Rabu, 18 November 2020

Sejarah Riau (4): Candi Muara Takus di Hulu Sungai Kampar, Riau; Candi Padang Lawas di Hulu Sungai Barumun, Tapanuli

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini 

Salah satu pusat peradaban kuno di Riau ditemukan di hulu sungai Kampar. Sisa peninggalan kuno ini yang masih eksis adalah candi Muara Takus. Peradaban kuno yang lainnya, tidak jauh dari candi Muara Takus adalah candi Padang Lawas di hulu sungai Barumun di Tapanuli. Dua pusat peradaban kuno ini diduga terhubung. Candi Padang Lawas eksis pada era kerajaan Cola di India.

Pada masa kini Candi Muara Takus berada di desa Muara Takus, kecamatan XIII Koto, kabupaten Kampar, provinsi Riau. Ibu kota kabupaten Kampar sendiri berada di Bangkinang. Sementara itu, candi Padang Lawas berada di kabupaten Padang Lawas provinsi Sumatra Utara. Jumlah candi di dua kabupaten ini puluhan buah. Candi Muara Takus adalah candi tunggal. Bentuk candi dua tempat ini mirip satu sama lain, tetapi berbeda dengan candi-candi di Jawa.

Bagaimana sejarah candi Muara Takus? Seperti disebut di atas candi Muara Takus mirip dengan candi-candi di Padang Lawas. Lantas apa keutamaan candi Muara Takus di provinsi Riau? Boleh jadi peradaban Riau bermula disini, di sepanjang daerah aliran sungai Kampar. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Riau (3): Sejarah Sungai Siak di Pantai Timur Sumatra; Ekspedisi Thomas Dias ke Pedalaman di Pagaruyung (1684)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini

Tipologi pulau Sumatra mirip pulau Jawa. Sungai-sungai di Sumatra yang mengalir ke arah timur cenderung panjang seperti sungai Musi, sungai Batanghari, sungai Siak dan sungai Barumun. Sungai-sungai ini dapat dilayari jauh ke pedalaman. Orang Eropa sangat tertarik menyusuri sungai-sungai tersebut jauh ke pedalaman untuk mendapatkan sumber-sumber ekonomi dalam perdagangan. Itulah sebabnya mengapa pemerintah VOC pada tahun 1684 mengutus Thomas Dias ke pedalaman di Pagaroejoeng melalui sungai Siak.

Pada tahun 1666 pemerintah VOC mengubah kebijakannya dari perdagangan yang longgar di pantai (atau pulau-pulau luar) dengan kebijakan baru yang mana penduduk dijadikan sebagai subjek (berkolaborasi dengan para pemimpin lokal). Dengan begitu volume perdagangan VOC dimungkinkan meningkat lebih besar. Upaya pertama dilakukan adalah mengirim ekspedisi ke pedalaman. Di Jawa ekspedisi pertama dilakukan pada tahun 1687 di bawah pimpinan Sersan Scipio ke wilayah hulu sungai Tjiliwong. Ekspedisi hulu sungai Tjiliwong ini tiga tahun setelah ekspedisi Siak.

Lantas apa pentingnya ekspedisi Thomas Dias ini? Itulah ekspedisi pertama Eropa ke pedalaman Sumatra. Mengapa ekspedisi dilakukan ke Pagaroejoeng melalui sungai Siak padahal dapat dijangkau melalui jalan pendek dari pantai barat Sumatra? Itu awal sejarah Siak di pantai timur Sumatra. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.