Senin, 01 Mei 2023

Sejarah Cirebon (18): Pulau Cirebon Tempo Doeloe, Hilang Tanpa Kesan?Riwayat Pulau Moria dan Pulau Carimon di Laut Jawa


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Apakah ada pulau di Cirebon? Nah itu dia. Mungkin ada saja masa ini, suatu pulai kecil dekat muara sungai atau dekat pantai yang merupukan pulau sedimen. Akan tetapi apakah benar-benar ada pulau di Cirebon, sebut saja Pulau Cirebon? Itu yang akan diselidiki sebagai bagian dari sejarah Cirebon. Bukti bahwa banyak pulau hilang di Indonesia, hilang karena abrasi dan menghilang karena menyatu dengan daratan. Jika itu ada, yang mana? Pertanyaan ini sama dengan apakah ada pulau Muria? Lalu apakah pulau Karimun semakin luas atau semakin ramping?


Salah satu pulau sedang menjadi ikon pariwisata adalah kepulauan Biawak. Pulau terletak di Laut Jawa (Indramayu). Pulau Biawak di utara semenanjung Indramayu 40 Km dari pantai (kecamatan Indramayu). Kepulauan Biawak, terdiri tiga pulau: Biawak, Candikian, Gosong. Pulau Biawak seluas 120 hektar kaya tanaman bakau. Nama diambil dari banyaknya biawak di kepulauan ini yang dapat ditempuh 3-4 jam perahu motor dari pelabuhan Karangsong, Indramayu. Pulau ini terkenal objek wisata bahari taman laut dan ikan hias serta terumbu karang. Nama lama pulau adalah Pulau Rakit, oleh Pemkab Indramayu dinamakan Pulau Biawak karena satwa unik hidup di habitat air asin dimana setiap jelang matahari terbenam, puluhan biawak berenang di tepian pantai. Selain disebut pulau Biawak, juga disebut Pulau Menyawak dan Pulau Bompyis. Pulau karangnya masih perawan dan hidup. Dua pulau lainnya hanya berupa hamparan pulau karang semata. Pulau Gosong, kondisinya rusak karangnya diambil untuk pengurukan lokasi kilang minyak Pertamina Balongan. Keberadaan pulau ini sangat berbahaya bagi alur pelayaran kapal-kapal laut. Pemerintah Hindia Belanda bangun mercusuar tinggi 65 M oleh ZM Willem tahun 1872 (hingga kini masih berfungsi). Pulau Gosong dan pulau Candikian masing-masing berjarak setengah jam dari Pulau Biawak. Kedua pulau ini tak berpenghuni. Pulau Gosong sendiri sebenarnya lebih luas dari Pulau Biawak sering digunakan untuk bertapa. Pulau ini “hilang” akibat pengerukan untuk pembangunan Balongan sekitar tahun 1980-an (http://infocirebon.com/)

Lantas bagaimana sejarah pulau Cirebon tempo doeloe, hilang tanpa kesan? Seperti di sebut di atas hanya ada pulau di wilayah Indramayu. Di Cirebon pantai-pantainya yang terkenal dan jumlahnya cukup banyak. Apakah dalam hal ini ada benar-bernar ada pulau di Cerebon? Kita bandingkan riwayat pulau Muria dan pulau Karimun di laut Jawa. Lalu bagaimana sejarah pulau Cirebon tempo doeloe, hilang tanpa kesan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Cirebon (17): Gunung Ciremai atau Gunung Ceremai; Gunung Berapi Kerucut atau Gunung Kerucut Berapi, Apa Penting?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini

Apalah arti suatu nama? Demikian William Shakespeare. Mungkin orang pedalaman berbeda menyebut nama gunung yang sama dengan orang pesisir. Dalam hal ini pula apakah gunung berapi kerucut atau gunung kerucut berapi yang benar. Ini bukan semata soal tata bahasa: penekanannya gunung berapi atau gunung kerucut. Gunung Ciremai berada di wilayah terpisah dan bersifat soliter. Gunung semacam ini ditemukan di Sumatra di Pasaman (gunung Ophir). Apakah gunung Ciremai atau gunung Ceremai begitu penting dalam navigasi pelayaran perdagangan tempo doeloe?


Gunung Ceremai (salah kaprah Ciremai: Latin: Gunung Ceremé) adalah gunung berapi kerucut di kabupaten Kuningan/Majalengka. Gunung Ceremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat radius 400 M terpotong oleh kawah timur radius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 M di lereng selatan, terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet. Kini, Gunung Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rasa masam), namun sering kali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat. Gunung Ceremai termasuk gunung api Kuarter aktif, tipe A (yakni, gunung api magmatik yang masih aktif semenjak tahun 1600), dan berbentuk strato. Gunung ini merupakan gunungapi soliter, yang dipisahkan oleh Zona Sesar Cilacap – Kuningan dari kelompok gunung api Jawa Barat bagian timur (deretan gunung Galunggung, Guntur, Gunung Papandayan, Patuha hingga Tangkuban Perahu) yang terletak di Zona Bandung. Letusan G. Ceremai tercatat sejak 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah gunung Ciremai atau gunung Ceremai? Seperti disebut di atas, gunung Ciremai bersifat soliter seperti gunung Pasaman di Sumatra. Letaknya yang begitu dekat dengan pantai utara Jawa menjadi menarik diperhatikan. Dalam hubungan ini bagaimana memandang gunung Ceremai, apakah gunung berapi kerucut atau gunung kerucut berapi. Lalu bagaimana sejarah gunung Ciremai atau gunung Ceremai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.