Selasa, 13 April 2021

Sejarah Australia (38): Orang Indonesia di Australia; Sejak Era Moor, Portugis, VOC (Belanda), Tahanan Politik hingga Era WNI

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini

Seberapa banyak orang Indonesia, dalam arti asal-usul, seberapa banyak kini orang Indonesia (WNI) yang dijadikan warga negara Australia. Itu satu hal. Hal yang lain yang lebih penting dalam hal ini adalah bagaimana sejarah orang Indonesia di Australia. Tentu saja hal ini tidak pernah ditulis, apalagi ditulis oleh orang Australia. Lantas apa pentingnya sejarah orang Indonesia di Australia? Yang jelas, jauh sebelum orang Inggris membentuk koloni di Australia dan sebelum para migran Inggris berdatangan ke Australia, sudah eksis orang-orang Indonesia (baca: Hindia Timur) di Australia, bahkan jauh sebelum era Portugis. Jumlah orang Indonesia (Hindia Timur) sangat meningkat pesat pada era VOC (1619-1799).

Orang-orang Hindia Timur (baca: Indonesia) adalah penduduk pulau-pulau yang berada diantara (benua) Asia dan (benua) Australia. Penduduk Hindia Timur ini adalah penduduk yang satu sama lain dihubungkan dengan perdagangan antar pulau dengan menggunakan bahasa pengantar (lingua franca) yang sama (yang kelak lingua franca ini diasosiasikan sebagai bahasa Melayu). Dalam siklus perdagangan antar pulau ini, penduduk diantara dua benua ini terjadi pertukaran penduduk (imigrasi dan emigrasi), seperti penduduk Sumatra dan Jawa bermigrasi ke Semenanjung (Asia) dan penduduk Borneo, Celebes dan Maluku ke pulau-pulau di utara (kini Filipina dan Taiwan). Demikian juga penduduk Jawa, Nusa Tenggara, Celebes, Maluku dan Papua bermigrasi ke pantai utara Australia (dan bahkan hingga ke Selandia Baru dan Tasmania). Namun sejak kehadiran orang Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris) pulau-pulau di Hindia Timur ini terkapling-kapling yang di satu sisi terbentuk Hindia Timur (pusat) yakni Indonesia dan terbentuk negara-negara lainnya, seperti Federasi Malaysia (kemudian dimekarkan Singapoera), Brunai, Filipina, Papua Nugini dan Timor Timur (Timor Leste). Dalam hal ini benua Australia terbentuk sebagai suatu negara dan demikian dengan Selandia Baru.

Lantas bagaimana sejarah orang-orang Indonesia di Australia? Seperti disebut di atas, orang-orang Indonesia (Hindia Timur atau Hindia Belanda) adalah sejarah yang panjang, sejarah yang sudah terbentuk jauh sebelum kehadiran orang-orang Eropa. Dalam konteks ini orang Indonesia adalah penduduk yang memiliki riwayat asal usul (origin) dari berbagai pulau-pulau diantara benua Asia dan benua Australia yang umumnya berkulit coklat (sawo matang). Namun dengan terbentuknya sekat-sekat negara maka dalam hal ini dibedakan anatara Indonesia dan Australia. Lalu pertanyaannya, bagaimana sejarah orang-orang Indonesia di Australia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Australia (37): Australia, Awalnya Tempat Orang Buangan; Negara Australia, Migran, Partai Buruh, White Policy (Rasis)

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini 

Berabad-abad orang Indonesia (baca: Hindia Timur) datang dan menetap di benua baru Australia. Itu bermula jauh sebelum kehadiran Portugis, orang-orang Hindia Timur yang menjadi rekan bisnis orang-orang Moor yang beragama Islam yang berasal dari Afrika Utara. Orang-orang Hindia Timur itu bahkan mencapai pulau di Selandia Baru yang sekarang. Hal itulah mengapa bahasa Maori banyak yang mirip dengan bahasa-bahasa di Hindia Timur. Migrasi orang Hindia Timur ke Australia semakin banyak pada era Portugis (pantaio utara Australia) dan semakin meningkat lagi pada era VOC (pantai barat Australia hingga pulau Tasman). Arus migrasi itu baru menurun pada era Pemerintah Hindia Belanda.

Sejak dibubarkannya VOC pada tahun 1799, arus migrasi orang Hindia Tiuur seakan berhenti. Sejak pelaut Inggris menemukan Australia pada tahun 1773 dan terusirnya Inggris dari Amerika Serikat (proklamasi kemerdekaan 1776), Perdana Menteri Inggris Lord Sydney menetapkan Australia sebagai koloni baru Inggris dengan misi pertama menetapkan Australia sebagai tempat pengasingan orang yang terjerat hukum (para pejuang demokrasi, para narapidana dan golongan lainnya). Lalu kemudian muncul kebijakan baru pemerintah Inggris dengan program transmigrasi setengah sukarela (pemerintah Inggris mengirim rombongan-rombongan migran dengan biaya transportasi gratis tetapi lahan dijual pemerintah dan dibayar dengan mencicil dari hasil produksi). Ini sehubungan sejak 1829 seluruh Australia dinyatakan milik Inggris (seperti halnya kasus 1824 tukar guling Malaka (Belanda) dan Bengkoelen (Inggris). Untuk meningkatkan program ini selanjutnya diterapkan seleksi yang ketat (usia muda 18-31 tahun dan berbadan sehat). Program transmigrasi ini di South Australia (terbentuknya kota Adelaide) dan West Australia (terbentunya kota Perth). Sehubungan dengan ditemukannya tambang-tambang baru, program berikutnya adalah transmigrasi swakarsa di berbagai titik pertambangan (rombongan ini jumlahnya sangat masif dan golongan mayoritas inilah yang kelak menjadi awal munculnya sarikat (partai) buruh yang melahirkan kebijakan rasial (White Policy). Kebijakan pemerintah berikutnya adalah mengirim para wanita muda (gadis atau janda) untuk mengibangi sex ration di Australia.

Lantas bagaimana sejarah menhilangnya orang-orang Belanda di Australia? Seperti disebut di atas, Inggris tersingkir dari Amerika Serikat, dan Pemerintah Inggris memerlukan koloni pengganti (yang awalnya sebagai tempat buangan). Kesepakatan-kesepakatan antara Belanda dan Inggris menyebabkan seluruh Australia pada tahun 1829 menjadi milik Inggris. Lalu bagaimana sejarah dilarangnya warga kulit berwarna coklat (Hindia Belanda) di Australia? Seperti disebut di atas, golongan migran buruh semakin mayoritas yang menyebabkan munculnya sarikat buruh Eropa yang diikuti kebijakan White Policy. Lantas mengapa Australia Inggris menjadi rasis, tidak seperti di Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.