Senin, 08 Januari 2024

Sejarah Bahasa (225): Bahasa Nunusaku di Jantung Pulau Seram; Gunung Binaya dan Dialek Bahasa Kelompok Populasi Kecil


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa-bahasa Nunusaku, yaitu rumpun dan bahasa-bahasa asli di pulau Seram dan sekitarnya. Bahasa Amahai masih serumpun dengan bahasa-bahasa Nunusaku. Di pulau Seram sendiri cukup banyak penutur bahasa yang berbeda dalam kelompok populasu kecil. Konon, dialek-dialej bahasa itu bersumber dari bahasa sama yang menjadi rumpun bahasa Nunusaku.


Ungkapan Maluku Satu Darah dalam Prespektif Cerita Nunusaku. Kantor Bahasa Maluku. Helmina Kastanya. Maluku Satu Darah adalah sebuah ungkapan yang mengandung makna mendalam. Ungkapan ini memiliki kekuatan besar untuk menyatukan seluruh anak Maluku. Kisah-kisah masa lampau dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi: Masyarakat Maluku berasal dari satu suku bangsa kemudian menyebar yang terbentuknya negeri-negeri di Maluku terutama di pulau Ambon, pulau Lease, pulau Buru, dan pulau Seram. Kisah Nunusaku sebagai sejarah awal kehidupan masyarakat Maluku merupakan salah satu titik pemaknaan Maluku Satu Darah. Umumnya sejarah masa lampau masyarakat Maluku menyebutkan bahwa diri mereka berasal dari pulau Seram. Kehidupan di Nunusaku bagaikan sebuah kerajaan. Hingga pada suatu masa terjadi peperangan antarmasyarakat setempat yang mengakibatkan terjadinya perpecahan di Nunusaku. (https://kantorbahasamaluku.kemdikbud.go.id/2018)

Lantas bagaimana sejarah bahasa-bahasa Nunusaku di jantung pulau Seram? Seperti disebut di atas bahasa-bahasa rumpun Nunusaku berada di pulau Seram; Dialek-dialek bahasa kelompok populasi kecil di pulau Seram. Lalu bagaimana sejarah bahasa-bahasa Nunusaku di jantung pulau Seram? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe. Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (224): Bahasa Piru Bahasa di Teluk Piru di Bagian Barat Pulau Seram; Asilulu, Luhu (Piru), Manipa, Larike, Sepa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Teluk Piru adalah sekelompok dua puluh bahasa Melayu-Polinesia yang digunakan di Pulau Ambon dan sekitar Teluk Piru di pulau Seram. Tak satu pun dari bahasa-bahasa tersebut memiliki lebih dari dua puluh ribu penutur, dan beberapa di antaranya terancam punah. Bahasa-bahasa tersebut adalah sebagai berikut: Teluk Piru Barat (pulau Seram dan pulau Ambon) Asilulu, Hoamoal: Luhu (Piru), Manipa; Larike-Wakasihu, Boano. Teluk Piru Timur: Sepa, Teluti, Solehua.


Seram Barat adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, Indonesia. Pusat pemerintahannya berada di Desa Piru yang juga merupakan ibu kota Kabupaten Seram Bagian Barat. Pada tahun 2020, penduduk Seram Barat berjumlah 35.045 jiwa dengan kepadatan 70 jiwa/km². Hal tersebut menempatkan Seram Barat sebagai kecamatan berpenduduk terbanyak kedua di Kabupaten Seram Bagian Barat setelah Kecamatan Huamual. Kecamatan Seram Barat terdiri atas 7 desa desa terjauh dari ibu kota kecamatan adalah Desa Kaibobo yang berjarak 25 km dari Piru. Berikut adalah daftar desa di Kecamaran Seram Barat: Kaibobo, Eti, Lumoli, Morekau, Neniari, Piru dan Kawa (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Piru bahasa teluk Piru di bagian barat pulau Seram? Seperti disebut di atas bahsa Piru dituturkan di teluk Piru pulau Seram. Dialek-dialen bahasa Asilulu, Luhu (Piru), Manipa, Larike, Boano. Sepa, Teluti dan lainnya. Lalu bagaimana sejarah bahasa Piru bahasa teluk Piru di bagian barat pulau Seram? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982