Selasa, 30 Maret 2021

Sejarah Australia (10): Invasi Jepang 1942 ke Indonesia; Luit Gubernur Jenderal Hindia Belanda van Mook Larikan Diri ke Australia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disin

Detik-detik berakhirnya Belanda di Indonesia tahun 1942, itu karena invasi militer Jepang ke Indonesia. Namun sebelum Gubernur Jenderal Hindia Belanda Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer menyerah kepada Letnan Jenderal Imamura di Kalijati, Subang 8 Maret 1942, Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda HJ van Mook melarikan diri ke Australia. HJ van Mook, Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer diiternir Jepang ke penjara. HJ van Mook yang diterima dengan welcome di Australia mulai memainkan peran penting.

Mengapa Australia menerima para pelarian Belanda dari Indonesia? Itu karena Australia merasa terancam dengan invasi militer Jepang dan menerima orang-orang Belanda di Indonesia yang sempat evakuasi ke Australia tidak ada salahnya, Orang Indonesia tidak peduli kemana orang Belanda melarikan diri, sekalipun itu ke Australia. Namun menjadi masalah bagi orang Indonesia, karena Australia memfasilitasi orang Belanda di Australia untuk merebut (kembali) Indonesia, tidak hanya dari tangan Jepang tetapi juga dari tangan Indonesia. Maalahnya bagi Indonesia menjadi semakin rumit karena Australia juga ikut bermain dengan kepentingan Belanda di Indonesia. Apakah karena orang-orang Australia sesama berasal dari Eropa? Tentu saja tidak. Australia, seperti Belanda di Indonesia, memiliki kepentingan sendiri. Itulah Australia yang sebenarnya.

Lantas bagaimana sejarah invasi Jepang 1942 ke Indonesia dan Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda HJ van Mook melarikan diri ke Australia? Seperti disebut di atas, Australia memiliki kepentingan sendiri dengan (wilayah) Indonesia. Mengapa? Australia tidak memandang orang Indonesia sebagai tetangga yang baik, tetapi yang dianggap tetangga yang baik adalah orang-orang Belanda di Indonesia. O, begitu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Australia (9): Boven Digul, Tanah Merah di Papoea, Tempat Tahanan Politik Indonesia; Mengapa Direlokasi ke Australia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disin 

Ada satu fase dalam sejarah hubungan Indonesia dan Ausralia tentang tanahan politik Indonesia yang dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda di Boven Digoel, Papoea, tetapi kemudian direlokasi ke Australia. Fase ini hanya disinggung sepintas dalam sejarah Indonesia dan tidak ditemukan dalam sejarah Australia. Hal ini boleh jadi karena fase ini di Australia hanya dipandang sebagai sejarah hubungan Indonesia dan Belanda. Namun dalam memahami Sejarah Menjadi Indonesia, pemahaman fase sejarah ini sudah tentu ada gunanya.

Tahanan politik dibedakan dengan tahanan kriminal. Tahanan politik (tapol) adalah seseorang yang ditahan baik di rumah, di penjara atau tempat pembuangan (kamp konsentrasi) karena memiliki ide-ide atau pandangan yang dianggap menentang pemerintah atau membahayakan kekuasaan negara. Tahanan politik Indonesia oleh Belanda sudah berlangsung sejak era VOC (awalnya dibuang ke Afrika Selatan) dan berlangsung hingga selama Pemerintah Hindia Belanda seperti Pangeran Diponegoro dibuang ke Makassar, Pangeran dari Palembang dan pejuang Aceh ke Ternate, Tuanku Imam Bonjol ke Tondano, Tahanan politik yang dibuang ke Digoel dimulai tahun 1920an. Soekarno dibuang ke Flores dan Mohamad Hatta sempat dibuang ke Digoel sebelum direlokasi ke Banda.

Lantas bagaimana sejarah tahanan politik Indonesia di Bovel Digoel direlokasi ke Australia? Satu hal mengapa dipilih Digoel dan hal lainnya mengapa tahanan politik di Digoel direlokasi ke Australia? Semua itu terhubung dengan sejarah Belanda (Hindia Belanda) dan Australia di satu sisi dan sejarah Pemerintah Hindia Belanda dan para revolusiner Indonesia. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.