*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Era penjajahan adalah era yang paling menyakitkan bagi bangsa Indonesia. Penjajah dalam hal ini apakah Belanda atau Jepang sama kejamnya. Penjajahan adalah praktek dominasi terhadap penduduk pemilik hak berdaulat. Diantara penduduk muncul para pemimpin yang berusaha berjuang demi rakyat, tetapi para pemimpin selalu dapat dikalahkan. Itulah gambaran umum tentang penjajahan. Kalah dalam berjuang adalah biasa, tetapi melakukan tindakan perjuangan adalah patriot.
Era penjajahan adalah era yang paling menyakitkan bagi bangsa Indonesia. Penjajah dalam hal ini apakah Belanda atau Jepang sama kejamnya. Penjajahan adalah praktek dominasi terhadap penduduk pemilik hak berdaulat. Diantara penduduk muncul para pemimpin yang berusaha berjuang demi rakyat, tetapi para pemimpin selalu dapat dikalahkan. Itulah gambaran umum tentang penjajahan. Kalah dalam berjuang adalah biasa, tetapi melakukan tindakan perjuangan adalah patriot.
Penjajajahan Belanda berakhir tahun
1942 setelah Jepang melakukan pendudukan di Indonesia. Awalnya Jepang datang membebaskan
Indonesia dengan iming-iming sesama bangsa Indonesia. Namun kenyataannya Jepang
tidak kalah kejamnya dibanding Belanda. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang
takluk kepada sekutu. Pasukan sekutu/Inggris datang untuk melucuti militer
Jepang dan membebaskan para interniran Eropa/Belanda. Akan tetapi di
belakangnya, Belanda kembali mengambil alih Indonesia. Belanda kembali
menjajah.
Pengalaman Dr Marzoeki, Kepala
Djawatan Kesehatan Kota Djakarta adalah salah satu contoh pengalaman dari para
pejuang bangsa Indonesia dalam menghadapi tindakan penjajah apakah Jepang atau
Belanda. Dr Marzoeki pernah disiksa Jepang, Dr Marzoeki juga pernah diusir
Belanda. Pengalaman Dr Marzoeki adalah gambaran umum bagaimana pemimpin
Indonesia berjuang melawan penjajah. Mari kita telusuri bagaimana Dr Marzoeki berjuang.