Sabtu, 21 Agustus 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (108): Say Hello 'Kopi Mana Kopi', Sejarah Kopi Indonesia; Uncle Dave Populerkan Kopi Asli Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

** Lihat juga: Sejarah Menjadi Indonesia (24): Alip Ba Ta Gitaris Fingerstyle Mendunia; Ambassador dalam Penyusunan Sejarah Musik Indonesia

Apa itu Kopi Mana Kopi? Mungkin banyak yang tidak mengetahui bagaimana asal usulnya. Frase yang bersifat friendly ini dalam mengajak berkomunikasi sesama teman, awalnya sadar tidak sadar dipopulerkan oleh Dave Greeley belum lama ini di dalam komunitas Alip Ba Ta. Saya termasuk yang mendengar kali pertama penggemar Alip Ba Ta, musisi fingerstyle Indonesia ini mengucapkanya di dalam video reaksinya. Frase ini tentu saja bersumber dari beberapa komentar dalam kolom komentar. Oleh karena frase ini kerap diulang Cowboy Uncle Dave maka dari waktu ke waktu frase ini menjadi milik Dave Greely. Baru-baru ini D Greely mematenkannya dalam judul lagu karyanya sendiri berjudl Kopi Mana Kopi.

 

Kopi Mana Kopi suatu frase yang di populerkan Dave Greely telah menjadi suatu tagline sesama para penggemar musik fingerstyle Alip Ba Ta, Kebetulan Mr. Alip Ba Ta di dalam videonya hampir selalu menampilkan secangkir kopi yang menemaninya dalam bermusik. Oleh karena fingerstyle Alip Bata, secangkir kopi dan para penggemar musik Alip Ba Ta, yang dalam hal ini dipopulerkan D Greely, menjadi tidak terpisahkan. Saya sendiri juga penggemar kopi, sambil menulis tetap terus mengikuti perkembangan dunia musik fingerstyle Alip Ba Ta. Tulisan-tulisan saya tentang kopi Indonesia sudah banyak, karena itu frase Kopi Man Kopi yang dipopulerkan Cowboy Uncle Dave menjadi inline dengan topik yang saya akan deskripsikan pada artikel ini: About sejarah Kopi Indonesia.

Lantas bagaimana sejarah kopi Indonesia? Seperti disebut di atas Uncle Dave, seorang Kanada dari benua Amerika telah memperkenalkan kopi dalam dunia (komunitas) musik internasional sebagai bagian dari relasi musik Indonesia dengan keberadaan kopi Indonesia di pasar dunia. Tempo doeloe kopi Indonesia yang diwakili Koffie Mandailing telah menyentak bumi Amerika, tidak hanya di kalangan the have, tetapi juga telah menggugah para selera selera para cowboy Amerika. Kebetulan saya penggemar kisah-kisah petulangan di Wild Wst Amerika novel-novel karya Dr Karl May. Dalam hal inilah konteks frase Kopi Mana Kopi yang dipopulerkan oleh Cowboy Uncle Dave relevan untuk ditulis. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Kopi Mana Kopi: The Best Koffie van Indonesia Sejak Tempo Dulu

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sejarah Perdagangan Indonesia-Amerika: Kopi dan Kapal-Kapal Amerika

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar