Tampilkan postingan dengan label Sejarah Surakarta Solo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Surakarta Solo. Tampilkan semua postingan

Minggu, 05 Februari 2023

Sejarah Surakarta (80): Susuhunan XII a/n Pakubuwana XIII; Naik Tahta, Solo 11 Juni 1945, Meninggal di Surakarta 11 Juni 2004


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Raja Surakarta masa ini disebut Sri Susuhunan Pakubuwana XIII (Susuhunan XII), lahir 28 Juni 1948 yang bertakhta sejak 2004. Namun dalam hal ini yang dibicarakan adalah Susuhunan Pakubuwana XII. Nama Soesoehoenan dan Pakoeboewono adalah dua nama penting di wilayah Soerakarta dari masa ke masa, sejak era VOC (bahkan hingga masa ini).


Letnan Jenderal TNI (Tit.) Susuhunan Pakubuwana XII (14 April 1925-11 Juni 2004) adalah susuhunan Surakarta, masa pemerintahannya 59 tahun (1945-2004). Nama aslinya adalah Raden Mas Suryo Guritno, putra Pakubuwana XI. Suryo Guritno pernah bersekolah di ELS Pasar Legi, Surakarta. Suryo Guritno sering dipanggil dengan nama Bobby. Tahun 1938 Suryo Guritno berhenti sekolah sekitar lima bulan, karena harus mengikuti ayahandanya, Pakubuwana X, pergi ke Belanda bersama raja-raja di Hindia Belanda untuk menghadiri peringatan 40 tahun takhta Ratu Wilhelmina. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke HBS di Bandoeng. Belum tamat, pecah Perang Pasifik dan Hindia Belanda pun jatuh ke tangan Jepang. Raden Mas Suryo Guritno naik takhta sebagai Pakubuwana XII pada tanggal 11 Juni 1945. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan, pada 1 September 1945 Pakubuwana XII bersama Mangkunegara VIII, secara terpisah mengeluarkan dekret (maklumat) resmi kerajaan yang berisi pernyataan ucapan selamat dan dukungan terhadap Republik Indonesia, empat hari sebelum maklumat Hamengkubuwana IX dan Pakualam VIII. Lima hari kemudian, 6 September 1945, Kesunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran mendapat Piagam Penetapan Daerah Istimewa dari Presiden Soekarno. Susuhunan Pakubuwana XII pernah menerima kunjungan Presiden Soekarno tahun 1946. Selama perang kemerdekaan Pakubuwana XII memperoleh pangkat militer kehormatan (tituler) Letnan Jenderal dari Presiden Soekarno. Pada awal pemerintahannya, Pakubuwana XII dinilai gagal mengambil peran penting dan memanfaatkan situasi politik Republik Indonesia, sehingga pamornya di mata rakyat kalah dibanding Hamengkubuwana IX di Yogyakarta. Karena Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan, secara otomatis Surakarta yang merupakan saingan lama menjadi pusat oposisi. Kaum radikal bernama Barisan Banteng yang dipimpin Dr. Muwardi dengan berani menculik Pakubuwana XII dan Sutan Syahrir sebagai bentuk protes terhadap pemerintah Indonesia (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Susuhunan XII Pakubuwana XIII? Seperti disebut di atas, Pakuboeowono XIII adalag raja Soerakarta terlama, naik takhta 11 Juni 1945 dan meninggal di Kota Surakarta 11 Juni 2004. Susuhunan XII berkuasa di Soerakarta berbeda dengan para pendahulunya pada era Pemerintah Hindia Belanda. Apakah ada perbedaannya? Lalu bagaimana sejarah Susuhunan XII Pakubuwana XIII? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Surakarta (79):Alun-Alun Surakarta, Riwayat Aloon-Aloon Tempoe Doeloe; Alun Alun Kota di Sumatra Disebut Esplanade


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Sejarah kota Surakarta adalah sejarah yang sangat Panjang. Penanda kota ini bermula di lingkungan dimana kraton Soerakarta berada. Bagian dari lingkungan kraton yang menjadi penanda kota ini adalah alun-alun. Hingga sekarang alun-alun (kota) Soerakarta ini masih eksis. Dalam hal ini dapat diakatakan kota Surakarta masa kini bermula dari aloen-aloen Soerakarta dan situsnya masih ada pada masa kini. Pada era Pemerintah Hindia Belanda, di Sumatra, aloon-aloon kota disebut Esplanade. Dalam hal ini ada baiknya juga memperhatikan kehadiran museum di kota-kota termasuk di Soerakarta.


Radya Pustaka di Kota Solo, Museum Tertua Indonesia Kompas.com. 12/10/2020. Hari Museum Nasional jatuh setiap tanggal 12 Oktober. Memperingati hari nasional itu bisa dilakukan dengan mengunjungi Museum Radya Pustaka yang merupakan museum tertua di Indonesia. Museum Radya Pustaka dibangun oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada masa pemerintahan Raja Surakarta saat itu, Pakubuwono IX di Dalem Kepatihan pada tanggal 28 Oktober 1890. Pendiri museum pernah menjabat sebagai patih Pakubuwono IX dan raja selanjutnya, yakni Pakubuwono X. Lokasi museum dulunya tidak berada di samping Jalan Slamet Riyadi Kota Solo. Dari Dalem Kepatihan, Museum Radya Pustaka dipindah ke lokasi yang sekarang ini pada 1 Januari 1913. Lokasi museum berada di samping Taman Sriwedari. Gedung yang sekarang menjadi Museum Radya Pustaka dulunya merupakan kediaman seorang warga Belanda bernama Johannes Busselaar. Museum Radya Pustaka menyimpan sejarah kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam. Ada pula koleksi bersejarah, seperti arca, manuskrip, buku, pusaka, dan wayang kulit kuno. Terdapat patung seorang pujangga Keraton Surakarta pada abad ke-19 bernama Raden Ronggowarsito yang ada di halaman museum. Ia bisa jadi merupakan inisiator pengumpul artefak di museum karena predikatnya sebagai orang pintar atau pujangga di zamannya. Penetapan Hari Museum Nasional berawal acara Musyawarah Museum se-Indonesia (MMI) di Yogyakarta pada 12-14 Oktober 2020 (https://travel.kompas.com/)

Lantas bagaimana sejarah alun-alun Surakarta, riwayat aloon-aloon tempo doeloe? Seperti disebut di atas kota Soerakarta adalah termasuk kota tua dimana sejak awal sudah ada alun-alun kota, alun-alun yang masih eksis hingga ini hari. Aloen-Aloen di kota-kota Sumatra disebut Esplanade. Lalu bagaimana sejarah alun-alun Surakarta, riwayat aloon-aloon tempo doeloe? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 04 Februari 2023

Sejarah Surakarta (78): Nama Surakarta Jadi Kota dan Nama Yogyakarta Jadi Provinsi; Residentie Soerakarta-Residentie Jogjakarta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, system pemerintahan dari presidensial menjadi parlementer, mulai dibentuk dewan (KNIP). Seiring dengan memanasnya suhu politik di Djakarta (antara Sekutu/Inggris dan Belanda/NICA di satu pihak dan Pemerintah Indonesia dan para pejuang kemerdekaan di sisi lain) dewan baru ini ‘dipusatkan’ di Jogjakarta. Dengan semakin gentingnya di ibu kota, dewan di Jogjakarta ini meminta Presiden Soekarno dan pemerintahan dipindahkan ke Jogjakarta. Lalu setelah berbagai pertimbangan, Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohamad Hatta dan Menteri Penerangan/Pertahanan Amir Sjarifoeddin Harahap pada tanggal 3 Januari 1946 berangkat ke Jogjakarta. Sejak inilah secara defacto ibu kota RI di Jogjakarta. 


Saat terbentuk Republik Indonesia (setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945), tanggal 1 September 1945 Paku Buwana XII mengeluarkan maklumat bahwa Nagari Surakarta Hadiningrat mendukung dan berada di belakang Pemerintah Republik Indonesia. Selama 10 bulan, Surakarta berstatus sebagai daerah istimewa setingkat provinsi (Daerah Istimewa Surakarta; diatur dalam Penetapan Pemerintah No. 16/SD Tahun 1946 dan Surat Wakil Presiden tanggal 12 September 1949). Karena berkembang gerakan antimonarki di Surakarta serta kerusuhan, penculikan, dan pembunuhan pejabat-pejabat Daerah Istimewa Surakarta, tanggal 16 Juni 1946 pemerintah RI membekukan status Daerah Istimewa di Surakarta dan menghilangkan kekuasaan politik Raja Nagari Surakarta dan Adipati Nagari Surakarta. Kemudian Surakarta ditetapkan menjadi tempat kedudukan dari residen, yang memimpin Karesidenan Surakarta. Karesidenan Surakarta terdiri dari daerah-daerah Kota Praja Surakarta, kabupaten-kabupaten Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Boyolali. Tanggal 16 Juni 1946 diperingati sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta modern. Setelah Karesidenan Surakarta dihapuskan pada tanggal 4 Juli 1950, Surakarta menjadi kota di bawah administrasi Provinsi Jawa Tengah (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah nama Soerakarta jadi Kota dan nama Jogjakarta jadi Provinsi? Seperti disebut di atas, itu bermula pada era perang kemerdekaan Indonesia, Nama Jogjakarta menjadi sangat penting karena dijadikan sebagai ibukota RI di pengungsian. Bagaimana dengan nama Soerakarta? Sejak tempo doeloe disebut Residentie Soerakarta dan Residentie Jogjakarta, bahkan Soerakarta lebih awal menyandang status nama residentie. Lalu bagaimana sejarah nama Soerakarta jadi Kota dan nama Jogjakarta jadi Provinsi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Surakarta (77): James I. Pamoedjo dan Orang Indonesia di Amerika Serikat; KMB di Den Haag dan PBB di New York


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Banyak nama Pamoedjo, terutama di Jawa. Juga tidak sulit menemukan nama Imam Pamoedjo. Akan tetapi hanya satu nama bernama James Imam Pamoedjoe. So, what? Nah, disini titik masalahnya. Siapa James Imam Pamoedjo? Usut punya usut, tempo doeloe nama Imam Pamoedjo terkait dengan Amerika Serikat. Bagaimana bisa? Nah, itu dia! Mari kita lacak!


Lost and Found: Dalam narasi sejarah masa kini, banyak tokoh kecil digelembungkan dan banyak pula tokoh besar yang dikerdilkan. Itu satu soal. Pertanyaan dalam hal ini bagaimana dengan soal lost and found para pelaku sejarah. Satu yang pasti, sudah banyak nama yang hilang selama ini (lost) kemudian ditemukan (found) sebagai pelaku sejarah yang penting yang kemudian namanya terus diapungkan ke permukaan. Namun juga masih banyak, tentu saja, nama-nama yang hebat dalam peristiwa sejarah masa lalu, tetapi belum berhasil diungkapkan, yang dalam hal ini juga termasuk yang belum ditemukan (lost of lost). Nama James Imam Pamoedjo, salah satu pelaku sejarah yang sudah ditemukan tetapi belum sepenuhnya terinformasikan. Sejarah tetaplah sejarah. Sejarah adalah narasi fakta dan data. Dalam blog ini sudah banyak pelaku sejarah (lost) yang ditemukan (found).

Lantas bagaimana sejarah James Imam Pamoedjo dan orang-orang Indonesia di Amerika Serikat? Seperti disebut di atas, banyak pelaku sejarah yang tidak terinformasikan (lost), tetapi juga mulai banyak yang lost of lost mulai ditemukan (found) termasuk James Imam Pamoedjo. Lalu apakah nama Pamoedjo ini terhubung dengan sejarah Soerakarta? Yang jelas ada peristiwa sejarah tentang Konferensi Meja Bundar di Den Haag dan orang-orang Indonesia di PBB. Lalu bagaimana sejarah James Imam Pamoedjo dan orang-orang Indonesia di Amerika Serikat? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 03 Februari 2023

Sejarah Surakarta (76): Pemerintahan di Soerakarta, Masa ke Masa Era Pemerintah Hindia Belanda; Soerakarta di Jawa Tengah


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Narasi sejarah pemerintahan di Soerakrata masa kini paling tidak muncul dua versi: Pemerintahan yang hanya membatasi pada penduduk setempat dan pemerintahan semasa Pemerintahan Hindia Belanda saja. Sejatinya, Surakarta adalah Soerakarta. Oleh karena itu, system pemerintahan apapun yang terjadi, sejauh sejarah wilayah Soerakarata yang dibicarakan, seharusnya semua rezim yang pernah memerintah harus diperhatikan.   


