*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Depok dalam blog ini Klik Disini
Di tengah-tengah orang Jepang di Djakarta, proklamasi kemerdekaan Indonesia dilangsungkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Enam hari sebelumnya di Belanda, di tengah-tengah orang Belanda FKN Harahap melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Isi proklamasi kemerdekaan Indonesia tersebut di Belanda dimuat pada surat kabar Het parool, 11-08-1945. FKN Harahap adalah pemimpin Perhimpunan Indonesia di Belanda.
Di tengah-tengah orang Jepang di Djakarta, proklamasi kemerdekaan Indonesia dilangsungkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Enam hari sebelumnya di Belanda, di tengah-tengah orang Belanda FKN Harahap melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Isi proklamasi kemerdekaan Indonesia tersebut di Belanda dimuat pada surat kabar Het parool, 11-08-1945. FKN Harahap adalah pemimpin Perhimpunan Indonesia di Belanda.
Het parool, 11-08-1945 |
Proklamasi kemerdekaan Indonesia di Belanda yang dimuat
di surat kabar beroplah luas di Eropa dengan sendirinya dapat dibaca di seluruh
Eropa. Bagaimana gagasan proklamasi kemerdekaan Indonesia muncul adalah wujud
dari dinamika yang terjadi di Belanda dan peran Perhimpunan Indonesia dalam
berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Untuk memahami hal tersebut pada tahun
1945 mari kita telusuri surat kabar yang terbit di Belanda dan majalah
Perhimpuann Indonesia.
‘Proklamasi Indonesia’
di Belanda 11 Agustus 1945
FKN Harahap, pimpinan Perhimpunan Indonesia di Belanda
menulis sebuah manifesto yang dimuat pada surat kabar Het parool, 11-08-1945
dengan judul Het tegenwoordig streven der Indonesische beweging (Saat ini Tujuan
Gerakan Indonesia).
Manifesto FKN Harahap
ini berisi tentang maklumat kemerdekaaan Indonesia. Disebutkannya Indonesia
akan meraih kemerdekaan. Indonesia dan Belanda setara. FKN Harahap mengutip
pidato Ratu Wilhelmina di Kongres AS di Washington 7 Desember 1942, mengatakan
kepada forum seluruh dunia bahwa Indonesia masa depan seharusnya menjadi bagian
yang independen dan setara dari Kerajaan Belanda. FKN Harahap mengingkatkan
bahwa Orange dan Indonesia tidak memiliki ikatan seperti Orange dan Belanda,
dan lebih jauh lagi bahwa Indonesia tidak memiliki monarki yang dilambangkan
secara konstitusional.. Kami sangat senang mengatakan bahwa Perhimpoenan
Indonesia dapat menyebut pekerjaannya sukses dalam hal ini dan bahwa lapisan
besar rakyat Belanda diharapkan juga berusaha keras untuk mencapai tujuan kami
itu... Karya Perhimpunan Indonesia. antara lain, pidato yang disampaikan oleh
Boerhanoedin, anggota Indonesia dari delegasi Belanda di San Francisco pada
tanggal 27 Juni, dimana ia mengatakan: ‘Setelah reformasi politik yang
diperlukan telah dilaksanakan, orang Indonesia akan mendapatkan pemerintahan
sendiri. Posisi subordinasi dari Orang Indonesia di negara mereka sendiri dan
dari Indonesia di Kerajaan Belanda tidak terpikirkan Saya sangat senang bahwa
pers Belanda dan juga Perhimpoenan Indonesia dengan jelas menyatakan sudut
pandang yang sama. Kami hanya ingin menambahkan kata lain untuk semua ini.
Belanda dan Indonesia lebih dari sebelumnya dalam sejarah mereka di pusaran
masyarakat...Tanggal 7 Desember 1942 adalah tonggak sejarah Belanda. Semoga
tanggal ini juga membawa kami untuk waktu yang lama di pelabuhan negara baru.
FKN HARAHAP (Perhimpoenan Indonesia).
Seperti diketahui Indonesia memproklamirkan kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945. Manifesto FKN Harahap ini seakan-akan enam hari
mendahului isi proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Soekarno di
Jalan Pegangsaan Timur.
