*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini
Mamasa adalah suatu wilayah kesatuan sosial budaya di jantung pulau Sulawesi berbahasa Mamasa, bahasa yang berbeda dengan bahasa Mandar dan bahasa Mamuju tetapi lebih mirip dengan bahasa Toraja. Wilayah kabupaten Mamasa berada di selatan gunung Gandangdewata (sementara kabupaten Toraja berada di utara gunung Latimojong).
Lantas bagaimana sejarah Mamasa di jantung pulau Sulawesi? Seperti disebut di atas bahasa Mamasa berbeda dengan bahasa Mandar tetapi mirip dengan bahasa Toraja. Lalu apakah itu menjadi faktor sejarah yang penting? Tentu saja tidak. Yang jarang diperhatikan dalam hal ini adalah bahwa Mamasa berada di selatan gunung Gandangdewata dan Toraja berada di utara gunung Latimojong. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Nama Mamasa: Antara Mandar dan Toraja
Sejarah Mamasa sangat terbatas dan kurang terinformasikan. Tidak diketahui sejak kapan Mamasa diketahui. Apa arti mamasa tidak diketahui secara pasti. Mamasa ditemukan dalam bahasa Melayu (Amboina) yang diartikan sebagai memasak. Boleh jadi itu semua karena Mamasa berada di pedalaman. Sementara nama Mandar dan Toraja sudah dikenal sejak era VOC (lihat Daghregister 1691). Nama Mamasa paling tidak dilaporkan pada tahun 1907 (lihat De Preanger-bode, 19-08-1907). Disebutkan ada pihak yang menolak kehadiran pemerintah (Hindia Belanda) di Malaba dan Mamasa. Pada awal pembentukan cabang Pemerintah Hindia Belanda nama Mamasa mulai dikenal.
Sejak 1824 sudah terbentuk Residentie Manado (sebagai pemekaran dari Residentie Ternate). Ini dengan sendirinya pulau Sulawesi dibagi ke dalam dua wilayah: Gouvernment Celebes en Ond. dan Residentie Manado. Di wilayah Gouv. Celebes sudah dibentuk ke dalam beberapa afdeeling diantaranya Afdeeling Mandar dan Afdeeling Loewoe.
Pada tahun 1908 Afdeeling Loewoe direorganisasi (lihat De Preanger-bode, 28-01-1908). Afdeeling Loewoe dibagi menjadi beberapa onderafdeeling: Loewoe, Toradja, Midden Toradja, Noorden Lanschap dan Kolaka. Mamasa masuk wilayah onderafdeeling Toradja. Afdeeling Mandar juga direorganisasi (lihat Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde van Nederlandsch-Indie, 1909). Afdeeling Mandar dibagi ke dalam beberpa wilayah termasuk Masawa, Malaba, Nosoe dan Mamasa (Mamasa yang berbeda dengan yang di Toaradja. Loewoe). Wilayah Mamasa dibagi lagi ke dalam empat wilayah yang lebih kecil (Noord. Zuidwest, Midden dan Zuidoost.
Mamasa Masa Kini: Awalnya Dipisahkan Toraja dan Disatukan Mandar
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar