*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Kita
tidak sedang membicarakan gununfg Etna di Eropa tetapi suatu teluk di Kaimana
Papua yang menjadi nama distrik. Dalam hal ini distrik Teluk Etna terdiri
kampong-kampang Bamana, Boiya, Nariki, Rurumo dan Siawatan. Di kampong Rurumo
terdapat penutur bahasa Air Matoa (bukan Akhir Matua).
Bahasa Air Matoa dituturkan di kampong Rurumo distrik Teluk Etna, kabupaten Kaimana. Di kampong ini juga dituturkan bahasa Yeresiam dan bahasa Yuafeta. Kampong yang terletak di pantai dihuni oleh kelompok populasi Miere. Di kampong ini hanya ada satu penutur bahasa Air Matoa dan empat orang penutur pasif. Wilayah bahasa Air Matoa dulunya di Kampong Air Matoa di sebelah utara Rurumo (hingga 1975). Sementara itu bahasa Naipiti Pantai di sebelah timur di kampong Bamana di sebelah barat di kampong Ombapamuku serta di sebalah utara di kampon Hairapara. Sedangkan di sebelah selatan di Boiya dituturkan bahasa Busama. Bahasa Air Matoa berbeda dengan bahasa Girimora, bahasa Irarutu Bofuer, bahasa Kamberau dan bahasa Yeresiam. Bahasa Miere dituturkan di kampong Miere yang berbatasan dengan wilayah bahasa Napiti. Bahasa Miere berbeda dengan bahasa bahasa Muri, bahasa Wau Arak dan bahasa Yeresiam (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Air Matoa di
Rurumo tinggal setetes lagi di Teluk Etna? Seperti disebut di atas bahasa Air
Matoa hanya tinggal satu orang lagi penutur aktif. Apakah sudah
didokumentasikan? Pulau Aiduma hingga Aroe di Teluk Etna. Lalu bagaimana sejarah
bahasa Air Matoa di Rurumo tinggal setetes Lago di Teluk Etna? Seperti kata
ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan
dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Bahasa Air Matoa di Rurumo Tinggal Setetes Lagi di Teluk Etna: Pulau Aiduma hingga Aroe di Teluk Etna
Teluk Etna sebelumnya disebut sebagai teluk Kiroeroe. Teluk juga pernah disibut teluk Baik dan juga teluk Timbona. Setelah ekspedi ke teluk yang dilakukan tahun 1858 (termasuk von Rosenberg) nama teluk ditukar menjadi teluk Etna. Mengapa nama Kiroeroe diganti menjadi Etna.
Ekspedisi yang dilakukan tahun 1858 ke pantai barat Papua termasuk ke teluk Kiroeroe playaran dari Amboina ke pesisir barat daya dan utara New Guinea, dilakukan dengan kapal uap ZM Etna (lihat De Oostpost: letterkundig, wetenschappelijk en commercieel nieuws- en advertentieblad, 21-10-1858). Teluk Sisir di Kaimana juga pdernah disebut teluk Speelmans dan kemudian diganti menjadi telok Bitjaroe.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pulau Aiduma hingga Aroe di Teluk Etna: Mendokumentasikan Bahasa Sebelum Benar-Benar Punah
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar
rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog
hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang
tidur. Saya sendiri bukan sejarawan
(ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami
ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah
catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar