Jumat, 13 Agustus 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (103):Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (bag-1); Kerajaan Jepang Menyerah Kepada Sekutu

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini

Apa yang terjadi seputar jelang detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945? Tentu saja sudah banyak ditulis. Namun pada kesempatan ini mari kita cari tahu dari sumber pemberitaan pada surat kabar dan radio.

Sebagaimana diketahui bahwa menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia, semua wilayah Indonesia di bawah kendali (militer) Jepang. Surat kabar maupun radio dikendalikan oleh militer Jepang. Oleh karena tidak akan ada informasi yang dapat ditransmissikan dari Indonesia ke luar negeri. Surat-surat kabar di Australia, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa serta negara lainnya di Asia dengan sendiri nihil berita dari Indonesia. Sudah barang tentu berita-berita dari luar negeri yang dapat ‘ditangkap’ di radio dapat diketahui di Indonesia.

Lantas apa yang terjadi menjelang detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia? Satu berita terpenting yang mengawali detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah menyerahnya Kerajaan Jepang kepada Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Bagaimana beritanya? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Makassar (24): Suku Ta’a dan Wana di Poso; Mengedepankan Penduduk Awal Peradaban, Sisa Peradaban Zaman Kuno

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini 

ada dasarnya tidak ada alasan untuk bangga menjadi penduduk era modern jika masih ada penduduk awal yang masih tertinggal. Penduduk Ta’a (dan juga Wana) termasuk penduduk awal, asli Indonesia. Hanya saja dalam peradaban modern mereka tertinggal atau ditinggalkan. Namun satu hal, gambaran penduduk Ta’a dan Wana dari sudut pandang masa kini, mereka tertinggal, tetapi sejatinya mereka adalah gambaran wajah kita pada awal peradaban di zaman kuno. Tidak hanya suku Ta’a dan Wana, banyak suku-suku tertinggal di Indonesia yang harus ditempatkan di samping kita. Melupakan mereka adalah pengingkaran diri kita sendiri.

Suku Ta’a (Bare'e Taa) adalah suatu suku di Sulawesi Tengah. Disebutkan bahwa suku Taa berbeda dengan suku To Wana, Suku Taa adalah penduduk asli dan hidup menetap di wilayah Bongka dan Ampana. Suku Taa pada tahun 1919 pernah mengangkat Tandjumbulu sebagai Kepala suku Taa dan kemudian pada tahun 1926, Tandjumbulu menjadi Raja Tojo menggantikan Muslaini melalui pemilihan Raja, Ulubongka adalah sebuah kecamatan di kabupaten Tojo Una-Una yang berpusat di dea Marowo, berjarak sekitar 22 Km ke arah selatan dari ibu kota kabupaten Tojo Una-Una. Ampana adalah sebuah kecamatan yang juga ibu kota kabupaten Tojo Una-Una. Sedangkan suku Tau Taa Wana adalah subkelompok masyarakat yang mempertuturkan varian bahasa Ta'a. Suku Tau Taa Wana adalah penduduk asli yang tinggal di desa kecil atau lipu's di sekitar sungai Bulang dan Bongka. Sejak tahun 2000, suku Wana telah menerapkan pertanian rotasi untuk melestarikan keberadaan mereka. Sebelumnya mereka tinggal sebagai suku nomaden.

Lantas bagaimana sejarah suku Ta’a dan Wana di wilayah Poso, provinsi Sulawesi Tengah? Seperti disebut di atas, wilayah peradaban mereka di Bongka dan Ampana.yang kini masuk wilayah kabupaten Tojo Una-una. Lalu bagaimana sejarah suku Ta’a dan Wana sendiri? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.