Kronologi

Sejarah Kota Depok:

1696--Cornelis Chastelein diberi izin VOC/Kerajaan Belanda membeli tanah di Depok
1714--Cornelis Chastelein meninggal dunia
1880--Rel kereta api dibangun antara Batavia dan Buitenzorg melalui wilayah Depok
1883--Gunung Krakatau di Selat Sunda meletus
1920--Stasiun Depok (lama) ditingkatkan yang sejak 1881 berstatus halte.
1931--Depok masuk wilayah district Parong, onderafdeling Buitenzorg, Residentie Batavia
1952--Pelepasan tanah partikelir Depok, dan kemudian Depok masuk wilayah Kabupaten Bogor
1976--Perumnas dibangun
1981--Pembentukan Kota Administratif Depok
1987--Universitas Indonesia memulai aktivitas belajar mengajar dimulai
1999--Pembentukan Kota Depok

10 komentar:

  1. Selamat siang, kalau boleh tahu sumber-sumber dari artikel-artikel tentang depok ini didapat dari mana saja ya? Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang membahas tentang sejarah Depok dan sangat membutuhkan sumber-sumber yang berkaitan dengan sejarah kota Depok. Jika berkenan membantu boleh minta tolong dikirimkan daftar sumber-sumber tersebut di email saya choirulmaudy17@gmail.com Terimakasih sebelumnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam.. sama seperti sender di atas saya juga sedang melakukan penelitian mengenai perkembangan kota depok. bolehkah saya minta tolong dikirimkan sumber artikel-artikel mengenai kota depok seperti yang dibahas dan digunakan sebagai referensi dalam blog ini? jika berkenan, boleh kirim melalui email ke nabiladwind7gmail.com. terimakasih,salam

      Hapus
  2. salam..
    saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai perkembangan kota depok dari masa sejarah hingga saat ini. bolehkah saya minta tolong untuk dikirimkan daftar sumber artikel-artikel tentang depok seperti yang dibahas dan digunakan sebagai referensi dalam blog ini? jika berkenan, bisa kirimkan melalui email nabiladwind7@gmail.com. terimakasih, salam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sumbersnya sudah disebut di dalam artikel. Selamat membaca.

      Hapus
  3. Seamat siang, Pak. Saya pecinta sejarah bekasi dan kebetulan di bekasi ada komunitas pecinta sejarah bekasi, Saya sangat tertarik dengan tulisan Bapak tentang bekasi, dari mulai tanah-tanah partikelir ketika bekasi belum ada penghuni sampai era revolusi fisik, seperti cerita Matmunin Hasibuan. Kebetulan baru-baru ini kami berhasil menemukan makam Matmuni Hasibuan dan ketemu anak, cucunya. Banyak data baru yang selama ini belum pernah saya baca,(karena bapak tidak memberi catatan sumber/ catatan kaki, agak susah saya melacaknya), membuat kami penasaran. Kalau diperkenan boleh kami dikirimkan sumber-sumber rujukan bapak (data primer) dan kontak Bapak. Kalau di depok, biasanya kami, teman-teman komunitas pecinta sejarah bekasi, sudah akrab dengan JJ Rijal dan ngobrol di rumahnya yang Asri (komunitas Bambu) di Beji Depok. Kalau berkenan kirim ke enk3027@gmail.com. Demikian terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih telah berkunjung ke blog ini. Tentang penemuan makam alm Matmuin Hasibuah saya kira itu berita baik. Saya juga ikut apresiasi itu. Beberapa bulan yang lalu ada juga yang menemukan kuburan lama di Bogor. Seorang guru besar bertanya-tanya di sampung kuburab putranya ada kuburan tua yang pada nisannya ditulis meninggal tahun 1929 seorang pribumi ahli hukum bergelar doktor. Saya sudah menjawab pertanyaan beliau. Sehubungan dengan itu dan juga dengan penemuan kuburan alm Madmuin Hasibuan, boleh jadi banyak tokoh masa lampau kita yang tidak diketahui dimana kuburuannya, Yang boleh jadi itu semua karena kurang terinformasikan dan sejarah kita kurang tergali sepenuhnya. O. iya saya sendiri bukan ahli sejarah, hanyalah peminat sejarah seperti saudara-saudara dari komunitas sejarah Bekasi. Tetap bersemangat untuk belajar sejarah. Saya akan lanjutkan korespondensi ini via email.

      Hapus
  4. adakah nama nama marga atau orang indonesia di depok jaman partikelir dan ciampea jaman partikelir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hanya ada di Depok sekitar 11 marga (pribumi). Kalau di Chiampe yang belum menemukan informasi kecuali nama pemilik/pebguasa land Tjiampea dari keluarga (marga) van Motman

      Hapus
    2. Bagaimana dengan jalan h abdul gani Cilodong, siapakah beliau?

      Hapus