Selasa, 09 Juni 2020

Sejarah Pulau Bali (7): Awal Pendidikan di Bali Dimulai di Singaraja, Buleleng 1874; Willem Iskander Studi ke Belanda, 1874


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bali dalam blog ini Klik Disini

Pendidikan yang kita miliki sekarang, pendidikan modern dimulai sejak era Hindia Belanda. Di (pulau) Bali pendidikan modern tersebut dimulai pada tahun 1873 dengan membuka sekolah dasar di Singaradja, Boeleleng. Pendidikan modern dalam hal ini adalah penggunaan aksara Latin. Sebelum pendidikan modern ini diintroduksi di Bali sudah lebih dahulu pendidikan serupa berkembang di Jawa dan Sumatra. Lantas mengapa pengenalan pendidikan modern yang indah ini sedikit terlambat di Bali?

Sesungguhnya sekolah baik untuk anak-anak Eropa/Belanda maupun pribumi sudah diintroduksi awal Pemerintahan Hindia Belanda pasca pendudukan Inggris seperti di Batavia, Soerabaja dan Padang. Guru-guru Belanda didatangkan, guru yang bisa berbasa Melayu mengajar di sekolah pribumi. Namun program pendidikan (sekolah) kurang berhasil di kalangan pribumi. Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848 mulai menginisiasi pendidikan dengan pengadaan guru pribumi melalui kurus. Guru-guru ini kemudian disebar ke berbagai tempat. Untuk memenuhi guru yang banyak, pada tahun 1851 di Soerakarta Residen mendirikan sekolah guru (kweekschool). Lalu pada tahun 1856 Residen JAW van Ophuijsen mendirikan sekolah guru di Fort de Kock. Pada tahun 1857 siswa lulusan sekolah dasar di Afdeeling Mandailing en Angkola (Residentie Tapanoeli) Sati Nasoetion bersama Asisten Residen berangkat studi ke Belanda. Sati Nasoetion alias Willem Iskander lulus sekolah guru di Haarlem dan mendapat akte (beslit) guru pada tahun 1861 dan kembali ke kampong halaman dan mendirikan sekolah guru (kweekschool) di Tanobato tahun 1862. Sekolah guru di Tanobato (Afdeeling Mandailing en Angkola) ini kemudian diakuisisi pemerintah menjadi sekolah guru yang ketiga di Hindia Belanda. Willem Iskander adalah kakek buyut Prof. Dr, Ir. Andi Hakim Nasoetion (Rektor IPB 1978-1987).

Banyak faktor munculnya inisiatif pendidikan. Ada karena faktor kepedulian pemerintah (Asisten Residen atau Residen) dan juga ada karena faktor dorongan penduduk (pemimpin lokal). Setiap daerah cara merespon pendidikan ini juga berbeda, ada yang antusias, ada yang gamang dan juga ada yang tidak mau tahu. Di daerah Tapanoeli, kebutuhan pendidikan (aksara Latin) ini memiliki kesesuaian antara pemerintah (Belanda) dengan penduduk (pribumi). Bagaimana dengan di Bali yang dimulai di Singaradja pada tahun 1873? Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.