Senin, 08 Agustus 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (762): Bahasa Inggris Diakui dan Bahasa Cina Lestari di Singapura; Apakah Bahasa Melayu Punah?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Penduduk asli (pulau) Singapoera yang berasal dari pulau-pulau di Nusantara berbahasa Melayu. Kehadiran pendatang Cina dan India yang intens sejak kehadiran Inggris di Semenanjung Malaya (khususnya Penang dan Malaka). Manakala Inggris membuka koloni di pulau Singapoera, para pendatang Cina khususnya lambat laun semakin dominan (bahkan sudah jauh melampaui penduduk berbahasa Melayu). Sejak kemerdekaan Singapoera dan memisahkan diri dari Federasi Malaysia 1965, posisi penduduk berbahasa Melayu menjadi pangkal arah kepunahan bahasa Melayu.


Setelah lama Inggris berkoloni di Penang, Malaka dan Singapoera dengan wilayah Semenanjung Malaya sebagai protektorat (penjajahan ala Inggris), pada tahun 1954 Inggris mulai memberikan Federasi Malaya kemerdekaan (termasuk Penang, Malaka dan Singapoera). Menjelang kemerdekaan ini ada tuntutan Malaya agar ada perwakilan Malaya di parlemen Singapoera, bahasa Melayu sebagai bahasa resmi dan agama Islam memiliki kebebasan. Namun situasi berubah pada tahun 1957 yang diberikan kemerdekaan adalah Federasi Malaya (minus Singapoera). Inggris masih berkoloni di Singapoera. Dalam pembentukan Federasi Malaysia tahun 1963 (Federasi Malaya, plus Singapoera, Serawak dan Sabah), awalnya Singapoera nyaman-nyaman saja (karena ketergantungan perdagangan kepada Semenanjung Malaya), namun menjadi masalah yang menyebabkan Singapoera keluar dari federasi pada tahun 1965. Latah orang Melayu di Malaya terhadap Singapoera dan dominasi Cina di Singapoera menjadi faktor penting Singapoera menjadi negara yang berdiri sendiri (meski pangkalan angkatan laut Inggris masih di Singapoera).

Lantas bagaimana sejarah bahasa Inggris diakui dan bahasa Cina lestari di Singapoera? Apakah Bahasa Melayu akan punah? Seperti disebut di atas, Singapoera awalnya bagian dari Federasi Malaya, namun kemudian Singapoera memisahkan diri dari Federasi Malaysia menjadi negara sendiri. Lalu bagaimana sejarah bahasa Inggris diakui dan bahasa Cina lestari di Singapoera? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (761): Bahasa Belanda Gagal di Indonesia, Bahasa Inggris Sukses di Malaysia; Merdeka atau Merdeka


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada saat mana kehadiran orang Eropa pertama di Nusantara (Portugis) bahasa yang digunakan secara luas (lingua franca) adalah bahasa Melayu. Namun bahasa Melayu bukanlah penutur terbanyak, tetapi adalah penutur bahasa Jawa dan juga bahasa Batak. Di Semenanjung Malaya bahasa yang dominan adalah bahasa Melayu. Dua bahasa Eropa yang kemudian berkembang pesat kemudian adalah bahasa Belanda dan bahasa Inggris.


Orang-orang pertama Eropa (terutama Portugis) di Nusantara tidak terlalu intens memperkenalkan bahasanya, tetapi sebaliknya orang-orang Portugis belajar berbahasa Melayu (karena mereka cenderung merakyat dan kawin mawin dengan berbagai penduduk asli). Orang-orang Spanyol di pulau-pulau Filipina melalui kegiatan misionaris yang masif melembagakan bahasa Spanyol melalui pendidikan yang diselenggarakan para misionaris. Dua Eropa berikutnya yakni Belanda dan Inggris memiliki pola koloni yang berbeda. Orang-orang Belanda sejak era Portugis telah membentuk koloni yang diperluas dengan kahadirannya di berbagai wilayah bahkan hingga ke pedalaman. Sementara Inggris membentuk koloni di kota-kota pantai/pulau dan bekerjasama dengan para pemimpin lokal baik di India maupun Bengkulu yang kemudian di Semenanjung. Hanya di Australia populasi Inggris dominan. Pada era Pemerintah Hindia Belanda (sejak 1800) Kerajaan Belanda membentuk cabang-cabang pemerintah yang sangat luas dan bahkan hingga ke tingkat distrik (dengan pejabat Controleur(. Belanda melestarikan bahasa Belanda melalui pemerintahan dan pendidikan yang lebih tinggi. Sebaliknya Inggris seperti di India dan Semenanjung hanya melesatrikan bahasa Inggris di kota-kota koloni.

Lantas bagaimana sejarah bahasa Belanda gagal di Indonesia sedangkan bahasa Inggris sukses di Malaysia? Seperti disebut di atas, ada perbedaan cara berkoloni Belanda di Indonesia dengan cara berkoloni Inggris di Malaysia. Lalu bagaimana sejarah bahasa Belanda gagal di Indonesia sedangkan bahasa Inggris sukses di Malaysia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.