Tentu saja Manifesto FKN
Harahap yang dimuat di surat kabar yang terbit di Belanda, Het parool,
11-08-1945 tidak sampai beredar di Indonesia karena saat itu adalah pendudukan
Jepang di Indonesia, tidak ada hubungan komunikasi antara Indonesia dan
Belanda. Tentu saja Proklamasi Indonesia yang dibacakan Ir. Soekarno di Jalan
Pegangsaan Timur tanggal 17 Agustus 1945 tidak dapat dipantau di Belanda. Dua
proklamasi ini adalah dua hal yang tidak terhubung tetapi memiliki tujuan dan pesan
(proklamasi) yang sama: Kemerdekaan Indonesia.
Ada sejumlah perbedaan antara Proklamasi Soekarno dengan
Proklamasi FKN Harahap. Secara kontekstual Proklamasi Soekarno berada di bawah
pengawasan Pemerintah Militer Jepang, sedangkan Proklamasi FKN Harahap berada
di bawah pengawasan Pemerintah Kerajaan Belanda. Teks Proklamasi Soekarno
berisi satu paragraf. Teks proklamasi FKN Harahap terdiri dari 17 paragraf.
Teks Proklamasi Soekarno dibacakan di depan publik. Teks proklamasi FKN Harahap
dimuat di surat kabar utama di Belanda.
Ada situasi dan kondisi yang rumit antara Indonesia dan
Belanda pada tahun 1945. Indonesia di bawah pendudukan militer Jepang, Belanda
di bawah pendudukan militer Jerman. Indonesia dan Belanda dalam situasi jajahan
negara asing. Indonesia diduduki Jepang sejak Maret 1942 (menggantikan
Belanda). Pada tanggal 15 Mei 1940 Belanda sepenuhnya dikuasai Jerman.
Sebelumnya kaum kerajaan Belanda yang didukung Pemerintah Belanda melarikan
diri ke Inggris.
Pada tanggal 7 Desember
1942, Ratu Wilhelmina di Kongres AS di Washington, mengatakan kepada forum
seluruh dunia bahwa Indonesia masa depan seharusnya menjadi bagian yang
independen dan setara dari Kerajaan Belanda. Pidato Ratu di pengasingan ini jelas
tidak terduga, karena sejak tiga setengah abad pernyataan serupa ini tidak
pernah ada. Belanda dalam posisi lemah, Indonesia juga dalam posisi lemah.
Hanya pada saat Belanda lemah, pihak kerajaan Belanda sukarela menyatakan
adanya kesetaraan antara Indonesia dan Belanda.
Sementara itu di Indonesia, pada bulan Mei 1943 Soekarno
memberi layanan penuh (menggadaikan Indonesia) kepada Pemerintahan Militer
Jepang di Indonesia. Mahasiswa Indonesia di Belanda yang tergabung dalam
Perhimpunan Indonesia bereakasi. Pada akhir Mei 1943 di Den Haag, Perhimpunan Indonesia
menerbitkan media perjuangan untuk membebaskan Indonesia yang diberi nama
Feiten (Fakta).
Jerman yang menguasai
Belanda menangkap sejumlah kontributor Feiten. Mereka ditangkap tanggal 3 April
1944 adalah RO Simatoepang, Mr. N Pamontjak, R. Dradjat dan MS Moewalladi dan
Tamzil. Oleh karena itu Feiten menghentikan kegiatannya. Pada bulan Juni
diputuskan untuk menerbitkan kembali media perjuangan di Leiden.
Setelah sempat berhenti, Feiten diaktifkan kembali. Demi nama
alasan keamanan nama majalah Feiten diubah menjadi De Bevrijding. Pada tanggal 8
September 1944 majalah ini juga diterbitkan di Den Haag dan Rotterdam. Untuk
alasan keamanan nama-nama kontributor juga disamarkan dengan nama: Henk (RM
Irawan); Andre (Imramsjah Achmad Mochtar); Frits (FKN Harahap); Tom (Tamzil);
Jan (Moewalladi; Paul (RO Simatoepang); Eduard (Daliloedin Lubis); Guus (Gondho
Pratomo); Martin (TM Joesoef).
De Bevrijding, 02-06-1945 |
Pada tanggal 5 Mei 1945 Belanda dibebaskan kembali. Ini
sehubungan dengan kemenangan Sekutu atas Jerman. Majalah De Bevrijding tetap
eksis. Para pengasuh majalah tidak lagi membuat nama samaran tetapi nama
lengkap. Dalam susunan redaksi majalah De Bevrijding terdapat tiga nama, yakni
IA Mochtar, FKN Harahap dan M Daroesman.
