*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Tidak banyak negara, sejarah Indonesia adalah
sejarah yang sangat khas. Sejarah kemerdekaan Indonesia dapat dikatakan masih seumur
jagung. Namun sejarah kehadiran Belanda di Indonesia (berkoloni dan menjajah)
itu ratusan tahun. Yang jelas kini bahasa Belanda di Indonesia tidak popular,
bahkan menjadi kerap diolok-olok. Sebagai gantinya bahasa Inggris yang popular.
Namun kurangnya orang Indonesia yang tidak bisa berbahasa Belanda, memiliki
dampak pada penulisan narasi sejarah Indonesia.
Pada masa lampau orang Indonesia (baca; pribumi di Hindia Belanda) awalnya mempertanyakan arti pengetahuan bahasa Belanda. Ketika Pemerintah Hindia Belanda ingin memperluas bahasa Belanda di berbagai jenis sekolah, termasuk sekolah guru banyak penentangan. Namun sikap ngotot pemerintah menjadikan bahasa Belanda sebagai bahasa resmi negara, terutama untuk tujuan belajar hingga perguruan tinggi, menjadi celah bagi siswa/mahasiswa pribumi (baca: Indonesia) untuk mendapat gelar sarjana. Dalam hal ini termasuk Ir Soekarni dan Drs Mohamad Hatta. Dengan modal bahasa Belanda dan level pendidikan dan pengertahuan yang menjadi lebih tinggi, diantara para pejabat yang umumnya bangsa Belanda, para golongan muda Indonesia mulai memperjuangkan kemerdekaan. Cita-citanya dapat dicapai. Lalu dengan modal kemerdekaan, dalam arti luas, bahasa Belanda dicampakkan. Hal itulah mengapa di Indonesia pada masa ini nyaris tak berbilang orang Indonesia yang bisa berbahasa belanda, termasuk dalam bahl ini mahasiswa dan dosen Ilmu Sejarah di perguruan tinggi. Ada untungnya mengentaskan bahasa Belanda dari Indonesia, tetapi apa ruginya dalam penulisan narasi sejarah Indonesia?
Lantas bagaimana sejarah dilema bahasa Belanda di Indonesia? Seperti disebut di atas, bahasa (bangsa) Belanda begitu lama berkoloni dan menjajah di Indonesia, sehingga Ketika perjuangan kemerdekaan penuh, maka bahasa Belanda secara alamiah terentaskan. Lalu bagaimana sejarah dilema bahasa Belanda di Indonesia?Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.