Jumat, 28 Juni 2019

Sejarah Bekasi (9): Perang 1945 Melawan Sekutu/Inggris; Merapikan Narasi Sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia di Bekasi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Bekasi dalam blog ini Klik Disini

Perang kermedekaan di Bekasi adalah bagian dari perang kemerdekaan Indonesia. Seperti di tempat lain, di Bekasi juga terjadi perang melawan Sekutu/Inggris. Perang kemerdekaan melawan Sekutu/Inggris di Bekasi dipicu oleh sebab terjadinya kecelakan pesawat militer Inggris di Rawa Gatel. Setelah seminggu dari kejadian baru pasukan Inggris dikerahkan ke Bekasi untuk tindakan operasi mencari lorban selamat dan evakuasi korban.

Tentara Sekutu/Inggris di Bekasi, 1945
Setelah Jepang takluk kepada Sekutu, Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Aguistus 1945 di Djakarta. Untuk melucuti militer Jepang dan membebaskan interniran Eropa/Belanda di Indonesia dilakukan oleh militer Inggris. Tugas itu dilakukan di Djakarta dan kota-kota pantai lainnya seperti di Semarang dan Soerabaja. Lalu dari kota-kota itu pasukan Sekutu/Inggris merangsek ke kota-kota di pedalaman. Prioritas pertama pasukan Sekutu/Inggris dari Djakarta adalah untuk membebaskan Bogor dan Bandung. Dalam perjalanan dari Djakarta ke Bogor juga termasuk pembebasan di Depok.   

Namun ada beberapa kejadian di Bekasi yang diceritakan (lisan) pada masa ini tidak sinkron dengan fakta yang benar-benar terjadi yang diberitakan di dalam surat kabar pada waktu itu. Karena alasan itu perlu kiranya sejarah perang kemerdekaan di Bekasi ditulis kembali. Dalam rangka untuk merapikan narasi sejarah perang kemerdekaan melawan Sekutu/Inggris kedua sumber tersebut dikombinasikan, tetapi dengan mengutamakan sumber tertulis (surat kabar sejaman).

Sejarah Bekasi (8): Pecinan (China Town) di Kota Bekasi, Hoofdplaats Belanda di Kota Depok; Sejarah Orang Tionghoa di Bekasi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Bekasi dalam blog ini Klik Disini

Di era kolonial Belanda, Bekasi tidak hanya ‘diomongin’ orang Belanda sebagai Provinsi China, kota Bekasi juga adalah kota China (China Town). Masih pada era yang sama, kota Depok disebut kota Belanda. Kota Bekasi dapat disebut kota China karena populasi orang Tionghoa cukup banyak. Demikian juga kota Depok, populasi orang Belanda juga cukup banyak. Di Depok ada sebutan Belanda Depok, tapi tidak pernah ada sebutan Cina Bekasi.

Kota Bekasi (Peta 1901)
Pecinan (China Town) terdapat di banyak tempat di Asia dan Amerika, bahkan juga di Australia. Istilah pecinan (China Town) merujuk pada tempat/area dimana populasi orang-orang Tionghoa cukup banyak. Pada era kolonial Belanda, kota dimana terdapat banyak populasi orang Tionghoa terdapat di Batavia, Semarang, Soerabaja dan Medan. Juga ditemukan jumlah yang signifikan di Padang, Bandoeng dan Buitenzorg. Tentu saja tidak hanya itu, ternyata populasi orang Tionghoa juga sangat besar di Bekasi, bahkan hampir separuh dari penduduk kota. Satu kota yang penduduknya mayoritas orang Tionghoa ditemukan di kota Lasem (Rembang). Kota Lasem kerap ‘diomongin’ orang Belanda sebagai Tiongkok Kecil.   

Apakah ada pecinan di Kota Bekasi pada masa ini? Tentu saja tidak lagi  Pecinan (China Town) hanya ditemukan di kota-kota besar seperti Semarang, Surabaya, Medan dan Bandung. Memang ada disebut pecinan di Kota Bekasi, tetapi sesungguhnya itu tidak tepat lagi. Pecinan yang dimaksud di Kota Bekasi adalah area di sekitar Pasar Proyek. Lantas seperti apa (area) pecinan di kota Bekasi pada masa lampau. Itulah yang ingin kita ketahui. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Bekasi (7): Sejarah Rawa di Bekasi, Sejarah Situ di Depok; Rawa, Situ dan Kali Dibendung untuk Membangun Kanal Irigasi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Bekasi dalam blog ini Klik Disini

Apa itu sitoe, sudah cukup jelas. Akan tetapi apa itu rawa, masih kurang jelas. Rawa dan situ bertetangga. Ibarat Depok dan Bekasi.  Di Depok nyaris tidak ditemukan rawa, tetapi sangat banyak sitoe. Sebaliknya di Bekasi hanya beberapa buah sitoe tetapi sangat banyak rawa. Sejumlah rawa di Bekasi sangat luas. Seperti di Depok, sejumlah rawa di Bekasi dijadikan sumber air irigasi dengan membendung dan membangun kanal. Beberapa di Bekasi telah bertransfomasi menjadi daratan dan bahkan di atasnya terbentuk perkampongan.

Daftar rawa di Bekasi (1900)
Banyak kota dibangun di atas rawa dan bantaran kali. Contohnya, Batavia (kini Jakarta). Tidak hanya itu, kota-kota besar lainnya dibangun di atas rawa seperti Semarang, Soerabaja, Palembang, Padang. Tidak hanya itu, kota Bandoeng juga dibangun di atas rawa. Dalam hal ini, termasuk kota Bekasi.

Sitoe jelas menarik perhatian. Akan tetapi apa menariknya rawa? Pertanyaan ini sepele bahkan terkesan kurang penting. Pada era kolonial Belanda sejumlah rawa menjadi sumber air irigasi. Itu doeloe. Namun persoalannya menjadi lain pada masa ini maupun pada masa nanti. Rawa telah diubah atau berubah (drastis) menjadi daratan dan dijadikan area perumahan. Apa dampaknya ke depan? Pertanyaan ini menyebabkan sejarah rawa menjadi penting. Lantas serupa apa sejarah rawa di Bekasi? Itulah yang ingin kita perhatikan dengan menelusuri sumber-sumber tempo doeloe.