Orang Eropa/Belanda di masa doeloe, memberikan julukan kepada suatu tempat tidak sembarangan. Ada alasan yang kuat, dan karena itu mereka senang menuliskannya dan mempopulerkannya. Alamiah memang. Satu tempat di hulu sungai Tjiliwong: Tandjong West (Tanjung Barat) dijuluki sebagai Frisia Timur (Oostvriesland).
Tandjong West dijuluki Oostvriesland (1760) |
Tandjong West, Tanjung Barat
Secara historis, dejure
Tanjung West (Tanjung Barta) masuk Batavia (DKI Jakarta) tetapi secara defacto
lebih dekat ke Depok; sebaliknya Tjinere (Cinere) secara dejure masuk Depok
(Buitenzorg) tetapi secara defacto lebih dekat ke Batavia. Dua area yang
menjadi landerien (tanah partikelir) ini di masa lampuu seakan menjadi tanah
rebutan.
Peta kuno Tjiliwong, 1695 (Tjililitan dan Sringsing) |
Peta Land TandjongWest, 1901 |
Kapan muncul landerien
di Tandjong West tidak diketahui. Namun yang jelas, Land Sringsing dan Land
Depok sudah ada lebih dulu sebelum adanya Land Tandjong West. Disebutkan Land Tandjong
West berada di sisi barat (pelabuhan) sungai Tjiliwong. Jarak dari Batavia
diperkirakan sejauh 30 kilometer ke selatan Batavia. Untuk perjalanan melalui
sungai dari Batavia ke Tanjong Barat, hulu Sungai Ciliwung selama 48 jam, dan
perjalanan ke hilir ke Batavia hanya dutempuh selama 6 jam.
Jan Andries Duurkoop Pemilik
Land Tandjong West: Memiliki 400 Budak
Lanskap Land Tandjong West, latar G. Salak (lukisan 1760) |
Pintu gerbang ranch Land Tandjong West (lukisan 1760) |
Pagar ranch Land Tandjong West (lukisan 1760) |
Soerabaijasch handelsblad, 17-08-1893 |
Dari berbagai keterangan
ini dapat diduga bahwa Jan Andries Duurkoop paling tidak sejak 1754 telah
memiliki Land Tandjong West. Jika Jan Andries Duurkoop lahir tahun 1722, maka
umurnya saat memulai bisnis peternakan di Land Tandjong West adalah 32 tahun.
Peternakan itu sendiri sudah dimulai jauh sebelum tahun 1754. Untuk sekadar
menginformasikan Cornelis Chastelein di Land Depok meninggal tahun 1714 (yang
terkenal dengan testamennya). Jika Cornelis Chastelein adalah pionir di hulu
sungai Tjiliwong, maka Land Tandjong West dimulai setelah meninggalnya Cornelis
Chastelein.
Saat Johs Rach melukis lanskap peternakan milik Jan
Andries Duurkoop (1760-1780), peternakan ini dalam situasi dan kondisi
puncaknya. Sebagaimana digambarkan dalam lukisan itu, peternakan Land Tandjong
West bagaikan Frisia Timur (Oostvriesland) yang mengacu pada wilayah Frisia di
perbatasan wilayah pesisir Belanda dan Jerman.
Frisia adalah suatu wilayah
pantai di sebelah utara Belanda dan Jerman. Friesland adalah suatu wilayah pertanian
yang sejak dari dulu terkenal dengan sapi berwarna hitam dan putih dan kuda
hitam yang juga terkenal. Sebagai wilayah peternakan dan pertanian, wilayah ini
juga sejak dari dulu penghasil susu yang terkenal. Hingga saat ini wilayah ini
tetap terkenal sebagai produsen susu. Salah satu merek susu terkenal yang ada
sekarang adalah susu merek Frisian Flag.
Nasib Peternakan Land Tandjong
West
Bangunan utama ranch Land Tandjong West (lukisan, 1760) |
Bangunan lain ranch Land Tandjong West (lukisan, 1760) |
Landhuis Tandjong West, 1901 (makam JA Duurkoop) |
Setelah selesai berdinas di Jepang tampaknya pasangan Johanna
Adriana Christina dan Conraag Jonas kembali ke Land Tandjong West. Conraag
Jonas dikabarkan meninggal dunia tahun 1803 sebagaimana diketahui ketika Johanna
Adriana Christina membuat iklan di surat kabar (lihat Groninger courant, 30-09-1803).
