*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Kehadiran orang Eropa di
Nusanatara, dalam hal ini oraang Belanda karena perdagangan. Sudah selama
berabad-abad perdagangan Belanda, sejak era VOC dimonopoli oleh orang-orang
Belanda sendiri. Kesadaran para pribumi sudah muncul untuk mengambil alih
fungsi perdagangan tersebut, paling tidak ikut berpartisipasi dalam hubungan
perdagangan antara Hindia dan Belanda. Pribumi yang studi di Belanda juga
berjuang merintisnya seperti Soetan Casajangan, Sjamsi Sastra Widagda dan
Amaroellah Soetan Mangkoeto..
Kisah-kisah nenek moyang Indonesia dalam menguasai
perdagangan Nusantara sangat dipercaya sebagai kekuatan ekonomi dan pembentukan
peradaban pribumi sebelum kehadiran orang-orang Eropa di Nusantara. Bukti-bukti
kekuatan perdagangan dan keunggulan peradaban dapat dilacak pada
prasasti-prasasti, candi dan teks zaman kuno. Orang-orang Belanda sendiri mulai
memahami itu melalu kajian-kajian sejarah masa lampau/zaman kuno Nusantara.
Dalam konteks inilah di era Pemerintah Hindia Belanda, diantara pribumi muncul
kesadaran dan ada keinginan untuk membangkitkan riwayat nenek moyang bahwa
dalam perdagangan orang pribumi dapat mengambil bagian. Namun sejauh apa
keinginan itu terwujud, saat mana pedagang-pedagang Belanda dengan modal dan
kekuatan armada pelayaran dapat tersaingi? Dalam konteks inilah, ketika para
pedagang pribumi sangat dirufikan dan memiliki ketergantungan yang besar pada
perdagangan Belanda, muncul sejumlah pribumi untuk merintis hubungan
perdaganganm antara Belanda dan Hindia yang melayani kepentingan pribumi.
Lantas
bagaimana sejarah Amaroellah Soetan Mangkoeto? Seperti disebut di atas, Amaroellah
cukup lama berada di Belanda dan turut hadir dalam pembentukan Indische
Vereeniging. Amaroellah termasuk salah satu pribumi yang merintis upaya
perdagangan dari golongan pribumi. Lalu bagaimana sejarah Amroellah St
Mangkoeto? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.