Senin, 22 Februari 2021

Sejarah Ternate (12): Sejarah Letusan Gunung Berapi di Maluku Utara; Wilayah Subur yang Berada di Lintasan Ring of Fire

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini

Sejarah Ternate khususnya dan sejarah Maluku Utara (Halmahera) umumnya tidak hanya soal perdagangan (rempah-rempah) dan kerajaan (kesultanan) juga tentang sejarah letusan gunung apinya. Tentu saja tidak ada yang peduli soal ini dalam sejarah Ternate, Halmahera, Maluku Utara. Dalam narasi sejarah Ternate dan Halmahera hanya dilihat sisi kesuburan tanahnya, namun kurang mendapat perhatian tentang hal terkait dengan gunung-gunungnya yang termasuk gunung berapi. Kesuburan tanah dan aktivitas vulkanik adalah hal yang saling terkait. Hal itulah mengapa narasi sejarah letusan gunung berapi di Maluku Utara penting.

Wilayah Maluku Utara adalah lintasan ring of fire (cincin api) di Pasifik. Cincin api ini di Indonesia meliputi pantai barat Sumatra (pegunungan Bukit Barisan), bagian pedalaman Jawa, pantai utara Bali, Lombok, Sumbawa, Flores hingga Banda, Amboina terus melewati Ternate Halmahera. Pada wilayah Maluku Utara ini terdapat beberapa gunung api yang pernah akrif sejak masa lampau seperti gunung Dukono di Tobelo, gunung Ibu dan gunung Gamkonora di Halmahera Barat, gunung Gamalama di (pulau) Ternate dan gunung Makian di (pulau) Makian.

Lantas bagaimana sejarah gunung berapi meletus di Maluku Utara? Lalu mengapa begitu penting? Narasi sejarah letusan gunung berapi adalah salah satu pengingat agar setiap saat selalu waspada. Letusan gunung berapi seringkali menimbulkan bencana, kerugian jiwa, ternak, harta benda dan lahan-lahan pertanian penduduk. Okelah kalau begitu dan darimana dimulai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Gunung di Maluku Utara

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejarah Letusan Gunung Berapi di Maluku

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar