Senin, 16 Januari 2017

Sejarah Bandung (2): Bukan 'Parijs van Java' Tapi 'Java in Parijs'

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bandung dalam blog ini Klik Disini

Java in Parijs. Voorwaarts, 07-02-1931
Julukan Kota Bandung ‘Parijs van Java’ sudah ada sejak lama. Saya pernah ke Bandung tetapi belum pernah ke Paris. Tapi saya tahu bahwa Paris sangat heboh. Bandung sendiri memang hebring. Jadi saya terima saja julukan Kota Bandung adalah Parijs van Java. Karena memang rasanya seperti Paris. Gambaran ‘Parijs van Java’ saya persepsikan selama tiga decade.

Pada hari ini saya tergoda untuk menelusuri siapa yang memperkenalkan ‘Parijs van Java’ sebagai julukan Kota Bandung. Sungguh saya kaget, ternyata ‘Parijs van Java’ sebagai julukan Kota Bandung tidak ada. Semua surat kabar, majalah dan buku berbahasa Belanda tidak satupun yang menulisnya. Lantas, siapa yang mengintroduksi nama julukan itu? Saya tidak tahu. Kenyataannya, Kota Bandung dijuluki sebagai ‘Parijs van Java’ terus bergulir di dunia internet.

Yang saya temukan justru sebaliknya: ‘Java in Parijs’. Pada tahun 1931 di Paris diadakan pameran colonial (semacam festival) yang mana pavilium Java hadir untuk ikut menyemarakkannya. Pavilium Java ini berupa bangunan mirip menara Eiffel ala Jawa. Surat kabar  Voorwaarts, 07-02-1931 memberi judul atas menara pavilium Java itu dengan ‘Java in Paris’.

Hubungan Java dan Paris ditemukan pada tahun 1928 dimana hubungan telepon antara Bandoeng dan Parijs tersambung (lihat Leeuwarder courant, 30-07-1928). Berita lainnya hubungan Paris dan Java adalah tentang tim sepakbola Hindia Belanda yang akan ikut Piala Dunia1938 di Paris. Tim sepakbola Hindia Belanda yang diwakili organisasi NIVU semua anggota skuad dari seleksi di Jawa.

Boleh jadi julukan Parijs van Java untuk Kota Bandung muncul belakangan (pasca colonial). Tapi yang jelas julukan itu tidak pernah ditemukan hingga tahun 1949 baik di surat kabar, majalah maupun buku yang terbit sejak 1920 hingga 1949. Mereka yang memperkenalkan julukan tersebut besar kemungkinan adalah orang-orang Belanda yang datang ke Bandung (kembali) sebagai wisatawan di era kemerdekaan RI.