Senin, 21 Desember 2020

Sejarah Aceh (14): Sejarah Lhokseumawe dan Lhoksoekon, Lebih Tua Lhok Mana? Lhoksumawe di Pulau, Lhoksukon di Teluk

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini 

Kota Lhokseumawe adalah kota terbesar kedua di provinsi Aceh. Kota ini berada di antara Kota Banda Aceh dan Kota Medan. Posisi strategis kota Lhokseumawe di era Hindia Belanda menjadi faktor penting tumbuh dan berkembangnya kota. Kota Lhokseumawe sejatinya berada di suatu pulau. Hal itulah di masa lampau dijadikan sebagai pusat perdagangan di kawasan, sementara kota Lhoksoekon di zaman kuno berada di muara sungai Krueng Kereuto. Namun kini, Lhokseumawe dan Lhoksoekon telah disatukan oleh daratan.

Meski pada masa kini kota Lhoksoekon berada di bawah bayang-bayang keutamaan kota Lhokseumawe, namun di Lhoksoekon terdapat ladang gas yang dikelola oleh (PT Arun). Nama Arun diduga merujuk pada nama desa Aron. Nama Aron dan nama Lhoksoekon diduga sudah berumur tua bahkan keduanya lebih tua dari Lhokseumawe. Asal kata Lhok dalam bahasa Aceh diartikan sebagai dalam, teluk, palung laut. Sementara Seumawe artinya air yang berputar-putar atau pusat dan mata air pada laut, Sedangkan Sukon artinya mati (bahasa Arab).

Lantas bagaiana sejarah Lhokseumawe dan Lhoksoekon? Yang jelas kata ‘lhok’ dalam bahasa Aceh diartikan sebagai dalam. Dengan kata lain Lhokseumawe dan Lhoksoekon terkait dengan air yang dalam. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.