De Bevrijding, 15-05-1945 |
Pada edisi sebelumnya, edisi tanggal 1 Mei 1945 edisi
khusus De Bevrijding menurunkan topik Jepang sebagai Fasis. Dalam edisi ini ada
empat penulis dua diantaranya FKN Harahap dan Imramsjah Ade Mochtar. Tulisan
Imramsjah Ade Mochtar berjudul Het ‘Wang Ching Wei-isme’ in Indonesië: De
samenwerking van de Indonesiërs mèt Japan.
Dalam tulisan ini IA
Mochtar mengidentikkan Soekarno dan Mohamad Hatta sebagai Wang Ching Wei yang
‘menjual; Tiongkok dan bekerjasama dengan Jepang..perjuangan kita sebelum
pendudukan Jepang untuk kemerdekaan yang demokratis kini sebagian pejuang kita
telah berkolaborasi dengan Jepang, menyimpang dari garis perjuangan kita...kita
tidak membutuhkan Belanda dan Jepang, kita berjuang lewat PBB untuk menentukan
nasib kita sendiri...Kita harus mengutuk keras ‘Wang Ching Weisme’ dan begitu
Indonesia medeka, yang akan menjadi salah satu tugas pertama kita adalah untuk
membersihkan negara kita dari sisa-sisa militerisme Jepang ini.
Sementara itu FKN Harahap menyoroti bantuan Jepang yang
diterima oleh sejumlah mahasiswa Indonesia di Eropa/Belanda. FKN Harahap
menyayangkan itu..kita harus tetap bertahan meski kita sudah hampir tiga tahun
tidak terhubung dengan keluarga di Indonesia... Perhimpunan Indonesia menolak
segala godaan yang datang dari pihak Jepang yang datang kesini untuk menawarkan
bantuan’.
Di Indonesia banyak
revolusioner anti Jepang diantaranya Mr. Amir Sjarifoeddin Harahap yang saat
ini dipenjara di tahanan militer Jepang di Malang. Sementara itu, Soekarno dan
Mohamad Hatta telah berkolaborasi dengan Jepang. Sebagaimana di Indonesia, para
pemimpin Indonesia di Belanda juga banyak yang ditangkap militer Jerman. Sebagaimana
diketahui Jerman terhubung dengan Jepang dalam perang dunia kedua. Dua pemimpin
Indonesia di Belanda, Dr. Parlindoengan Lubis dan Sidartawan ditangkap oleh
intel/militer Jerman. Sidartawan (ketua Perhimpoenan Indonesia) dieksekusi dan
meninggal (lihat Algemeen Handelsblad, 08-12-1942). Sidartawan dieksekusi pada
bulan Oktober 1942 (lihat De geus onder studenten, 11-07-1944). Dr.
Parlindoengan Lubis setelah ditangkap kemudian ditahan di kamp konsentrasi
Jerman/NAZI. Dalam perkembangannya Dr. Parlindoengan Lubis berhasil melarikan
diri dari kamp NAZI
Pada tanggal 15 Mei 1945 muncul kembali majalah
Indonesia. Dalam edisi itu ditulis Tahun 16. Sementara majalah De Bevrijding tetap eksis. Majalah De
Bevrijding pada tanggal 2 Juni ditulis Nomor 2 Tahun 3 yang mana sebagai redaksi
Pamontjak dan Soeripno (alamat redaksi Den Haag dan Leiden). Dalam susunan
redaksi majalah Indonesia tiga nama yakni IA Mochtar, FKN Harahap dan M
Daroesman (terbit dua minggu sekali, alamat Redaksi Amsterdam). Dalam majalah
Indonesia ini terdapat catatan bahwa pada masa pendudukan Jerman namanya De Bevrijding.
Het vrije volk, 10-07-1945 |
Sekitar bulan Juli dan Agustus semuanya cepat berubah. Pada
bulan Juli, majalah De Bevrijding berakhir. Majalah Indonesia pada edisi Juli
1945 tidak ada lagi nama IA Mochtar dan FKN Harahap. Yang muncul sebagai kepala
editor ada tiga orang: Daroesman, Joesoef dan Djojoadiningrat, sementara
anggota redaksi terdiri dari Gandasoebrata, Razai, Pamontjak dan Oetojo.
Direksi dan administrasi: RO Simatoepang dan M Siantoeri. Alamat redaksi di
Amsterdam.
