Minggu, 17 Maret 2019

Sejarah Yogyakarta (25): Kota Jogjakarta Tidak Pernah Berstatus Gemeente (Kota), Mengapa? Inilah Daftar Residen Jogjakarta


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Yogyakarta dalam blog ini Klik Disini
 

Kota Jogjakarta di era kolonial Belanda pantas jadi Kota (Gemeente), tetapi itu tidak pernah terjadi. Kota-kota yang telah menjadi gemeente antara lain kota Semarang dan kota Tegal, Seperti halnya Jogjakarta, Kota Soerakarta juga tidak pernah menjadi Kota (Gemeente). Kedua kota di vorstenlanden ini hanya dibina oleh masing-masing seorang Asisten Residen. Setali tiga uang, kedua kota ini juga tidak memiliki dewan kota (gemeenteraad) sendiri.

Batas kota Jogjakarta, 1890
Kota yang pertama menjadi Kota (Gemeente) adalah Batavia sejak 1903. Kemudian diiikuti oleh tiga kota tahun 1905 yakni Soerabaja, Butenzorg dan Chirebon. Kota-kota lainnya yang berstatus gemeente pada tahun 1906 adalah Bandoeng, Tegal, Pakalongan, Semarang, Palembang dan Magelang. Di (pulau) Sumatra, setelah Palembang adalah Medan pada tahun 1909. Setelah itu bertambah lagi yang secara keseluruhan hingga tahun 1921 sebanyak 31 kota. Satu hal yang unik, kota Padang Sidempoean tidak berstatus gemeente tetapi memiliki dewan tersendiri.

Lantas mengapa kota Jogjakarta tidak pernah berstatus gemeente? Padahal pantas berstatus gemeente. Lalu mengapa kota Padang Sidempoean memiliki dewan sendiri tetapi tidak pernah berstatus gemeente? Itulah pertanyaannya. Suatu pertanyaan sepele tentang gemeente dan gemeenteraad, tetapi memiliki dampak besar terhadap penataan (dinamika) kota selama era kolonial Belanda. Uniknya, di dua kota ini pula pada akhir perang kemerdekaan terjadi serangan umum: di Jogjakarta 1 Maret 1949 dan di Padang Sidempoean Mei 1949.