*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini
Penanda
navigasi terpenting pembangunan jalur kereta api adalah pembangunan stasion.
Stasion kereta api di Banyuwangi menjadi penting karena awalnya hanya satu
jalan menuju kota Banyuwangi. Dalam pengembangan jaringan kereta api di pulau
Jawa kemudian dikembangkan jalur Banyuwangi-Jember.
Stasiun Banyuwangi adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di ibu kota Kabupaten Banyuwangi, tepatnya di Karangrejo, Banyuwangi. Stasiun yang terletak pada ketinggian +6 m ini termasuk dalam Wilayah Aset IX Jember. Stasiun ini dahulu merupakan stasiun kereta api yang letaknya paling timur di Jawa sebelum digantikan dengan Stasiun Banyuwangi Baru (sekarang Ketapang) pada tahun 1985, yang terletak 10 km dari kota ke arah utara, satu kompleks dengan Pelabuhan Ketapang. Meski demikian, Stasiun Banyuwangi Lama tetap masih beroperasi setelah Stasiun Banyuwangi Baru beroperasi, hingga akhirnya benar-benar dinonaktifkan pada tahun 1988. Sulit mengangkut hasil bumi dari wilayah Banyuwangi melalui pelabuhan pelabuhan ekspor di Panarukan. Banyuwangi merupakan daerah yang terisolasi dan dikurung oleh bukit-bukit terjal yang tidak bisa dilalui jalan desa maupun jalur pedati. SS menawarkan kereta api sebagai solusi dalam mengangkut hasil-hasil bumi. Jalur kereta api mulai terwujud dengan mulai dibangunnya jalur baru Kalisat–Banyuwangi mulai tahun 1897. Jalur ini dibangun membelah gunung, melintasi dua terowongan, serta memiliki jembatan yang cukup dalam di petak Garahan–Mrawan. Jalur ini dibuka penuh untuk layanan umum pada tanggal 2 Februari 1903 oleh SS. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah kereta api di wilayah Banyuwangi, mengapa penting? Seperti disebut di atas, jalur kereta api menuju Banyuwangi penting, tetapi tidak mudah merealisasikannya. Jalur kereta api Bondowoso-Banyuwangi via Jember. Lalu bagaimana sejarah kereta api di wilayah Banyuwangi, mengapa penting? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.