Land Tandjong West kemudian diwariskan kepada anak Johanna Adriana Christina (Javasche
courant, 13-10-1838).
Land Tandjong West
Menjadi Lahan Pertanian
Pemerintah
Hindia Belanda menggantikan VOC pada awal tahun 1800an. Pemerintah di bawah
Gubernur Jenderal Daendles mulai mengkonsolidasi lahan-lahan antara Batavia dan
Buitenzorg dengan membuat program pengembangan pertanian dengan cara irigasi baik
di sisi timur maupun sisi barat sungai Tjiliwong. Kanal yang sudah dibuat sejak
era VOC di sisi timur sungai Tjiliwong ditingkatkan agar mampu mengairi
pencetakan sawah baru dan agar lebih terpenuhi kebutuhan air bagi
perkebunan-perkebunan. Sungai Tjikeas disodet lalu kanal ke arah Tjimanggis dan
Oost Tandjoeng (kini Pasar Rebo) agar lebih optimal dengan debit air yang
tinggi. Di sisi barat sungai Tjiliwong pertanian lebih dikembangkan dengan
pengembangan irigasi dengan membuat kanal-kanal (sebelum tahun 1835).
Kanal-kanal
ini masih terpisah-pisah. Di Buitenzorg kanal dibuat dengan mengangkat air
sungai Tjiakantjilan yang jatuh ke sungai Tjisadane. Kanal ini mengairi
perswahan bari di Land Kedong Badak dan Land Tjiliboet. Di Land Depok dengan
membuat kanal yang terlebih dahulu membendung rawa dan terbentuknya Situ
Pitara. Di Land Tandjong West hal serupa dilakukan dengan membendung rawa dan terbentuknya
Situ Babakan (1830). Kanal dibuat dari Situ Babakan melalui Lenteng Agoeng
hingga Tandjong Barat (terus ke Kalibata).
Pada tahun-tahun (sebelum 1835) inilah diduga Land
Tandjong West bergeser dari area peternakan menjadi area pertanian (tanaman
pangan) dengan mencetak sawah-sawah baru. Boleh jadi anak Johanna Adriana
Christina kurang tertarik mengusahakan sendiri, karena memiliki jabatan di
pemerintahan, lalu disewakan atau dijual.
Bataviaasch handelsblad, 12-09-1863 |
Sejak adanya irigasi di Land Tandjong West, situasi dan
kondisi Land Tandjong West berubah total dari wilayah yang dulu peternakan
menjadi wilayah pertanian yang luas dan subur. Keluarga Lie Ing Lie dalam hal
ini yang mengembangkan kawasan Land Tandjong West menjadi lahan pertanian untuk
sawah dan kebun hortikultura.
Pada tahun 1864 muncul
program baru untuk meningkatkan luasan areal pertanian baik di sisi timur
sungai Tjiliwong maupun di sisi barat sungai Tjiliwong dengan meningkatkan
bendungan Katoelampa di sungai Tjiliwong dan membuat bendungan baru di Empang dari
sungai Tjisadane. Bendungan Tjisadane selesai tahun 1872.
Dampak adanya bendungan di Empang dari sungai Tjisadane
di Buitenzorg tidak hanya meningkatkan kapasitas air di Land Kedong Badak dan
Land Tjiliboet tetapi juga memperluas pencetakan sawah baru di Land Bojong Gede
dan Land Depok. Kanal penghubung antara Land Tjiliboet, Land Bojong Gede, Land
Tjitajam dan Land Depok yang kemudian terbentuk Kali Baroe (dari Buitenzorg
hingga Depok).