FKN Harahap pada tanggal
9 Agustus 1945 akan menikah dengan Mr. Tetilarsih Sedjanadiwirja (lihat Trouw,
03-08-1945). Tidak ada bulan madu. Beberapa hari setelah pernikahan, FKN
Harahap menerbitkan sebuah manifesto kemerdekaan Indonesia yang dimuat pada
surat kabar Het parool, 11-08-1945. Ini seakan FKN Harahap telah mengakhiri
kemerdekaannya sebagai pribadi (dan menikah), dan memulai hasil perjuangan (kemerdekaan
dalam bernegara).
Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
FKN Harahap, pimpinan Perhimpunan Indonesia di Belanda
menulis sebuah manifesto yang dimuat pada surat kabar Het parool, 11-08-1945
dengan judul Het tegenwoordig streven der Indonesische beweging (Saat ini Tujuan
Gerakan Indonesia). Dengan memperhatikan menifesto ini sejatinya adalah
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Setelah enam hari
manifesto kemerdekaan FKN Harahap dimuat di surat kabar di Belanda, pada
tanggal 17 Agustus 1945 di Djakarta, Soekarno membacakan teks proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Ini bermula dari suatu desakan dari para pemuda
revolusioner di Djakarta setelah mendengar Jepang telah menyerah kepada sekutu.
Setelah menikah (9 Agustus), setelah manifestonya dimuat
di surat kabar (11 Agustus) dan setelah Indonesia merdeka (17 Agustus), FKN
Harahap mulai istirahat, Namanya mulai jarang muncul. Boleh jadi FKN Harahap
bersama istrinya Mr. Tetilarsih Sedjanadiwirja telah melakukan bulan madu.
Kepengurusan Perhimpunan Indonesia tampaknya telah dialihkan dari FKN Harahap
kepada rekannya yang lain. Pada bulan Oktober diketahui yang menjadi ketua
Perhimpunan Indonesia adalah Daroesman (lihat De waarheid, 03-10-1945).
Ada yang hal yang
kontras terlihat dalam kepengurusan yang baru di tubuh Perhimpunan Indonesia.
Setelah era Roestam Effendi dan Stjadjit, ketua Perhimpunan Indonesia kembali
dipimpin oleh orang yang berhaluan komunis. Kepengurusan Perhimpunan Indonesia
diantara Roestam Effendi, Stjadjit Soegondo dan Daroesman adalah orang-orang yang
berhaluan sosial demokrat yakni Parlindoengan Lubis, Sidartawan dan FKN
Harahap. Sementara itu diantara aktivis Perhimpunan Indonesia yang mengelola
media (majalah De Bevrijding dan majalah Indonesia) banyak yang berhaluan
komunis, seperti Daroesman, TM Joesoef dan Soeripno.
Berkurangnya aktvitas FKN Harahap di kancah politik, boleh
jadi bukan karena telah menikah dan adanya tekanan dari kelompok kiri, tetapi lebih
pada keinginan FKN Harahap lebih fokus untuk menyelesaikan studi yang selama
ini tertunda karena aktif berjuang. Betul apa yang diduga, berita terbaru
disebutkan bahwa akhirnya FKN Harahap berhasil menyelesaikan studi. Friesch
dagblad, 10-07-1946 melaporkan bahwa FKN Harahap berhasil ujian di Vrije
Universiteit, Amsterdam.
Namun FKN Harahap tidak
bisa segera pulang ke tanah air. Ini semua karena Belanda kembali datang
(menduduki) Indonesia, hubungan Belanda dan Indonesia terputus kembali. FKN
Harahap tampaknya kecewa dengan Belanda. Pernyataan Ratu yang dikutipnya di
dalam manifestonya yang dimuat di9 surat kabar Het parool, 11-08-1945 telah
dilanggar oleh Belanda.
Baru setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada
akhir tahun 1949 jalur lalu lintas Belanda-Indonesia terbuka. Para diaspora
yang selama ini tidak bisa pulang termasuk FKN Harahap bersama istrinya yang tinggal
di Imhofflaan No. 59 Amsterdam bersiap-siap pulang ke tanah air (De Vrije Pers:
ochtendbulletin, 31-01-1950).
Surat kabar yang terbit
di Djakarta, Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor
Nederlandsch-Indie, 03-01-1951 melaporkan FKN Harahap kembali di tanah air.
Dari Calcutta FKN Harahap dengan pesawat KLM tiba di Bandara Kemajoran.
