Sabtu, 27 Januari 2024

Sejarah Bahasa (263): Bahasa Yeresiam di Distrik Yamor dan Danau Jamur Pedalaman Kaimana; Penutur Tinggal Hitungan Jari


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Distrik Yamor adalah sebuah kecamatan yang berada di kabupaten Kaimana, provinsi Papua Barat. Distrik Yamor merupakan kecamatan yang paling jauh untuk ditempuh kalau dengan mengunakan kapal bisa sampai tiga hari namun kalau dengan menggunakan pesawat kita harus ke Nabire dulu dan melanjutkan perjalan lagi dengan menggunakan perahu selama dua jam.


Bahasa Yeresiam Pedalaman (Sirise) dituturkan di kampung Wagoha, distrik Yamor, kabupaten Kaimana. |Kampung Wagoha terletak di pedalaman yang penghuninya merupakan etnik Wagoha. Jumlah penutur bahasa Yeresiam Pedalaman (Siri) di kampung ini lebih kurang lima belas jiwa. Menurut pengakuan penduduk, kampung Wagoha di sebelah timur berbatasan dengan kampung Urubika yang masyarakatnya menuturkan bahasa Napiti (dalam hal ini Bahasa Napiti Pedalaman), di sebelah barat berbatasan dengan kampung Wosokuno menuturkan bahasa Mee, di sebelah utara berbatasan dengan kampung Ure menuturkan bahasa Miere, dan di sebelah selatan berbatasan dengan kampung Etahima menuturkan bahasa Yeresiam Pedalaman. Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Yeresiam Pedalaman (Sirise) berbeda dengan bahasa Yeresiam, bahasa Yeresiam Kiruru, dan bahasa di sekitarnya, misalnya dengan bahasa Girimora, bahasa Air Matoa, dan bahasa Napiti Pantai. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah bahasa Yeresiam di Distrik Yamor dan danau Jamur di pedalaman Kaimana? Seperti disebut di atas bahasa Yeresiam di distrik Yamor. Penutur tinggal hitungan jari. Lalu bagaimana sejarah bahasa Yeresiam Orang Wagoha di distrik Yamor, Yeresiam pedalaman Kaimana? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982

Sejarah Bahasa (262): Bahasa Air Matoa di Rurumo Tinggal Setetes Lagi di Teluk Etna: Pulau Aiduma hingga Aroe di Teluk Etna


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini

Kita tidak sedang membicarakan gununfg Etna di Eropa tetapi suatu teluk di Kaimana Papua yang menjadi nama distrik. Dalam hal ini distrik Teluk Etna terdiri kampong-kampang Bamana, Boiya, Nariki, Rurumo dan Siawatan. Di kampong Rurumo terdapat penutur bahasa Air Matoa (bukan Akhir Matua).


Bahasa Air Matoa dituturkan di kampong Rurumo distrik Teluk Etna, kabupaten Kaimana. Di kampong ini juga dituturkan bahasa Yeresiam dan bahasa Yuafeta. Kampong yang terletak di pantai dihuni oleh kelompok populasi Miere. Di kampong ini hanya ada satu penutur bahasa Air Matoa dan empat orang penutur pasif. Wilayah bahasa Air Matoa dulunya di Kampong Air Matoa di sebelah utara Rurumo (hingga 1975). Sementara itu bahasa Naipiti Pantai di sebelah timur di kampong Bamana di sebelah barat di kampong Ombapamuku serta di sebalah utara di kampon Hairapara. Sedangkan di sebelah selatan di Boiya dituturkan bahasa Busama. Bahasa Air Matoa berbeda dengan bahasa Girimora, bahasa Irarutu Bofuer, bahasa Kamberau dan bahasa Yeresiam. Bahasa Miere dituturkan di kampong Miere yang berbatasan dengan wilayah bahasa Napiti. Bahasa Miere berbeda dengan bahasa bahasa Muri, bahasa Wau Arak dan bahasa Yeresiam (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah bahasa Air Matoa di Rurumo tinggal setetes lagi di Teluk Etna? Seperti disebut di atas bahasa Air Matoa hanya tinggal satu orang lagi penutur aktif. Apakah sudah didokumentasikan? Pulau Aiduma hingga Aroe di Teluk Etna. Lalu bagaimana sejarah bahasa Air Matoa di Rurumo tinggal setetes Lago di Teluk Etna? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link   https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982