Sabtu, 31 Maret 2018

Sejarah Kota Medan (64): Sutan Puasa dari Mandailing Pendiri Kota Kuala Lumpur dan Guru Patimpus adalah Pendiri Kota Medan


*Semua artikel Sejarah Kota Medan dalam blog ini Klik Disini

Pagi ini saya mendapat email dari  sahabat Abdur-Razzaq Lubis. Buku yang menjadi idam-idamannya sudah terbit berjudul ‘Sutan Puasa: Founder of Kuala Lumpur’. Sahabat Abdur-Razzaq Lubis mengundang untuk hadir dalam dua acara yang beriringan. Acara Book Launch yang akan diadakan minggu depan Saturday, 7 April 2018, 3:00 pm to 5:00 pm at ILHAM Gallery, Kuala Lumpur; dan esoknya acara Book Talk yang akan diadakan Sunday, 8 April 2018, 10:00 am to 1:00 pm at Galeri Petronas, Level 3, Suria KLCC

Abdur-Razzaq Lubis telah membuktikan bahwa Kota Kuala Lumpur didirikan oleh Sutan Puasa bermarga Lubis yang bermigrasi dari Mandailing. The book will be launched by well-known singer Datuk Sheila Majid, who is a descendant of the Mandailing entrepreneur, Sutan Puasa. Penyanyi terkenal dari Malaysia, Sheila Madjid, ibunya bermarga Lubis.

Lalu saya teringat pendiri kota Medan yang secara historis disebutkan didirikan oleh Guru Patimpus bermarga Sembiring yang bermigrasi dari Karo. Dengan pembuktian oleh Abdur-Razzaq Lubis bahwa Kota Kuala Lumpur didirikan oleh Sutan Puasa maka dengan sendirinya akan menyandingkan nama pendiri Kota Medan. Secara epistemologi di Asia Tenggara hanya Kota Medan dan Kota Kuala Lumpur yang secara eksplisit diketahui siapa pendirinya.

Sejarah Semarang (22): Teka-Teki Sungai Semarang, Warga Menjadi Gagal Paham; Havenkanaal, Kanal Barat, Lawang Sewu

* Untuk melihat semua artikel Sejarah Semarang dalam blog ini Klik Disini

Area yang menjadi Kota (lama) Semarang di masa lampau adalah pertemuan luapan air bah (air banjir) dan luapan air pasang (rob). Pada era Pemerintahan Nederlandsch Indie (Hindia Belanda) mulai dirintis kanal-kanal agar persaingan antar banjir dan rob dapat dikendalikan seperti halnya di Amsterdam. Namun ternyata itu tidak mudah. Akhirnya Kota Semarang gagal menjadi replika Kota Amsterdam.

Sungai Semarang (1880)
Sungai Semarang adalah situs paling kuno di Semarang. Sungai ini sejatinya pada masa ini berada di tengah-tengah Kota Semarang. Namun karena adanya upaya kanalisasi, situs sungai Semarang yang asli malah menjadi hilang bentuk. Situs baru yang terbentuk adalah pelabuhan kanal Havenkanaal dan Banjir Kanal Barat. Situs sungai Semarang lambat laun hilang tak berkesan. Popularitas Havenkanaal dan Banjir Kanal telah menenggelamkan riwayat sungai Semarang sendiri.

Bagaimana sungai Semarang menghilang jarang terinformasikan. Padahal situs sungai Semarang justru sangat banyak menyimpan artefak-artefak kuno. Hal ini karena di sungai inilah pada masa lampau terjadi lalu lintas perdagangan yang intens antara penduduk asli di pedalaman (Jawa) dan para pedagang-pedagang Melayu, Tionghoa, Arab dan lainnya. Oleh karena itu, ada baiknya sejarah situs sungai Semarang perlu dihidupkan kembali agar warga Kota Semarang tidak gagal memahami kota yang indah ini. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.