisi rekeng karena dinilai menyakiti sapi, dan Gubernur Jawa Timur melalui Instruksi Gubernur sudah menyatakan pelarangan tradisi rekeng. Namun tradisi ini masih berlanjut di kalangan pelaku karapan sapi (Wikipedia).
Lantas bagaimana sejarah karapan sapi di
Madura dan tradisi adu ketangkasan khas Nusantara? Seperti disebut di atas,
karapan adalah pacuan. Ada karapan sapi, karapan kerbau dan pacuan kuda. Karapan
sapi dan karapan kerbau adalah khas nusantara, apakah dalam hal ini (pertandingan)
pacuan kuda eksis era Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah karapan sapi di Madura
dan tradisi adu ketangkasan khas Nusantara lainnya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.