Senin, 06 Januari 2020

Sejarah Jakarta (75): Sejarah Manggarai dan Kanal Barat Sungai Ciliwung; 'Stasion Bukit Duri' Ganti Nama Jadi 'Stasion Manggarai'


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini 

Pada masa ini stasion Manggarai berada di kelurahan Manggarai, kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Tetangga kelurahan Manggarai adalah kelurahan Bukit Duri, tempat dimana terdapat dipo. Pada awal pembangunan jalur kereta api di Batavia (1869), dua stasion terakhir adalah stasion Pengangsaan dan stasion paling ujung Boekit Doeri yang. Namun dalam perkembangannya stasion Boekit Doeri disebut stasin Meester Cornelis lalu dibangun stasion baru antara Meester Cornelis dengan Pengangsaan dengan nama stasion Boekit Doeri. Pada saat di stasion  Boekit Doeri dipromosikan dengan mambangun dipo yang besar namanya berganti menjadi stasion Manggarai. Sebaliknya stasion Meester Cornelis di Boekit Doeri dilikuidasi dan hanya dijadikan sebagai dipo pembantu.

Satsion Boekit Doeri di Tanah Rendah (Peta 1914)
Pada tahun 2021 Stasion Manggarai akan menjadi stasion jaraj jauh, sementara stasion Gambir akan digunakan sebagai stasion KRL Commuter. Ini berarti stasion Manggarai akan pertama kali menjadi stasion jarak jauh. Awalnya stasion jarak jauh dari doeloe diposisikan di stasion Kota lalu kemudian digeser ke stasion Gambir. Selama ini KRL Commuter tidak melayani penumpang di stasion Gambir (stasion antara stasion Juanda dan stasion Gondangdia). Apa yang terpenting dari pemusatan baru kereta api jarak jauh di stasion Manggarai adalah sudah adanya layanan kereta bandara. Dengan demikian stasion Manggarai akan terintegrasi dengan tiga layanan: KRL commuter, kereta api bandara dan kereta api jarak jauh. Peta 1914   

Lantas mengapa nama stasion Boekit Doeri di kampong Tanah Rendah di sisi barat sungai Tjiliwong diubah namanya menjadi stasion Manggarai (sementara kampong Manggarai berada di sisi timur sungai Tjiliwong)? Pertanyaan lainnya adalah mengapa dibangun Kanal Barat dan kemudian jalur kereta api ke tanah abang di Tjikini/Menteng digeser ke sisi Kanal Barat? Pertanyaan-pertanyaan ini tentu masih menarik karena belum pernah ditulis. Untuk itu mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.