Sabtu, 21 Agustus 2021

Sejarah Makassar (35): Sejarah Mamasa di Jantung Pulau Sulawesi; Berbeda Bahasa Mandar dan Mirip dengan Bahasa Toraja

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini  

Mamasa adalah suatu wilayah kesatuan sosial budaya di jantung pulau Sulawesi berbahasa Mamasa, bahasa yang berbeda dengan bahasa Mandar dan bahasa Mamuju tetapi lebih mirip dengan bahasa Toraja. Wilayah kabupaten Mamasa berada di selatan gunung Gandangdewata (sementara kabupaten Toraja berada di utara gunung Latimojong).

Pada tahun 2002 kabupaten Polewali Mamasa dilikuidasi dan kemudian dibentuk kabupaten Polewali Mandar dan kabupaten Mamasa. Ibu kota kabupaten Mamasa ditetapkan di (kecamatan) Mamasa. Dengan terbentuknya kabupaten Mamasa maka secara otonom wilayah kabupaten Mamasa menjadi berada diantara kabupaten (Polewali) Mandar dan kanupaten (Tana) Toraja. Secara sosial budaya penduduk kabupaten Mamasa lebih dekat dengan penduduk kabupaten Toraja dibandingkan dengan penduduk kabupaten Mandar. Kabupaten Mamasa terdiri dari 17 kecamatan diantaranya: Sumarorong, Tanduk Kalua, Sesena Padang, Pana, Tabang, Mambi, Tabulahan, Aralle, Balla, Buntu Malangka.

Lantas bagaimana sejarah Mamasa di jantung pulau Sulawesi? Seperti disebut di atas bahasa Mamasa berbeda dengan bahasa Mandar tetapi mirip dengan bahasa Toraja. Lalu apakah itu menjadi faktor sejarah yang penting? Tentu saja tidak. Yang jarang diperhatikan dalam hal ini adalah bahwa Mamasa berada di selatan gunung Gandangdewata dan Toraja berada di utara gunung Latimojong. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (108): Say Hello 'Kopi Mana Kopi', Sejarah Kopi Indonesia; Uncle Dave Populerkan Kopi Asli Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

** Lihat juga: Sejarah Menjadi Indonesia (24): Alip Ba Ta Gitaris Fingerstyle Mendunia; Ambassador dalam Penyusunan Sejarah Musik Indonesia

Apa itu Kopi Mana Kopi? Mungkin banyak yang tidak mengetahui bagaimana asal usulnya. Frase yang bersifat friendly ini dalam mengajak berkomunikasi sesama teman, awalnya sadar tidak sadar dipopulerkan oleh Dave Greeley belum lama ini di dalam komunitas Alip Ba Ta. Saya termasuk yang mendengar kali pertama penggemar Alip Ba Ta, musisi fingerstyle Indonesia ini mengucapkanya di dalam video reaksinya. Frase ini tentu saja bersumber dari beberapa komentar dalam kolom komentar. Oleh karena frase ini kerap diulang Cowboy Uncle Dave maka dari waktu ke waktu frase ini menjadi milik Dave Greely. Baru-baru ini D Greely mematenkannya dalam judul lagu karyanya sendiri berjudl Kopi Mana Kopi.

 

Kopi Mana Kopi suatu frase yang di populerkan Dave Greely telah menjadi suatu tagline sesama para penggemar musik fingerstyle Alip Ba Ta, Kebetulan Mr. Alip Ba Ta di dalam videonya hampir selalu menampilkan secangkir kopi yang menemaninya dalam bermusik. Oleh karena fingerstyle Alip Bata, secangkir kopi dan para penggemar musik Alip Ba Ta, yang dalam hal ini dipopulerkan D Greely, menjadi tidak terpisahkan. Saya sendiri juga penggemar kopi, sambil menulis tetap terus mengikuti perkembangan dunia musik fingerstyle Alip Ba Ta. Tulisan-tulisan saya tentang kopi Indonesia sudah banyak, karena itu frase Kopi Man Kopi yang dipopulerkan Cowboy Uncle Dave menjadi inline dengan topik yang saya akan deskripsikan pada artikel ini: About sejarah Kopi Indonesia.

Lantas bagaimana sejarah kopi Indonesia? Seperti disebut di atas Uncle Dave, seorang Kanada dari benua Amerika telah memperkenalkan kopi dalam dunia (komunitas) musik internasional sebagai bagian dari relasi musik Indonesia dengan keberadaan kopi Indonesia di pasar dunia. Tempo doeloe kopi Indonesia yang diwakili Koffie Mandailing telah menyentak bumi Amerika, tidak hanya di kalangan the have, tetapi juga telah menggugah para selera selera para cowboy Amerika. Kebetulan saya penggemar kisah-kisah petulangan di Wild Wst Amerika novel-novel karya Dr Karl May. Dalam hal inilah konteks frase Kopi Mana Kopi yang dipopulerkan oleh Cowboy Uncle Dave relevan untuk ditulis. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.