Senin, 11 November 2019

Sejarah Sukabumi (34): Surat Kabar yang Pertama di Sukabumi; Surat Kabar Siesta (1905) dan Sejarah Awal Pers Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam sejarah kota-kota adalah kehadiran media umum, surat kabar atau majalah. Keberadaan surat kabar atau majalah dapat dijadikan suatu indikasi apakah suatu kota sudah bersifat kosmopolitan. Syarat perlu munculnya media di suatu kota paling tidak karena adanya penerbit dan pembaca. Syarat cukupnya adalah para pembaca dari waktu ke waktu semakin meluas dan intensitas iklan meningkat (agar bisa bertahan dan berkesinambungan).

De locomotief, 24-01-1901
Surat kabar atau majalah sudah ada sejak era VOC. Namun surat kabar atau majalah tersebut umumnya berbahasa Belanda (yang ditujukan untuk orang Eropa/Belanda dan para elit pribumi). Pada tahun 1850 mulai terdeteksi adanya media berbahasa Melayu yang ditujukan untuk orang-orang Tionghoa dan pribumi. Awalnya media berbahasa Melayu ini diinisiasi oleh orang-orang Eropa/Belanda lalu diminati oleh orang-orang Tionghoa dan kemudian diikuti oleh orang-orang pribumi. Media-media berbahasa Melayu inilah yang kemudian menjadi persemaian awal dalam tumbuh dan berkembangnya pers Indonesia.     

Sehubungan dengan perkembangan awal pers di Hindia Belanda (baca: Indonesia) di masa lampau, apakah kota Soekaboemi  juga mengikuti tren kosmopolitan tersebut? Surat kabar atau majalah apa yang pertama dan sejak kapan bermula? Pertanyaan-pertanyaan ini memerlukan perhatian kita untuk menelusuri sumber-sumber tempo doeloe. Mari kita lacak!