Minggu, 19 April 2020

Sejarah Air Bangis (21): Sejarah Muara Kiawai dan Gunung Tuleh; Muara Batang Kanaikan di S Pasaman, Hulu di G Kulabu


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Air Bangis dalam blog ini Klik Disini

Apakah ada sejarah (Muara) Kiawai? Tentu saja ada, tetapi tidak ada yang pernah menulisnya. Kiawai tidak hanya terkenal dengan kesenian ronggeng dan produksi salak. Lebih dari itu.  Sejarah Kiawai juga bukan baru, Kiawa memilik sejarah yang panjang ke masa lampau. Di jaman kuno (era Budha-Hindoe), kota Kiawai adalah kota (kampong) besar yang berada di antara pantai (pelabuhan di Oedjoeng Gading) dan pegunungan (lereng gunung Koelaboe dan gunung Malintang di Mandailing). Di Kiawai, sungai Batang Kanaikan (yang berhulu di gunung Malintang) bermuara ke sungai Pasaman (yang berhulu di gunung Koelaboe). Karena itu nama Kiawai juga disebut Moeara Kiawai. Ibarat pepatah: Asam di gunung, garam di laut, bertemu di kiawai.

Kabupaten Pasaman Barat
Kota Muara Kiawai tempo doeloe, kini secara administratif berada di dalam Kecamatan Gunung Tuleh, kabupaten Pasaman Barat. Kecamatan Gunung Tuleh terdiri dari dua kanagarian yakni Nagari Muaro Kiawai dan Nagari Rabi Jonggor. Nagari Muara Kiawai terdiri dari jorong Kartini, Sudirman, Kampung Alang dan Simpang Tigo Alin. Ibu kota kecamatan Gunung Tuleh berada di Simpang Tiga Alin. Kecamatan-kecamatan di kabupaten Pasaman Barat adalah Gunung Tuleh, Kinali, Lembah Melintang, Luhak Nan Duo, Pasaman, Ranah Balingka, Ranah Batahan, Sasak Ranah Pesisir, Sungai Aur, Sungai Beremas dan Talamau. Pada awal Pemerintah Hindia Belanda tempo doeloe semua kecamatan di kabupaten Pasaman Barat berada dalam satu afdeeling (kabupaten( yang disebut Afdeeling Air Bangis en Ophit Districten.

Satu tokoh penting di era Pemerintah Hindia Belanda yang berasal dari Moara Kiawai adalah Abdoel Azis Nasution gelar Soetan Kanaikan. Abdoel Azis Nasution adalah guru yang melanjutkan sekolah pertanian ke Buitenzorg (Bogor) pada tahun 1909 dan mendirikan sekolah pertanian di Loeboeksikaping pada tahun 1931. Untuk menambah pengetahuan sejarah Kiawai dan Gunung Tuleh dan meningkatkan wawasan sejarah nasional Indonesia, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.