Di tanah air, FKN Harahap memulai karir sebagai dosen di
Akademi Wartawan di Batavia. Akademi Wartawan ini dipimpin oleh Dekan, Parada
Harahap. Staf dosen antara lain Hamka, T. Soedjanadiwirja-Harahap, Ds. FKN
Harahap dan Prof. dr. R. Beerling (lihat Java-bode: nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 18-04-1952). Dalam berita sebelumnya diberitakan
bahwa FKN Harahap mengajar mata kuliah Sejarah (lihat Java-bode: nieuws,
handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 04-02-1952)
FKN Harahap lahir di
Depok tanggal 5 Maret 1917. Frits pada umur 15 tahun sudah termasuk pemain
catur yang disegani. Namun anehnya, Frits bukan pemain catur yang masuk Tim
Depok, tetapi Tim dari salah satu klub di Batavia (Bataviaasch nieuwsblad,
19-04-1932). Ayahnya, Emil Harahap adalah pemain catur dari klub Jong Batak di
Batavia. FKN Harahap adalah anggota klub catur Satoer Batak (suksesi klub catur
Jong Batak). Pada tahun 1934 FKN Harahap berangkat ke Belanda. Di Belanda FKN
Harahap yang baru berusia 17 tahun ikut dalam turnamen catur Belanda (Haagsche
courant, 18-09-1934). Pada tahun 1935 FKN Harahap kembali ke Belanda untuk
mengikuti turnamen catur (Haagsche courant, 09-09-1935). FKN Harahap kembali ke
tanah air dan kembali berpartisipasi di Satoer Batak. Untuk beberapa waktu FKN
Harahap tidak terdeteksi namanya di dunia catur. Setelah dua tahun berlalu,
nama FKN Harahap terdeteksi kembali. De Telegraaf, 19-06-1938 melaporkan bahwa
FKN Harahap di Chr. Lyceum, afd. Gymnasium di Haarlem termasuk dari 21
candidaten yang dinyatakan lulus dan mendapat gelar Diploma. FKN Harahap
setelah meraih Diploma segera pulang ke tanah air. Namun belum lama di tanah
air, FKN Harahap kembali lagi balik ke Belanda. Tentu saja belum sempat ikut
klubnya ‘Satoer Batak’ untuk bertanding catur melawan klub lain. FKN Harahap
akan melanjutkan studi sarjana di Vrije Universiteit. Soerabaijahsch
handelsblad 12-09-1938 melaporkan kapal ss Johan de Witt, Zaterdag van Batavia
naar Amsterdam. Di dalam daftar manifest kapal termasuk nama FKN Harahap yang
memiliki tujuan akhir di Amsterdam. Beberapa waktu kemudian, surat kabar
Haagsche courant, 22-06-1939 melaporkan FKN Harahap di Vrije Universiteit telah
berhasil menjalani prop examen. FKN Harahap di Belanda menjadi anggota klub
catur Haarlemsch Schaakgezelschap (Haarlem's dagblad, 28-03-1940). Sebagaimana
diketahui seperti disebut di atas sejak tanggal 15 Mei 1940 Belanda sepenuhnya
dikuasai oleh Jerman. Meski situasinya tidak kondusif, FKN Harahap tetap masih aktif
berorganisasi di dalam kampus Vrije Universiteit (lihat Het Vaderland: staat-
en letterkundig nieuwsblad, 28-11-1941).
Dalam kepengurusan Senaat van het Studentencorps periode tahun
1941-1942, FKN Harahap menjabat sebagai Abactis (Sekretaris). Setelah
tahun-tahun inilah FKN Harahap mulai aktif berjuang demi kemerdekaaan Indonesia
melalui Perhimpunan Indonesia.
Pecatur tetaplah pecatur. Permainan catur adalah
permainan otak untuk meraih kemenangan. Pada tahun 1955 Pertjasi (Persatoeaan
Tjatoer Seloeroeh Indonesia) melakukan kongres di Djakarta (De nieuwsgier,
22-08-1955). Dalam kepengurusan yang baru FKN Harahap menjabat sebagai Wakil
Ketua. Namun belum lama, pada tahun 1956 Ketua Pertjasi digantikan oleh FKN
Harahap yang sebelumnya adalah Wakil Ketua. Selama kepengurusan FKN Harahap,
Pertjasi menjadi anggota FIDE (Federation Internationale Des Echecs). FKN.
Harahap menjabat sebagai Ketua Pertjasi hingga tahun 1964. FKN Harahap tidak
hanya pelaku sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, juga pengajar ilmu
sejarah dan yang terakhir diketahui, FKN Harahap adalah penulis sejarah catur
di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar