Kamis, 01 Juni 2017

Sejarah Gerakan Menjadi Indonesia (2): Guru Dja Endar Moeda; Medan Perdamaian di Padang; Bantu Pendidikan di Semarang

Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini


Dja Endar Moeda, alumni Kweekschool Padang Sidempuan (lulus 1884), guru di Tapanoeli, West Sumatra dan Atjeh setelah pension memilih menetap di Kota Padang. Pada tahun 1895 Dja Endar Moeda mendirikan sekolah swasta di Kota Padang, sebagai wujud kepeduliannya terhadap pendidikan mengingat saat itu di Kota Padang banyak penduduk usia sekolah tidak tertampung di sekolah negeri.

Visi Menjadi Indonesia
Dja Endar Moeda tidak hanya mengajar, juga menulis buku-buku pelajaran sekolah, buku umum dan mengarang novel. Pada tahun 1897, ketika Dja Endar Moeda menawarkan novelnya yang baru ke penerbit/percetakan surat kabar berbahasa Melayu, Pertja Barat, selain novelnya diterima juga ditawarkan kedudukan sebagai editor surat kabar Pertja Barat. Dja Endar Moeda menerima tawaran tersebut. Dja Endar Moeda menjadi editor pribumi pertama di Hindia Belanda. Tidak lama kemudian, Dja Endar Moeda dilaporkan telah mengakuisisi surat kabar tersebut beserta percetakannya. Pada tahun itu juga Dja Endar Moeda menerbitkan surat kabar berbhasa Melayu Tapian Na Oeli.

Di Kota Padang, Dja Endar Moeda yang terus berbicara pendidikan pribumi, juga berbicara tentang kemiskinan dan pembangunan kehidupan bagi penduduk utamanya pembangunan pertanian dan industri (rakyat). Dja Endar Moeda mulai menarik garis pemisah antara Belanda dan pribumi.