Senin, 19 Desember 2016

Willem Iskander (3): ‘Iskander Effect’, Mengubah Pandangan Pemerintah tentang Pendidikan Pribumi di Jawa

*Untuk melihat semua artikel Willem Iskander dalam blog ini Klik Disini

Pro-kontra tentang pendidikan pribumi di Hindia Belanda telah mencapai puncaknya. Untuk pengembangan pendidikan pribumi, orang Belanda banyak yang setuju tetapi juga banyak yang tidak setuju karena alasan yang berbeda-beda.

Willem Iskander
Dikotomi pendidikan di Hindia Belanda umumnya dialamatkan pada pengembangan pendidikan ETI (Eropa/Belanda) di satu pihak dan pendidikan pribumi di pihak lain. Pendidikan orang-orang Tionghoa dan timur asing lainnya kurang disorot.

Pandangan orang Belanda terhadap pendidikan pribumi di Jawa semakin mendapat tempat setelah adanya laporan Chijs tentang kemajuan pendidikan di Mandailing dan Angkola. Kebijakan pemerintah selama ini telah mendapat perhatian dewan. Argumennya dimulai dari alokasi anggaran yang ada selama ini:

Arnhemsche courant, 13-11-1869: ‘…Hanya ada 7.000 siswa dari jumlah populasi pribumi yang banyaknya 15 juta jiwa. Anggaran yang dialokasikan untuk itu kurang dari tiga ton emas. Hal ini sangat kontras alokasi yang digunakan sebanyak 6 ton emas hanya dikhususkan untuk pendidikan 28.000 orang Eropa… lalu stadblad diamandemen untuk mengadopsi perubahan yang dimenangkan oleh 38 melawan 26 orang yang tidak setuju’.

Setelah adanya perubahan dan kemenangan di parlemen (dewan) oleh yang pro, diantara yang pro ada yang mengungkapkan kekecewaannya selama ini sebagaimana dilaporkan oleh Algemeen Handelsblad, 26-11-1869: ‘…kondisi pendidikan pribumi di Java adalah rasa malu untuk bangsa kita (Belanda). Dua atau tiga abad mengisap bangsa ini, berjuta-juta sumber daya penghasilan telah ditransfer ke ibu pertiwi (Kerajan Belanda), tapi hampir tidak ada hubungannya untuk peradaban pribumi di sini (Hindia Belanda)…’.

Willem Iskander (2): Mendirikan Kweekschool Tanobato (1862), Sekolah Guru Terbaik di Hindia Belanda

*Untuk melihat semua artikel Willem Iskander dalam blog ini Klik Disini

Ketika Willem Iskander berangkat ke Belanda bersama AP Godon, namanya hanya disebut di dalam manifest kapal sebagai juru tulis (bediende). Setelah selesai studi, Willem Iskander telah mengganti namanya menjadi Willem Iskander. Di dalam manifest kapal Petronella Catharina yang membawanya pulang dari Amsterdam disebut W. Iskander (Nieuwe Rotterdamsche courant: staats-, handels-, nieuws- en advertentieblad, 27-07-1861).

Nieuwe Rotterdamsche courant:, 27-07-1861
Kapal yang ditumpangi Willem Iskander langsung ke Batavia. Besar kemungkinan Willem Iskander ingin bertemu dengan pejabat pemerintah di Batavia sebelum pulang kampong di Mandailing en Angkola.

Willem Iskander di Batavia terbilang cukup lama sejak tiba pada bulan Juli 1861. Willem Iskander baru kembali ke Mandailing en Angkola dan tiba dengan kapal Batavia di Padang pada akhir Desember 1861. Dalam manifest kapal namanya hanya disebut Iskander (Bataviaasch handelsblad, 24-12-1861).