*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Gayo
adalah salah satu suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Provinsi
Aceh bagian tengah. Wilayah tradisional suku Gayo meliputi Kabupaten Aceh
Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Gayo Lues, dan beberapa sebarannya di
Kabupaten Aceh Tenggara. Bahasa Gayo adalah bahasa yang dipakai sebagai bahasa
sehari-hari oleh masyarakat Gayo. Bahasa ini termasuk kelompok bahasa yang
disebut "Northwest Sumatra-Barrier Islands" dari rumpun bahasa
Austronesia.
Bahasa Gayo sebuah bahasa dari rumpun Austronesia yang dituturkan oleh Suku Gayo di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues. Ke 3 daerah ini merupakan wilayah inti suku Gayo. Keberadaan bahasa ini sama tuanya dengan keberadaan orang Gayo “Urang Gayo”. Sementara orang Gayo “Urang Gayo” merupakan suku asli yang mendiami Aceh. Mereka memiliki bahasa, adat istiadat sendiri. Daerah kediaman mereka sendiri disebut dengan Tanoh Gayo (Tanah Gayo). Bahasa Gayo termasuk dalam rumpun bahasa Melayo-Polinesia seperti yang disebutkan Domenyk Eades dalam bukunya A Grammar of Gayo: A Language of Aceh, Sumatra: Salah satu dampak dari pesebaran yang terjadi yaitu adanya variasi dialek pada bahasa Gayo. Namun, untuk kosakata tidak menunjukan pengaruh yang begitu besar. Sebagai contoh, bahasa Gayo yang ada di Lokop, sedikit berbeda dengan bahasa Gayo yang ada di Gayo Kalul, Gayo Lut, Linge dan Gayo Lues. Hal tersebut disebabkan karena pengaruh bahasa Aceh yang lebih dominan di Aceh Timur. Begitu juga halnya dengan Gayo Kalul, di Aceh Tamiang. Dialek Gayo Lut terdiri dari sub-dialek Gayo Lut dan Deret. Dialek Gayo Lues terdiri dari sub-dialek Gayo Lues dan Serbejadi. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Gayo, kelompok populasi asli di wilayah Aceh? Seperti disebut di atas, bahasa Gayo berada diantara bahasa Batak dan bahasa Aceh. Dialek Gayo Kalul, Gayo Lut, Gayo Linge dan Gayo Lues. Lalu bagaimana sejarah bahasa Gayo, kelompok populasi asli di wilayah Aceh? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.