*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Pahlawan
Nasional dari provinsi Jawa Barat Dewi Sartika. Seperti nama RA Kartini berasal
dari Japara sangat terkenal di Jawa Tengah, nama Dewi Sartika sangat terkenal
pula di Jawa Barat. Namun nama Alimatu’ Saadiah di Padang tidak dikenal karena
kurang terinformasikan. Tentulah sajarah Dewi Sartika sudah ditulis dengan
baik. Namun sejauh diterus dilakukan penggalian data, narasi sejarah Dewi
Sartika tetap perlu ditulis.
Raden Dewi Sartika (4 Desember 1884 – 11 September 1947)
adalah tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita. Ia diakui sebagai Pahlawan
Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1966. Putri R. Rangga Somanegara
dan R. A. Rajapermas di Cicalengka. Ketika masih kanak-kanak, ia selalu bermain
peran menjadi seorang guru ketika seusai sekolah bersama teman-temannya. Setelah
ayahnya meninggal, ia tinggal bersama dengan pamannya. Ia menerima pendidikan
yang sesuai dengan budaya Sunda oleh pamannya, meskipun sebelumnya ia sudah
menerima pengetahuan mengenai budaya barat. Pada tahun 1899, ia pindah ke
Bandung. Pada 16 Januari 1904, ia membuat sekolah yang bernama Sekolah Isteri
di Pendopo Kabupaten Bandung. Sekolah tersebut kemudian direlokasi ke Jalan
Ciguriang dan berubah nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri pada tahun 1910. Ia
mengajarkan para wanita membaca, menulis, berhitung, pendidikan agama dan
berbagai ketrampilan. Pada tahun 1912, sudah ada sembilan sekolah yang tersebar
di seluruh Jawa Barat, lalu kemudian berkembang menjadi satu sekolah tiap kota
maupun kabupaten pada tahun 1920. Pada September 1929, sekolah tersebut
berganti nama menjadi Sekolah Raden Dewi. Pasca kemerdekaan, kesehatan Dewi
Sartika mulai menurun. Ketika terjadi Agresi Militer Belanda dalam masa perang
kemerdekaan, ia terpaksa ikut mengungsi ke Tasikmalaya. Dewi Sartika meninggal
pada 11 September 1947 di Cineam dan dimakamkan di sana. Setelah keadaan aman,
makamnya dipindahkan ke Jalan Karang Anyar, Bandung (Wikipedia).
Lantas
bagaimana sejarah Pahlawan Nasional Dewi Sartika? Seperti disebut di atas, banyak
tokoh wanita pada era Hindia Belanda, selain Dewi Sartika ada RA Kartini dan
Alimatu’ Saadiah. Lalu bagaimana Dewi Sartika? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.