Senin, 22 Februari 2021

Sejarah Ternate (13): Sejarah Teluk Tomini dan Kesultanan Ternate; Mengapa di Teluk Tomini Terdapat Rawa Tempo Doeloe?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini 

Adakalanya fakta sejarah tempo doeloe, sangat berbeda apa yang bisa dilihat dan dirasakan sekarang. Tidak selalu bersifat linier. Sebab bisa jadi ada satu masa dalam garis sejarah terjadi interupsi. Bahkan kehadiran orang-orang Belanda di wilayah Indonesia yang sekarang di masa lampau adalah satu bagian dari rentang sejarah dimana terjadi interupsi. Sebab ini hari kita tidak bisa menemukan seorang pun orang Belanda di sekitar kita, padahal di masa lampau orang Belanda terdapat dimana-mana di tengah penduduk (bahkan selama tiga abad). Hal itu yang terjadi pada teluk Tomini. Angkatan laut Hindia Belanda pada tahun 1850an teluk Tomoni adalah suatu wilayah rawa. Tentu sangat berbeda dengan yang sekarang. Itu berarti ada suatu interupsi di teluk Tomini.

Teluk Tomini dan adakalanya disebut teluk Gorontalo. Teluk Tomini adalah suatu teluk yang berada di pulau Sulawesi, menghadap ke Ternate dan lautan Pasifik. Teluk Tomini dapat dikatakan sebagai teluk terluas di Indonesia (luas perairan 140.000 Km2 dengan garis pantai 1.400 Km). Bentuk teluk Tomini tidak lazim untuk ukuran yang luas (120.00-123.30 BT dan 0.30-1.30 LS). Bentuknya tidak cekung seperti umumnya, tetapi hampir membentuk lingkaran. Bentuk teluk ini santa unik. Di pintu masuk teluk ini terdapat sejumlah pulau-pulau kecil seperti pulau Togian dan pulau Una-Uana. Pada masa ini teluk Tomini berbatasan di utara Semenanjung Sulawesi (Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Utara), di timur Laut Maluku, di selatan Provinsi Sulawesi Tengah dan di barat Provinsi Sulawesi Tengah.

Lantas bagaimana sejarah Teluk Tomini? Saat masih terdapat banyak rawa dan kapal uap Pemerintah Hindia Belanda tidak bisa memasukinya, kerap dijadikan bajak laut sebagai tempat pelarian. Wilayah ini masuk wilayah yurisdiksi Kesultanan Ternate. Lalu mengapa di teluk Tomini pernah terbentuk rawa besar tetapi kini rawa hanya sebatas dekat daratan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Ternate (12): Sejarah Letusan Gunung Berapi di Maluku Utara; Wilayah Subur yang Berada di Lintasan Ring of Fire

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini

Sejarah Ternate khususnya dan sejarah Maluku Utara (Halmahera) umumnya tidak hanya soal perdagangan (rempah-rempah) dan kerajaan (kesultanan) juga tentang sejarah letusan gunung apinya. Tentu saja tidak ada yang peduli soal ini dalam sejarah Ternate, Halmahera, Maluku Utara. Dalam narasi sejarah Ternate dan Halmahera hanya dilihat sisi kesuburan tanahnya, namun kurang mendapat perhatian tentang hal terkait dengan gunung-gunungnya yang termasuk gunung berapi. Kesuburan tanah dan aktivitas vulkanik adalah hal yang saling terkait. Hal itulah mengapa narasi sejarah letusan gunung berapi di Maluku Utara penting.

Wilayah Maluku Utara adalah lintasan ring of fire (cincin api) di Pasifik. Cincin api ini di Indonesia meliputi pantai barat Sumatra (pegunungan Bukit Barisan), bagian pedalaman Jawa, pantai utara Bali, Lombok, Sumbawa, Flores hingga Banda, Amboina terus melewati Ternate Halmahera. Pada wilayah Maluku Utara ini terdapat beberapa gunung api yang pernah akrif sejak masa lampau seperti gunung Dukono di Tobelo, gunung Ibu dan gunung Gamkonora di Halmahera Barat, gunung Gamalama di (pulau) Ternate dan gunung Makian di (pulau) Makian.

Lantas bagaimana sejarah gunung berapi meletus di Maluku Utara? Lalu mengapa begitu penting? Narasi sejarah letusan gunung berapi adalah salah satu pengingat agar setiap saat selalu waspada. Letusan gunung berapi seringkali menimbulkan bencana, kerugian jiwa, ternak, harta benda dan lahan-lahan pertanian penduduk. Okelah kalau begitu dan darimana dimulai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.