*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bengkulu dalam blog ini Klik Disini
Kota Curup berada di suatu lembah yang
mempesona di wilayah pegunungan. Kota Curup tipikal kota-kota pegunungan
seperti kota Kerinci, sangat mempesona. Suatu wilayah yang subur yang menjadi
sentra beras sejak masa lampau. Di Kerinci ada gunung Kerinci juga wilayah Kerinci
menjadi hulu sungai Batanghari. Wilayah
Curup juga menjadi hulu sungai Musi. Di Curup ada gunung Kaba yang juga
mempesona karena memiliki danau kawah.
Curup atau Curup Kota dalam bahasa Rejang dikenal sebagai Cu'up adalah sebuah kecamatan sekaligus ibu kota Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu. Pada masa lalu kota ini pernah berkedudukan sebagai ibu kota Provinsi Sumatra Selatan dengan Dr AK Gani sebagai gubernur militernya. Nama Curup berasal dari bahasa Rejang yang dimelayukan. Curup awalnya hanya merujuk dan terbatas pada satu desa kecil saja, yang sekarang dikenal sebagai Dusun Curup (bahasa Rejang dialek Musi/Selupu: Sadie Cu'up), salah satu desa utama Marga Selupu Rejang. Dusun Curup telah mengalami beberapa kali perpindahan lokasi dan salah satu lokasi permukiman tersebut didirikan terletak di dekat air terjun, atau dalam bahasa Rejang disebut cu'up. Kata cu'up pun nanti berubah menjadi "Curup" sesuai kebiasaan orang Melayu. Oleh karenanya, desa tersebut diberi nama sesuai dengan ketampakan alam yang ada di sekitar lokasi pendiriannya, layaknya kebiasaan masyarakat Rejang dalam menamai permukiman mereka. Nama Curup dalam perkembangannya dipakai untuk menyebutkan daerah-daerah lain di sekitar Dusun Curup, termasuk Pasar Curup yang didirikan Belanda dan nantinya menjadi cikal bakal Kecamatan Curup yang sekarang (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah kota Curup di wilayah Bengkulu? Seperti disebut di atas kota Curup menjadi kota utama di wilayah pedalaman di provinsi Bengkulu. Kota yang berada di lembah subur lereng gunung Kaba ini memiliki pesonanya sendiri. Namun kurang terinformasikan di masa lampau wilayah kota ini memiliki riwayat yang mungkin terlupakan yakni riwayat bencana alam akibat letusan gunung Kaba dan gempa bumi tahun 1834. Lalu bagaimana sejarah kota Curup di wilayah Bengkulu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.