*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Lombok dalam blog ini Klik Disini
Sejarah (pulau) Lombok sudah barang tentu sudah ditulis. Namun narasi sejarah tidak pernah berhenti sejauh penggalian data dilakukan secara terus menerus. Kenyataannya tidak ada penulis yang menghubungkan (pulau) Lombok dengan nama Cornelis de Houtman. Sebagaimana diketahui, Cornelis de Houtman adalah pemimpin ekspedisi pertama Belanda ke Hindia (1595-1597). Semua penulis hanya menyebut Cornelis de Houtman hanya sampai di Bali. Informasi ini tidak akurat, sebab faktanya tim ekspedisi Cornelis de Houtman juga mengelilingi pulau Lombok.
Sejarah (pulau) Lombok sudah barang tentu sudah ditulis. Namun narasi sejarah tidak pernah berhenti sejauh penggalian data dilakukan secara terus menerus. Kenyataannya tidak ada penulis yang menghubungkan (pulau) Lombok dengan nama Cornelis de Houtman. Sebagaimana diketahui, Cornelis de Houtman adalah pemimpin ekspedisi pertama Belanda ke Hindia (1595-1597). Semua penulis hanya menyebut Cornelis de Houtman hanya sampai di Bali. Informasi ini tidak akurat, sebab faktanya tim ekspedisi Cornelis de Houtman juga mengelilingi pulau Lombok.
Sejarah
Lombok adalah serial artikel Sejarah Lombok dan Sumbawa. Sejarah
Lombok juga dimaksudkan untuk menyatakan Sejarah Nusa Tenggara Barat
(NTB). Sejarah Lombok. Penulisan Sejarah Lombok ini sebagai bagian
dari menarasikan Sejarah Menjadi Indonesia. Sejauh ini sudah diupload Sejarah Bali, Sejarah Ambon (Maluku dan Papua), Sejarah Makassar (Sulawesi bagian
Selatan), Sejarah Surabaya, Sejarah Semarang. Sejarah Yogyakarta, Sejarah Bandung, Sejarah Jakarta,
Sejarah Bogor, Sejarah Depok dan lainnya. Juga sudah diupoad Sejarah Palembang,
Sejarah Padang, Sejarah Medan, Sejarah Padang Sidempuan dan lainnya. Setelah
Sejarah Lombok serial artikel berikutnya akan menarasikan Sejarah Manado
(Sulawesi bagian Utara), Sejarah Banjarmasin (Kalimantan), Sejarah Riau,
Sejarah Aceh dan Sejarah Banten.
Lantas seperti apa sejarah awal (pulau) Lombok? Kita mulai dari kehadiran Cornelis de Houtman di Lombok.
Yang jelas posisi GPS kerajaan di Lombok tidak berada di barat tetapi di timur
pulau. Lombok adalah nama kampong sementara Selaparang adalah nama kerajaan.
Kampong Lombok berada di pantai, yang diduga menjadi pelabuhan Kerajaan
Selaparang. Bagaimana penjelasannya? Untuk menambah pengetahuan dan untuk meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sumber
utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat
kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung
(pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis)
dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber
disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Cornelis de Houtman dan Lombok
Ekspedisi pertama Belanda ke Hindia (1595-1597)
yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman hanya ditulis mendarat di Bali pada
tanggal 25 Januari 1597. Faktanya lebih dari itu. Sejatinya empat kapal
ekspedisi ini sejatinya lebih dahulu ke Lombok baru ke Bali. Dalam peta-peta ekspedisi
yang menjadi lampiran laporan ekspedisi dicatat empat kapal tersebut tiba di
Lombok (pantai timur laut) pada tanggal 12 Desember 1596.
Ekspedisi
Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman dimulai pada tanggal 2 April
1595, setelah sempat stay enam bulan di Madagaskar pada akhirnya mendarat di
Banten pada tanggal 27 Juni 1596. Dari Banten kemudian berlayar ke arah timur
hingga berbelok di pulau Lombok. Laporan ekspedisi ini terdapat dalam jurnal
tahun 1598 berjudul: ‘Journael vande reyse der Hollandtsche schepen ghedaen in
Oost Indien, haer coersen, strecking hen ende vreemde avontueren die haer
bejegent zijn, seer vlijtich van tijt tot tijt aengeteeckent, ...’. Dalam
jurnal ini ditemukan beberapa peta-peta termasuk peta pulau Sumatra dan Jawa.
Di dalam laporan ini juga dilampirkan peta-peta geografis. Pada salah satu peta
geografis ini disebutkan tiba di Lombok pada tanggal 12 Desember 1596.
Peta geografis pertama pulau Lombok diambil pada
posisi 6.10 LS tidak jauh dari sebuah pulau. Pulau Lawang/Sulat. Namun karena pantainya
dangkal, dilanjutkan ke arah barat laut 2.25 derajat. Posisi ini diduga kuat
adalah teluk yang kini menjadi pelabuhan Labuhan Lombok (Pelabuhan Kayangan).
Tim ekspedisi menemui kampong dan bertemu dengan kepala kampong dimana terdapat
100 pria penjaga (prajurit). Kampong ini diduga adalah kampong Lombok
(pelabuhan).
Cornelis de Houtman di Lombok 12 Desember 1596 |
Dari kepala kampong ini tim ekspedisi memperoleh
kabar wilayah ini di bawah kekuasaan Radja Iapara [Jepara] sejak tahun 1593, Di
sekitar kampong banyak ditemukan ayam dan kerbau. Di ujung timur terlihat ada
pohon aren dan pohon kelapa. Di sebelah timur 3/4 terdapat pulau [tanjung].
Dari deskripsi ini, tim ekspedisi Cornelis de Houtman telah singgah di (pulau)
Lombok. Munculnya koloni Djepara di Lombok pada tahun 1593 dapat dikaitkan
dengan Islamisasi di Jawa. Sejak 1550 para pangeran Islam di wilayah pelabuhan (pantai) telah
menguasai Jawa, yang pada tahun 1597 Islamisasi tersebut telah melampaui wilayah
Pasoeroean. Hanya tersisa Blambangan, Dalam laporan Cornelis de Houtman (1597)
ketika mereka berada di (pulau) Bawean datang seorang pangeran (Hindoe) dari
Blambangan meminta bantuan mereka, tetapi pada saat yang sama mereka juga
mendengar seorang pangeran dari Panaroekan (masih basis Hindoe) telah ke
Sedajoe (Islam) lalu membawa pasukan untuk mengatasi situasi politik yang tidak
menentu di Blambangan. Cornelis de Houtman mengabaikan permintaan pangeran dari
Blambangan. Dalam laporan Cornelis de Houtman juga mencatat bahwa di Pasoeroean
adalah seorang pangeran Islam yang fanatik--ia adalah bupati Senapati, penguasa
Mataram, yang telah menaklukkan Pasoeroean pada 1587--mengepung kota
Balambangan yang terletak di muara sungai Pangpang. Hanya beberapa saat setelah
kepergian kami, Panaroekan, yang rajanya sangat dekat dengan Portugis, tidak
lama setelah jatuhnya kota ini, agama Hindu di Jawa berakhir. Saat ekspedisi
Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman tiba di Lombok mengetahui bahwa di
pulau itu sudah ada koloni Djapara (sejak 1593). Dalam hal ini Islamisasi di
Blambangan dan Lombok relatif terjadi pada kurun waktu yang sama. Hindu hanya
terisa di (pulau) Bali. Cornelis de Houtman setelah dari Lombok mereka juga ke
Bali (lalu kembali ke Belanda).
Pada tanggal 10 Januari 1597 empat kapal ini
berada di selatan pulau Lombok (membuat peta geografis pantai selatan pulau
Lombok). Disebutkan dalam peta, kapal Amsterdam bermasalah. Lalu pada area
antara pulau Lombok dan pulau di sebelah barat (pulau Penida) akhirnya kapal
Amsterdam dibakar. Pada tanggal 18 Januari 1597 mendekati pulau Bali (membuat
peta geografis sisi timur pulau).
Cornelis de Houtman di Bali 18 Januari 1597 |
Tunggu deskripsi lengkapnya
Kerajaan Selaparang di Lombok
Pada saat Cornelis de Houtman mendarat di teluk
Lombok (pantai timur Lombok) pada bulan Deseber 1597, di kerajaan Selaparang sudah
terbentuk koloni Djapara. Orang-orang Djapara ini diduga telah menyiarkan agaa
Islam di seluruh pulau. Kerajaan Selaparang paling tidak memiliki tiga bupati
di tempat lain yang mewakili wilayah pulau (pantai utara, pantai barat dan
pantai selatan). Kontak pertama Belanda ini kemudian berlanjut pada tahun 1599
namun setelah itu tidak ada lagi kontak dengan penduduk Sasak untuk waktu yang
lama.
Sejak
1605 Belanda memusatkan perhatian di Banten dan Amboina. Pada tahun 1619 pos
perdagangan utama Beanda (VOC) dipusatkan di Batavia. Intensitas perdagangan
VOC selain di Amboina, juga di Makassar dan Sumatra. Pedagang-pedagang VOC
mrmbuka pos di Bima. Perdagangan (pulau) Lombok berorientasi ke Bima di pulau
Sumbawa. Perselisihan Pemerintah VOC dengan kerajaan Gowa memicu perang dan
kerajaan Gowa ditaklukkan pada tahun 1669. Sejak itu perjanjian dengan kerajaan
Bima diperbarui dan kemudian diperluas dengan perjanjian dengan radja-radja
Tambora, Dompo, Soembawa dan lainnya. Semuanya di pulau Sumbawa.
Pada tahun 1675 Pemerintah VOC memperluas
perjanjian ke kerajaan Selaparang di Lombok. Pejabat VOC yang dikirim adalah Holateyn.
Pada tangga 19 Maret 1675 suatu perjanjian disepakati dengan para pangeran
(bupati) Lombok.
Kerajaan
Selaparang adalah kerajaan terpenting di pulau Lombok. Orang-orang kerajaan
Selaparang Lombok terhubung dengan kerajaan-kerajaan lainnya seperti kerajaan Djepara,
kerajaan Gowa dan kerajaan Banten. Setelah berakhirnya kerajaan Djepara dan
kerajaan Gowa, kerajaan Selaparang masih terhubung dengan kerajaan Banten. Ini
dapat dilihat dari kunjungan pembesar (kerajaan) Selaparang ke (kerajaan)
Banten (lihat Daghregister
31
Desember 1710).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar