Senin, 20 Juli 2020

Sejarah Pulau Bali (9): Orang Bali, Bali Aga, Bali Moela, Buddha, Islam dan Hindu; Kirtya Liefrinck van der Tuuk di Singaraja


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bali dalam blog ini Klik Disini

Sejarah Bali, tidak hanya tentang alam pulau Bali, tetapi juga tentang orang yang berada di pulau itu. Pulau Bali sendiri sejak awal adalah pulau yang terbuka, pulau dimana bermukim penduduk asli, penduduk yang paling asli (origin). Namun dalam rentang waktu sejarah pulau Bali yang sudah lama, sejak origin hingga ini hari, masih ditemukan sisa penduduk aseli pulau Bali. Penduduk paling aseli ini disebut orang Bali Aga. Orang-orang aseli ini masih melakukan praktek budaya lama (oesana Bali). Sejarah Bali juga termasuk orang-orang yang ahli di bidangnya tentang Bali.

Bagaimana cara mempelajari (sejarah) orang Bali, seorang peneliti bernama Lekkerkerker.dalam risalahnya yang dimuat pada majalah Tijdschrift van het Aardrijkskundig Genootschap, 1933 menyatakan bahwa studi tentang masyarakat Bali seharusnya tidak dimulai dari ujung yang salah, tidak dengan masyarakat kasta dan lembaga-lembaga Hindoe, tetapi di desa-desa, dimana banyak kelompok populasi kuno masih dapat ditemukan. Salah satu desa kuno yang terkenal adalah desa Tenganan Pagringsingan. Hingga masa ini oesana Bali masih eksis di desa Tenganan Pagringsingan. Nama dua orang ahli yang terbilang sangat intens tentang sejarah orang Bali adalah FA Liefrinck dan N van der Tuuk. Oleh karena itu, jika terkait dengan urusan sejarah orang Bali, generasi ahli berikutnya mendirikan perpustakaan di Bali dengan nama Kirtya Liefrinck van der Tuuk.

Bagaimana sejarah orang Bali dan bagaimana sejarah orang-orang yang meneliti tentang (pulau) Bali menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penulisan sejarah Bali. Seperti orang Bali harus ada yang bermula (orang Bali yang paling awal), juga dalam penulisan sejarah Bali harus ada orang yang memulainya. Yang memulainya adalah orang-orang Eropa-Belanda. Kita, pada masa kini hanyalah sekadar melanjutkan. Okelah, untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.