Eksistensi kota ini di mulai di saat Kesultanan Mataram memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745. Akibat perpecahan wilayah kerajaan, di Solo berdiri dua keraton: Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran, menjadikan kota Solo sebagai kota dengan dua admistrasi. Kekuasaan politik kedua kerajaan ini dilikuidasi setelah berdirinya Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Selama 10 bulan, Solo berstatus sebagai daerah setingkat provinsi, yang dikenal sebagai Daerah Istimewa Surakarta. Selanjutnya, karena berkembang gerakan antimonarki di Surakarta serta kerusuhan penculikan, dan pembunuhan pejabat-pejabat DIS, maka pada tanggal 16 Juni 1946 pemerintah Rl membubarkan DIS dan menghilangkan kekuasaan Kasunanan dan Mangkunegaran. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati Mangkunegara menjadi rakyat biasa di masyarakat dan keraton diubah menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Jawa. Kemudian Solo ditetapkan menjadi tempat kedudukan dan residen yang membawahi Karisidenan Surakarta (Residentie Soerakarta) dengan luas daerah 5.677 km2. Karesidenan Surakarta terdiri dari daerah-daerah Kota Praja Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukowati (sekarang bernama Kabupaten Sragen), Kabupaten Wonogiri Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali. sedangkan tanggal 16 Juni sampai sekarang ini diperingati sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta. Kota Surakarta. Setelah Karesidenan Surakarta dihapuskan pada tanggal 4 Juli 1950, Surakarta menjadi kota di bawah administrasi Provinsi Jawa Tengah (https://dprd.surakarta.go.id/)

Lantas bagaimana sejarah pemerintahan di Soerakarta, dari masa ke masa era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas bagaimana sejarah pemerintahan di Soerakarta dari masa ke masa kurang terinformasikan. Hal itu karena pemerintahan pada era Pemerintah Hindia Belanda tidak terinformasikan. Yang jelas kini Kota Soerakarta menjadi bagian daerah provinsi Jawa Tengah. Lalu bagaimana sejarah pemerintahan di Soerakarta, dari masa ke masa era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Surakarta (75): George McTurnan Kahin dan Sejarah di Soerakarta; Hubungan Amerika dan Indonesia dari Masa ke Masa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Siapa George McTurnan Kahin? Itu satu hal. Lalu apa hubungannya nama George McTurnan Kahin dengan sejarah di Soerakarta? Itu hal lain lagi. Okelah. Siapa sesungguhnya George McTurnan Kahin? George McTurnan Kahin adalah seorang Amerika, yang sejak awal sudah begitu dekat dengan Indonesia, bahkan sejak terjadinya pendudukan militer Belanda/NICA di wilayah Republik pada tahun 1948.


George McTurnan Kahin (1918-2000) seorang sejarawan Amerika Serikat. George McTurnan Kahin lahir 25 Januari 1918, di Baltimore, menerima gelar B.S. bidang sejarah dari Universitas Harvard tahun 1940. Selama Perang Dunia II, Kahin bertugas di Angkatan Darat Amerika Serikat antara tahun 1942 dan 1945, di mana "ia dilatih sebagai salah satu anggota dari kelompok GI berjumlah 60 orang yang akan diterjunkan ke Indonesia yang diduduki Jepang mendahului pasukan Sekutu". Namun, operasi itu dibatalkan. Akibatnya, satuannya dikirim ke medan perang di Eropa. Selama periode ini, ketertarikannya terhadap Asia Tenggara dan dia belajar berbicara bahasa Indonesia dan Belanda. Kahin kembali setelah perang untuk menyelesaikan studi masternya dari Universitas Stanford tahun 1946. Tesisnya berjudul The Political Position of the Chinese in Indonesia. Ia pergi ke Indonesia tahun 1948 untuk penelitian selama perang kemerdekaan Indonesia. Dia ditangkap pemerintah kolonial Belanda dan diusir. Setelah Kahin diusir dari Indonesia pada tahun 1949, ia membantu diplomat muda Indonesia Sumitro Djojohadikusumo, Soedarpo Sastrosatomo, dan Soedjatmoko selama mereka bekerja di PBB dan di Washington, D.C. Ia juga menjalin hubungan dekat dengan Soekarno dan Mohammad Hatta, Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia. Kahin menerima gelar Ph.D. dalam ilmu politik dari Universitas Johns Hopkins pada tahun 1951. Disertasinya, yang berjudul Nationalism and Revolution in Indonesia Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia (Kahin 1952), dianggap sebagai karya klasik tentang sejarah Indonesia (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah George McTurnan Kahin dan Sejarah Soerakarta? Seperti disebut di atas, George McTurnan Kahin sudah lebih awal mengenal Indonesia sebelum orang-orang Indonesia mengenalnya. Bagaimana bisa begitu? Hubungan Amerika dan Indonesia sudah ada dari masa ke masa bahkan sejak era VOC. Bagaimana bisa? Lalu bagaimana sejarah George McTurnan Kahin dan Sejarah Soerakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 02 Februari 2023

Sejarah Surakarta (74):Masjumi dan Perdana Menteri Mr Boerhanoeddin Harahap; Partai Islam Masa ke Masa, Bermula di Soerakarta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Masjumi dan Perdana Menteri Boerhanoeddin Harahap memiliki hubungan terkait satu sama lain. Lalu apa hubungannnya Boerhanoeddin Harahap dengan kota Soerakarta? Satu yang jelas partai Islam dari masa ke masa bermula di Soerakarta. Boerhanoeddin Harahap adalah salah satu aktivis muda Islam pada era perang kemerdekaaan Indonesia yang telah turut dalam terbentuknya parati Islam, Masjumi.    


Burhanuddin Harahap (12 Februari 1917-14 Juni 1987) merupakan politikus Indonesia dari Partai Masyumi yang menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia ke-9 (12 Agustus 1955- 24 Maret 1956). Lahir di Medan, Burhanuddin berasal dari keluarga Batak dan ayahnya merupakan pegawai pemerintah, pindah ke Jawa untuk melanjutkan studi, dan mulai aktif pergerakan nasional sebelum kuliah di Rechthoogeschool di Batavia. Setelah Indonesia merdeka, Burhanuddin menjadi anggota Masyumi dan mulai aktif berpolitik. Sebagai ketua fraksi Masyumi di Dewan Perwakilan Rakyat Sementara, Burhanuddin turut menjatuhkan Kabinet Wilopo karena persoalan hubungan bilateral dengan Uni Soviet, dan ia pernah ditunjuk sebagai formatur (pemegang tugas penyusunan pemerintah) meskipun gagal membentuk kabinet. Ia kembali ditunjuk sebagai formatur pada 1955, dan berhasil membentuk kabinet hasil koalisi partai-partai kecil dan Nahdlatul Ulama (NU). Kebijakan Burhanuddin sebagai perdana menteri banyak yang berlawanan dengan kebijakan pendahulunya, Ali Sastroamidjojo. Selama tujuh bulan pemerintahannya, Burhanuddin menjalankan kebijakan ekonomi berhaluan liberal. Setelah Masyumi gagal memenangkan pemilihan umum 1955, pemerintahan Burhanuddin melemah sampai akhirnya jatuh karena NU, yang tidak sepakat dengan pilihan Burhanuddin untuk bernegosiasi dengan Belanda dalam penyelesaian sengketa Irian Barat (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Masjumi dan Perdana Menteri Boerhanoeddin Harahap? Seperti disebut di atas, Boerhandoeddin Harahap tokoh partai Islam yang menjadi aktivitas mahasiswa Islam di Yogjakarta. Apakah hubungan Masjumi dan Boerhanoeddin Harahap dengan Solo? Satu yang jelas partai Islam masa ke masa, bermula di Soerakarta. Lalu bagaimana sejarah Masjumi dan Perdana Menteri Boerhanoeddin Harahap? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Surakarta (73): Republik Indonesia Serikat (RIS) vs Negara Kesatuan Republik Indonesia;Federalis vs Republiken Surakarta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Hingga saat Indonesia masih tetap bersatus Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Itu bermula ketika bangsa Indonesia menyatakan merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 yang kemudian bentuk negara Indonesia sebagai Republik (Republik Indonesia). Kehadiran Belanda/NICA menyebkan terbentuknya negara-negara federal yang kemudian terbentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Namun itu tidak lama karena para Republiken terus berjuang sehingga kembali ke bentuk persatuan dan kesatuan: NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). 


Republik Indonesia Serikat disingkat RIS, adalah sebuah negara republik parlementer federal 27 Desember 1949 hingga 17 Agustus 1950. RIS terbentuk setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda 27 Desember 1949, merupakan perserikatan antara Republik Indonesia dan negara-negara federal yang dibentuk Belanda (1946-1949). Federasi RIS lahir hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar, yakni Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Federal (BFO); dan Belanda. Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan pada 17 Agustus 1950 dan digantikan oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. RIS bermula diskusi antara Inggris dan Belanda (Hubertus van Mook) mengusulkan penentuan nasib sendiri untuk persemakmuran Indonesia. Pada Juli 1946, Belanda menyelenggarakan Konferensi Malino di Sulawesi di mana perwakilan dari Kalimantan dan Indonesia bagian timur mendukung proposal untuk berdirinya Republik Indonesia Serikat yang berbentuk federal, yang memiliki hubungan dengan Belanda. Selanjutnya pada tanggal 15 November dengan Perjanjian Linggarjati, di mana Republik Indonesia menyatakan secara sepihak menyetujui prinsip Indonesia federal. Belanda kemudian mendirikan negara-negara bagian di wilayah-wilayah yang mereka duduki, antara lain Sumatra Timur (Desember 1947); Madura dan Jawa Barat (Februari 1948); Sumatra Selatan (September 1948; dan Jawa Timur (November 1948). Para pemimpin di wilayah ini kemudian membentuk apa yang disebut sebagai Majelis Permusyawaratan Federal / Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO). Konferensi Meja Bundar antara Belanda dan Indonesia di Den Haag (Agustus-November 1949), menghasilkan kesepakatan yang menyatakan bahwa Belanda setuju untuk menyerahkan kedaulatan Hindia Belanda kepada Indonesia (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Republik Indonesia Serikat RIS versus Negara Kesatuan Republik Indonesia? Seperti disebut di atas, proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 kemudian menetapkan Negara Republik Indonesia. Namun keinginan Ratu Belanda untuk Kerjasama, maka konsep negara federal dimunculkan yang akhirnya terbentuk negara RIS, tetapi kemudian Kembali ke bentuk NKRI. Dalam hal ini bagaimana Federalis vs Republiken di Surakarta? Lalu bagaimana sejarah Republik Indonesia Serikat RIS versus Negara Kesatuan Republik Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 01 Februari 2023

Sejarah Surakarta (72): Serangan Umum di Soerakarta, Bagaimana? Serangan Umum di Jogjakarta, Apa Ada Lagi di Tempat Lain?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Dalam masa perang kemerdekaan Indonesia, ada yang disebut tindakan bumi hangus dan ada yang disebut serangan dengan taktik gerilya. Di Jogjakarta dilakukan serangan gerilya yang melibatkan berbagai pihak. Serangan ini pada masa kini disebut Serangan Umum. Dalam narasi sejarah masa kini juga ada serangan umum yang dilakukan dikenal sebagai serangan umum Soerakarta. Dalam hubungan ini apakah ada serangan umum yang lain di tempat lain? .


Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang terjadi pada tanggal 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Ini bermula setelah Agresi Militer Belanda II (Desember 1948), TNI mulai menyusun strategi pukulan balik. Awal Februari 1948, Letkol. dr. Wiliater Hutagalung perwira teritorial sejak September 1948 ditugaskan membentuk jaringan persiapan gerilya di wilayah Divisi II dan III. Ia bertemu dengan Panglima Besar Sudirman dan menginstruksikan memikirkan langkah-langkah harus diambil. Hutagalung menjadi penghubung antara Panglima Sudirman dengan Panglima Divisi II, Kolonel Gatot Subroto dan Panglima Divisi III, Kol. Bambang Sugeng. Rapat Pimpinan Tertinggi Militer dan Sipil di wilayah Gubernur Militer III, 18 Februari 1949 juga dihadiri Gubernur Militer/Panglima Divisi III Kol. Bambang Sugeng dan Letkol Wiliater Hutagalung, Komandan Wehrkreis II, Letkol. Sarbini Martodiharjo, dan pucuk pimpinan pemerintahan sipil. Letkol Wiliater Hutagalung sebagai penasihat Gubernur Militer III menyampaikan gagasan yang telah disetujui oleh Panglima Besar Sudirman, dan kemudian dibahas bersama-sama. Dalam menyebarluaskan berita ini ke dunia internasional dibantu Kol. TB Simatupang. Sebagaimana telah digariskan dalam pedoman pengiriman berita dan pemberian perintah, perintah yang sangat penting dan rahasia, harus disampaikan langsung oleh atasan kepada komandan pasukan yang bersangkutan. Rencana penyerangan atas Yogyakarta yang ada di wilayah Wehrkreise I di bawah pimpinan Letkol. Suharto, akan disampaikan langsung Kolonel Bambang Sugeng. Setelah semua persiapan matang (keputusan diambil tanggal 24 atau 25 Februari), serangan akan dilancarkan tanggal 1 Maret 1949, pukul 06.00. Puncak serangan dilakukan terhadap kota Yogyakarta (ibu kota negara) 1 Maret 1949, dibawah pimpinan Letnan Kolonel Suharto, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Serangan Umum di Surakarta, bagaimana terjadinya? Seperti disebut di atas, Serangan Umum yang terkenal terjadi di Jogjakarta. Tentu saja juga disebut ada serangan umum di Soerakarta. Apakah ada serangan umum di tempat lain? Lalu bagaimana sejarah Serangan Umum di Surakarta, bagaimana terjadinya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Surakarta (71): Kolonel Abdul Haris Nasoetion dan Soerakarta; Kota Solo dan Panglima Jawa Era Perang Kemerdekaan RI


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini 

Apa hubungan (kota) Soerakarta dengan Abdoel Haris Nasoetion? Jelas berbeda dengan Parada Harahap dan Mr Amir Sjarifoeddin Harahap yang cukup kenal dengan Soerakarta pada era Pemerintah Hindia Belanda. Yang kenal dengan Soerabaja semasa adalah Radjamin Nasoetion. Hubungan Abdoel Haris Nasoetion dengan Soerakarta baru dimulai pada saat perang kemerdekaan Indonesia (1945-1949). Jika dulu Parada Harahap adalah The King Java Press, Abdoel Haris Nasoetion pada era perang kemerdekaan Indonesia adalah Panglima Jawa. 


Jenderal Besar TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Abdul Haris Nasution (3 Desember 1918 – 6 September 2000) adalah seorang jenderal dan politikus Indonesia. Ia menjadi anggota KNIL, tetapi setelah invasi Jepang bergabung dengan Pembela Tanah Air (Peta). Setelah proklamasi kemerdekaan, ia mendaftar di angkatan bersenjata Indonesia yang masih muda, dan bertempur selama Revolusi Nasional Indonesia. Pada tahun 1946, ia diangkat menjadi komandan Divisi Siliwangi, unit gerilya yang beroperasi di Jawa Barat. Setelah revolusi nasional berakhir, ia diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat. Abdul Haris Nasution sendiri dilahirkan di Desa Hutapungkut, Mandailing dari keluarga Batak Muslim. Ayahnya seorang pedagang, yang religius dan anggota organisasi Sarekat Islam. Namun, setelah lulus dari sekolah pada tahun 1932, Nasution menerima beasiswa untuk belajar di Sekolah Raja Bukittinggi. Pada tahun 1935 Nasution pindah ke Bandung untuk melanjutkan studi, Setelah lulus pada tahun 1937, Nasution kembali ke Sumatra dan mengajar di Bengkulu. Setahun kemudian Nasution pindah ke Tanjung Raja, dekat Palembang, dimana dia melanjutkan mengajar. Pada tahun 1940, pemerintah kolonial Belanda membentuk korps perwira cadangan yang menerima orang Indonesia. Nasution kemudian bergabung, dia dikirim ke Akademi Militer Bandung. Pada bulan September 1940 dia dipromosikan menjadi kopral, tiga bulan kemudian menjadi sersan. Dia kemudian menjadi perwira KNIL. Pada tahun 1942 Jepang menyerbu dan menduduki Indonesia, Nasution di Surabaya, ditempatkan untuk mempertahankan pelabuhan. Nasution kemudian menemukan jalan kembali ke Bandung dan kemudian membantu milisi PETA yang dibentuk oleh penjajah Jepang (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Abdoel Haris Nasoetion dan Soerakarta? Seperti disebut di atas, Abdoel Haris Nasoetion baru lebih intens mengenal Soerakarta pada era perang kemerdekaan Indonesia. Pada masa ini Abdoel Haris Nasoetion sebagai Panglima Jawa dan kerap berkunjung ke Soerakarta. Lalu bagaimana sejarah Abdoel Haris Nasoetion dan Soerakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 31 Januari 2023

Sejarah Surakarta (70): Soerakarta versus Jogjakarta,Masa ke Masa 1755-1955;Selama Apa Rentang Waktu Dua Abad Lamanya?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini 

Soerakarta versus Jogjakarta atau Jogjakarta vis-à-vis Soerakarta. Kota mana yang lebih tua? Jelas yang lebih tua Jogjakarta, karena yang menjadi kota Mataram tempo doeloe. Sebagaimana diketahui Kota Sarakarta (dimana terdapat kraton Soerakarta) yang sekarang bermula di kraton Kartasoera (kota kecamatan Kartosura yang sekarang). Diantara Jogjakarta (Mataram) dan Soerakarta (Kartasoera) terletak Jatinom dan Klaten.


Sama-sama Kerajaan Mataram, Apa Perbedaan Keraton Solo dan Yogyakarta? Soloraya 02 February 2022. Solopos.com, Kira-kira apa perbedaan antara Keraton Solo dengan Yogyakarta? Keraton Solo dan Keraton Yogyakarta merupakan Kerajaan Mataram terbagi dua berdasarkan Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755. Dalam perjanjian disebutkan Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua, Kasunanan Surakarta Hadiningrat dipimpin Susuhunan Paku Buwono III dan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat dipimpin Sultan Hamengku Buwono I. Meski sama-sama Kerajaan Mataram, Keraton Solo dan Yogyakarta ternyata mempunyai perbedaan, apa saja? Melansir situs resmi milik Keraton Yogyakarta, Kratonjogja.id, perbedaan terletak pada cara berpakaian, adat istiadat, bahasa, gamelan, hingga tari-tarian. Perbedaan diatur dalam Perjanjian Jatisari pada 15 Februari 1755. Dalam perjanjian dijelaskan Sultan Hamengku Buwono I memilih untuk melanjutkan tradisi lama budaya Mataram. Keraton Solo sepakat untuk memberikan modifikasi atau menciptakan bentuk budaya baru. Perbedaan Keraton Solo dan Yogyakarta bisa dilihat segi bangunannya, menurut situs Goodnewsfromindonesia.id, bangunan Keraton Yogyakarta terlihat identik dengan Hindu klasik, saat memasuki area ini, banyak ornamen Jawa yang kental. Sedangkan untuk Keraton Solo, ornamen dan patung-patung lebih banyak bergaya Eropa. Perbedaan Keraton Solo dan Yogyakarta juga bisa dilihat dari gamelannya. Yogyakarta sendiri susunan gamelan lebih renggang dan lebar dengan warna lebih cerah. Solo lebih rapat dengan warna cokelat kayu paduan emas. Cara berpakaian antara abdi dalem juga mempunyai perbedaan terletak pada blangkon, surjan, serta beskap. Ciri khas blangkon Keraton Yogyakarta terdapat pada mondolan atau benjolan sebagai tempat gelungan rambut. Hal ini berbeda dengan Keraton Solo mengikuti budaya cukur rambut seperti bangsa Eropa. Sedangkan untuk surjan dan beskapnya, Keraton Yogyakarta lebih bermotif, salah satunya bunga-bunga, seperti yang dipakai Sri Sultan Hamengku Buwono. Untuk beskap yang digunakan abdi dalem Keraton Solo lebih berwarna gelap dan tak bermotif (https://www.solopos.com/)

Lantas bagaimana sejarah Soerakarta versus Jogjakarta, masa ke masa 1755-1955? Seperti disebut di atas, Soerakarta dan Jogjakarta adalah Mataram yang berbagi dua bahkan sejak 1755 namun baru lebih menyatu secara kekeluargaan pada tahun 1955. Selama apa rentang waktu dua abad lamanya? Lalu bagaimana sejarah Soerakarta versus Jogjakarta, masa ke masa 1755-1955? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Surakarta (69): Amir Sjarifoeddin Harahap dan Kota Surakarta; Mengapa Amir Sjarifuddin Dibunuh Orang Bangsa Sendiri?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini 

Amir Sjarifoeddin Harahap dan Kota Soerakarta adalah dua hal yang berbeda. Namun Kota Soerakarta bukan asing bagi Amir Sjarifoeddin Harahap. Mengapa? Yang jelas Amir Sjarifoeddin Harahap adalah seorang aktivis politik sejak usia muda dan pada era perang kemerdekaan Amir Sjarifoeddin Harahap membebaskan Soetan Sjahrir di Soerakarta. Mengapa? Dalam hubungan itulah Kota Soerakarta tidak terpisahkan dengan perjalanan politik Amir Sjarifoeddin Harahap. Namun sangat disayangkan narasi sejarahnya pada masa ini terkesan simpang siur, tidak didukung bukti. 


Amir lahir dari keluarga bangsawan Batak Angkola asal Pasar Matanggor. Kakeknya, Sutan Gunung Tua, seorang jaksa di Tapanuli. Ayahnya, Baginda Soripada, juga seorang jaksa di Medan. Amir lahir dalam keluarga berada dan memiliki tradisi intelektual. Ia melanjutkan pendidikan hukum di Batavia. Selama bersekolah di Belanda, Amir mempelajari filsafat Timur dan Barat. Amir beralih agama Islam ke Kristen tahun 1931, pernah kotbah di gereja HKBP Batavia. Amir pendidikan di ELS di Medan pada tahun 1914 hingga selesai Agustus 1921. Atas undangan saudara sepupunya, T.S.G. Mulia yang baru saja diangkat sebagai anggota Volksraad dan belajar di kota Leiden sejak 1911, Amir pun berangkat ke Leiden. Tak lama setelah kedatangannya dalam kurun waktu 1926-1927 dia menjadi anggota pengurus perhimpunan siswa Gymnasium di Haarlem, selama masa itu pula Amir aktif terlibat dalam diskusi-diskusi kelompok kristen misalnya dalam CSV-op Java yang menjadi cikal bakal GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia). Ia tinggal di rumah guru pemeluk Kristen Calvinis, Dirk Smink, dan di sini juga Mulia menumpang. Namun pada September 1927, sesudah lulus ujian tingkat kedua, Amir kembali ke kampung halaman karena masalah keluarga. Kemudian Amir masuk Rechtshoogeschool te Batavia dengan bantuan beasiswa pemerintah kolonial, dan menumpang di rumah Mulia (sepupunya) yang telah menjabat sebagai direktur sekolah pendidikan guru di Jatinegara. Kemudian Amir pindah ke asrama pelajar Indonesisch Clubgebouw, Kramat 106, ia ditampung oleh senior satu sekolahnya, Mr. Muhammad Yamin. Amir pernah divonis penjara karena dituduh bersalah dalam kasus delik pers pada tahun 1933. Ia nyaris dibuang ke Boven Digoel namun diselamatkan oleh Gunung Mulia dan salah satu gurunya (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah Amir Sjarifoeddin Harahap dan Kota Soerakarta? Seperti disebut di atas, Amir Sjarifoeddin Harahap bukan orang biasa, tetapi memiliki banyak peran penting dalam perjalanan bangsa hingga mencapai kemerdekaan. Akan tetap sejarahnya banyak yang tidak terinformasikan, dari narasi yang ada saat ini terkesan simpan siur. Namun yang tetap menjadi pertanyaan mengapa Amir Sjarifoeddin Harahap harus dibunuh oleh orang-orang bangsa sendiri? Lalu bagaimana sejarah Amir Sjarifoeddin Harahap, masa ke masa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 30 Januari 2023

