Sabtu, 20 Juni 2020

Sejarah Lombok (13): Codja Roeboe di Bima dan Orang Koja di Batavia; Kampung Koja, Tambora dan Pekojan di Jakarta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Lombok dalam blog ini Klik Disini
 

Di (kabupaten) Bima tentu saja sejak tempo doeloe ada nama kampong Melajoe dan kampong Panaraga, tetapi tidak ditemukan ada nama kampong Kodja. Tidak ada kampong Bima di Soerabaja, Semarang, Batavia dan Makassar. Yang ada adalah nama kampong Tambora di Batavia. Namun ada kampong Kodja di Batavia dan juga ada nama kampong Pekodjan di Batavia dan Semarang. Lantas mengapa di Batavia ada nama kampong Bali, kampong Makassar dan kampong Ambon, sementara tidak ada nama kampong Bima?

Kelurahan Melayu di Kota Bima (Now)
Pada masa ini di Jakarta nama-nama kampong Bali, Ambon dan Makassar masih eksis di Jakarta. Demikian juga nama-nama kampong Koja, Pekojan dan Tambora hingga ini hari masih eksis di Jakarta. Nama kampong Koja ditabalkan sebagai nama kecamatan di Jakarta Utara. Sementara nama kampong Pekojan ditabalkan sebagai nama kelurahan dan nama kampong Tambora ditabalkan sebagai nama kecamatan di Jakarta. Kelurahan Pekojan berada di kecamatan Tambora, Jakarta Barat.

Apakah nama kampong Kodja dan kampong Pekodjan merupakan kampong orang-orang Bima di Batavia? Lalu apa hubungan orang-orang Koja dengan dengan orang-orang Bima? Di Bima tempo doeloe ada seorang syahbandar yang dikenal sebagai Codja Roeboe. Koja ini sangat dekat dengan raja Bima dan juga sangat dekat dekat dengan anak raja Bima yakni pangeran Panaraga. Koja pada masa itu merujuk pada orang Kodja dan juga merujuk pada nama gelar seperti halnya lebai atau haji. Gelar koja merujuk pada orang orang Kodja (Moor). Lalu apakah nama Codja Roeboe menjadi sumber asal-usul nama kampong Koja dan kampong Pekojan di Batavia? Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.