Sejarah Surakarta (68):Perang Kemerdekaan Indonesia,1945-49;Mengapa Ibukota Negara Dipindah di Jogjakarta, Bukan ke Surakarta?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini 

Perang kemerdekaan Indonesia adalah satu hal, pemindahan ibu kota negara adalah hal lain lagi. Semua bermula ketika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam penetapan statute negara dan penentuan (para kepala) pemerintahan disebutkan ibu kota berada di Djakarta dan pemimpin pemerintahan tertinggi RI adalah Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohamad Hatta. Lengkap sudah negaras Republik Indonesia. Namun tidak lama kemudian terjadi peristiwa demi peristiwa yang pada akhirnya ibu kota pemerintahan dipindahkan ke Jogjakarta. Mengapa? Apakah situasinya darurat? 


Mengapa Ibu Kota Indonesia Pernah Dipindah dari Jakarta ke Yogyakarta? Kompas.com - 22/02/2022. Indonesia memproklamasikan kemerdekaan 17 Agustus 1945. Bangsa penjajah masih berusaha mengambil alih kedaulatan Indonesia. Hal itu memberi dampak pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta 4 April 1946 karena situasi keamanan di Jakarta semakin memburuk. Setibanya di Indonesia, pasukan Sekutu melakukan razia dan penangkapan pada para pejuang kemerdekaan. Bahkan, juga terjadi upaya penculikan dan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno dan para pejabat tinggi. Kondisi di Jakarta yang tidak aman, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Pakualam VIII mengirimkan surat 2 Januari 1946. Isi dari surat itu adalah apabila pemerintah RI bersedia, mereka bisa memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta hingga kondisi aman kembali. Dalam sidang kabinet tertutup, tawaran tersebut didiskusikan oleh Soekarno bersama kawan-kawannya, Presiden Soekarno setuju memindah ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta. Pada 3 Januari 1946, Presiden Soekarno melakukan evakuasi, mengingat saat itu Jakarta diawasi ketat NICA, maka salah satunya jalan untuk bisa melakukan proses evakuasi adalah lewat kereta api. Pada 3 Januari 1946 tengah malam, gerbong kereta api C. 2809 buatan Jerman yang melintas dimatikan lampunya. Harapannya, Sekutu atau NICA akan mengira kereta api tersebut hanyalah kereta biasa yang sedang melintas menuju Stasiun Manggarai. Soekarno menyusup ke dalam gerbong.  Pada 4 Januari 1946 pagi buta, kereta api membawa Soekarno dan rombongan ke Yogyakarta. Setiba di Stasiun Tugu, Soekarno dijemput Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Pakualam VIII, Panglima TKR Jenderal Soedirman, dan pejabat tinggi negara lainnya. Pada 4 Januari 1946, ibu kota Indonesia dipindahkan secara diam-diam dari Jakarta ke Yogyakarta. Sampai 1948, Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia, sebelum akhirnya Agresi Militer II pada 19 Desember 1948, seluruh pemimpin Indonesia ditangkap dan diasingkan, akibatnya, pemerintah RI terpaksa membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara di Sumatera Barat. Ibu kota Indonesia kembali lagi ke Yogyakarta pada 6 Juli 1949 dan baru dipindahkan kembali ke Jakarta pada 17 Agustus 1950 (https://www.kompas.com/)

Lantas bagaimana sejarah perang kemerdekaan Indonesia, 1945-1949? Seperti di berbagai tempat di Indonesia ibu kota (pemerintahan daerah) dipindahkan ke kota lain, demikian yang terjadi dengan ibu kota yang pada akhirnya dipindahkan dari Djakarta. Pemindahan itu mengapa ibu kota negara ke Jogjakarta, bukan ke Soerakarta? Lalu bagaimana sejarah perang kemerdekaan Indonesia, 1945-1949? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Surakarta (67): Hari-H Proklamasi Kemerdekaan di Djakarta 17 Agustus 1945; Status Situasi dan Kondisi di Soerakarta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Pada tanggal 14 Agustus 1945, meklalui radio, Kaisar Jepang menyatakan takluk kepada pimpinan Sekutu/Amerika Serikat. Oleh karena berita ini dapat diketahui di kapal-kapal yang sandar di pelabuhan Tandjoeng Priok, berita itu cepat menyebar ke darat yang kemudian direspon para pemuda revolusioner untuk bertindak menuntut penyegeraaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para pemimpin Indonesia, akhirnya membacakan teks proklmasi kemerdekaan di Djakarta tanggal 17 Agustus 1945. Dengan demikian, secara politis Indonesia telah merdeka. Bagaimana hal ini di berbagai temopat di Indonesia? 


Tanggal 19 Agustus 1945, Daerah Istimewa Surakarta Berdiri. 6 September 2020. Ttibunsolowiki.com. Euforia proklamasi kemerdekaan Indonesia pada Jum'at, 17 Agustus 1945, menjalar cepat ke penjuru wilayah nusantara, termasuk Surakarta, Yogyakarta dan Mangkunegara. Ucapan selamat disampaikan oleh Paku Buwono XII dan KGPAA Mangkunegara VIII melalui telegram. Kasunanan Surakarta menjadi wilayah pertama mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara melalui maklumat 1 September 1945, baru kemudian diikuti oleh Yogyakarta, Pakualaman dan Mangkunegaran. Pada 6 September 1945, Sukarno, Presiden Republik Indonesia memberikan Piagam Kedudukan daerah istimewa dua wilayah Surakarta dan Yogyakarta, diberikan melalui Menteri Negara, Mr. Sartono dan Mr. Maramis 19 Agustus 1945. Pembagian wilayah itu merupakan perpaduan antara Kasultanan Yogyakarta dan Pakualaman yang bersatu menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Daerah Istimewa Surakarta mengalami kendala, dua wilayah kekuasaan Kasunanan dan Mangkunegaran berbeda pendapat perihal keistimewaan daerah mereka. Sejarawan Universitas Gadjah Mada, Muhammad Aprianto, akibat kekisruhan tersebut, rakyat tergabung dalam gerakan perjuangan seperti, BKR, Hizbullah dan Tentara Pelajar, menentang keberadaan Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran adanya feodalisme di Surakarta dianggap sebagai representasi Belanda. Akibatnya pada tahun 1946, status "daerah istimewa" dicabut melalui Penetepan Presiden No.16/SD Tahun 1946. Selain gejolak internal keraton, masyarakat Kota Surakarta juga melakukan aksi menolak keinginan para raja, membakar kediaman Patih Kasunanan Surakarta. Pada tahun 1950, memutuskan Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran menjadi wilayah dibawah administrasi pemerintahan Provinsi Jawa Tengah (Undang-Undang 1950 No.16). (https://tribunsolowiki.tribunnews.com)

Lantas bagaimana sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia di Djakarta 17 Agustus 1945? Seperti disebut di atas, teks proklamasi kemerdekaab dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir Soekarno. Itu semua bermula Ketika tanggal 14 Agustus Kaisar Jepang menyatakan takluk kepada Sekutu/Amerika Serikat. Lalu bagaimana sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia di Djakarta 17 Agustus 1945? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 29 Januari 2023

Sejarah Surakarta (66): Pendudukan Jepang di Soerakarta, Bagaimana Masa Pendudukan Inggris; Era Belanda Berlalu, RI Masa Kini


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Pendudukan Jepang terjadi di Hindia Belanda (1942-1945). Pada saat yang sama Indonesia sudah terbebaskan dari rezim colonial Belanda. Apakah dalam kebebasan ini Jepang melakukan tindakan penjajahan di wilayah Indonesia (eks Hindia Belanda)? Secara khusus, bagaimana dengan situasi dan kondisi di wilayah Jawa khususunya di di wilayah Soerakarta? 


Eksploitasi Ekonomi Pendudukan Jepang di Surakarta (1942-1945). Julianto Ibrahim. Abstrak. Tulisan ini mengungkapkan eksploitasi ekonomi yang dilakukan pemerintah militer Jepang di Surakarta. Kebijakan dilakukan dengan cara mengumpulkan sumber bahan makanan pokok dan penanaman paksa terhadap tanaman yang menguntungkan untuk perang. Sumber bahan makanan pokok yang wajib dikumpulkan adalah padi, gaplek, jagung, kapas, dan rosela. Pengumpulan padi dan gaplek yang sangat eksploitatif menyebabkan masyarakat Surakarta mengalami kekurangan pangan, sehingga banyak di antara mereka mengkonsumsi makanan yang tidak layak dimakan, yaitu bonggol pisang dan bonggol sente (https://journal.ugm.ac.id)

Lantas bagaimana sejarah pendudukan Jepang di Soerakarta, bagaimana masa pendudukan Inggris? Seperti disebut di atas, lain Belanda lain pula Inggris dan Jepang. Dalam hal ini apakah Jepang penjajah atau tidak? Lalu bagaimana sejarah pendudukan Jepang di Soerakarta, bagaimana masa pendudukan Inggris? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Surakarta (65):Detik-Detik Berakhir Belanda di Indonesia, Orang Jepang Berada di Berbagai Tempat; Indo vs Belanda Totok


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini

Kehadiran orang Belanda sudah sejak lama, sejak Banten dan Arosbaja menyerang pelaut-pelaut Belanda pada tahun 1596. Setelah rentang waktu tiga setengah abad, tiba pula berakhirnya Belanda di Indonesia. Dalam rentang waktu itu terbentuk kelompok populasi baru disebut Orang Indo. Sementara itu sejak kemajuan Jepang, orang-orang Jepang mulai berdatangan pada akhir abad ke-19 dan semakin massif pada era kebangkitan Indonesia. Kehadiran Jepang menjadi memperkuat anti Belanda, yang kemudian Belanda harus berakhir pada awal tahun 1942.


Orang Indo (Indo-Europeanen) adalah kelompok etnik di Indonesia dan sekarang menjadi kelompok etnik minoritas terbesar di Belanda. Kelompok etnis ini dicirikan dari kesamaan asal usul rasial, status legal, dan kultural. Kaum Indo merupakan keturunan campuran antara orang dari etnik tertentu di Eropa (terutama Belanda, tetapi juga Portugal, Spanyol, Jerman, Belgia, dan Prancis/Huguenot). Secara hukum, sebagian besar berstatus sebagai warga Eropa di Hindia Belanda (Europeanen). Mereka menjunjung nilai-nilai budaya Eropa (terutama Belanda) dengan banyak pengaruh lokal Indonesia pada derajat tertentu dalam kehidupannya sehari-hari. Meskipun demikian, ke dalam kelompok etnik ini dimasukkan pula orang Eropa yang datang dan menetap cukup lama di tanah Indonesia atau yang lahir di Indonesia, karena di antara kalangan kaum keturunan campuran sendiri terdapat rentang fenotipe yang luas, sehingga faktor penampilan tidak bisa dijadikan satu-satunya pembatas untuk kelompok etnik ini. Kelompok "berdarah murni" Eropa dikenal sebagai totok (Mel.), blijvers (Bld.), atau kreol. Perang Dunia Kedua dan sesudahnya menjadi titik awal diaspora bagi kaum Indo, sehingga saat ini keturunan mereka banyak dijumpai di Belanda, Indonesia, Amerika Serikat (AS), Australia, Selandia Baru, Kanada, serta beberapa negara lain (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah detik-detik berakhir Belanda di Indonesia, orang Jepang berada di berbagai tempat? Seperti disebut di atas, ada awal kehadiran dan juga ada awal berakhirnya Belanda di Indonesia. Itu rentang waktu yang sangat lama tiga setengah abad. Dalam rentang waktu tersebut terbentuk kelompok populasi baru, antara orang Belanda Totok dengan pribumi, yang disebut Orang Indo. Lalu bagaimana sejarah detik-detik berakhir Belanda di Indonesia, orang Jepang berada di berbagai tempat? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.