Dengan adanya kanal baru
di Tjitajam dan di Depok dengan sendirinya kapasitas Situ Pitara semakin
meningkat yang limpahan airnya diteruskan ke Tanah Baru melalui pembuatan kanal
(yang pada gilirannnya kanal Tanah Baroe ini diteruskan ke Situ Babakan (yang
pada gilirannya meningkatkan debit air ke Tandjong West, Pasar Minggoe, Kalibata
hingga Pegangsaan lalu masuk ke sungai Tjiliwong). Kanal baru di Depok ini juga
memungkinkan pembuatan kanal baru dari Kali Baroe melalui Land Depok menuju
Land Pondok Tjina (yang sisanya diteruskan ke Situ Babakan).
Pembangunan Jalur Kereta
Api Batavia-Buitenzorg
Land Tandjong West sebagai pemasok daging dan susu untuk
Batavia dan daerah-daerah lain sudah lama berlalu. Peternakan Land Tandjong
West sudah lama tidak terdengar. Yang terdengar dari Land Tandjong West adalah
produktivitas pertaniannya semakin meningkat. Lahan kering di Tandjong West yang
menjadi pemicu munculnya peternakan telah berubah menjadi lahan basah untuk
menghasilkan tanaman pangan dan hortikultura.
Pada tahun 1873 jalur
kereta api Batavia-Buitenzorg dibuka. Ini menandai moda transportasi dari
kereta kuda dan pedati menjadi moda transportasi kereta api (massal).
Halte-halte yang dibangun di rute jalur barat Westerweg tepat berada di jantung sentra pertanian, yakni: Halte
Lenteng Agoeng (Land Tandjong West), Halte Pondok Tjina (Land Pondok Tjina),
Halte Depok (Land Depok), Halte Tjitajam (Land Tjitajam), Halte Bojong Gede dan
Halte Tjiliboet. Rute jalur timur Oosterweg antara Batavia-Buitenzorg adalah Meester Cornelis, Bidara Tjina, Tandjong Oost, Tjimanggis, Tjibinong dan Tjiloear.
Dengan adanya halte di Lenteng Agoeng yang menjadi pusat
dari Land Tndjong West, maka Land Tandjong West telah mengalami pergeseran moda
transportasi dari transportasi sungai, menjadi transportasi jalan darat dan
kemudian transportasi kereta api.
Pada saat susu hasil
produksi peternakan di Land Tandjong West sejak era VOC diangkut melalui
kendaraan air (yang lamanya enam jam dari pelabuhan sungai Tjiliwong di Land Tandjong
West). Lalu kemudian bergeser dengan angkutan kereta kuda melalui jalan Pasar
Minggoe hingga ke Meester Cornelis lalu ke Batavia (Westerweg).
Pada saat muncul moda transportasi baru kereta api (1873)
padang penggembalaan peternakan di Land Tandjong West sudah lama berakhir. Para
penumpang kereta api ketika melewati Land Tandjong West tidak melihat lagi
cowboy-cowboy di atas kuda menghalau ternak di era VOC. Tidak lagi terdengar
teriakan ihaaa! Yang terlihat (di era Pemerintah Hindia Belanda) adalah areal
persawahan yang luas di Land Tandjong West. Para cowboy telah lama hilang dan
yang muncul adalah para petani. Setiap kereta lewat di Land Tandjong West, para
petani hanya bisa melambaikan tangan kepada para penumpang kereta api: Howdy!
Peternakan dan pabrik susu di Pasar Minggoe (1934) |
Dalam perkembangan lebih lanjut, muncul persoalan baru. Oleh
karena pada musim kemarau mata air di hulu makin mengecil dan air dari Kali
Baroe makin mengecil dampaknya semakin ke hilir, maka sawah-sawah yang berada
di hilir mengalami kekurangan air. Yang paling parah dampak kemarau adalah
pertanian dan persawahan di Land Tandjong West.
Pada tahun 1930, untuk
mengatasi persoalan air di Land Tandjong West maka Situ Pitara harus ditutup
yang mana air dari Kali Baroe langsung dialirkan ke Tandjong West melalui kanal
Tanah Baroe, Situ Babakan dan kanal di Lenteng Agoeng. Penutupan Situ Pitara ini
direalisasikan dengan memberi konpensasi kepada Gemeente Depok.
Kini, sawah-sawah yang luas dan areal perkebunan yang
luas di Land Tandjong West hanya tinggal kenangan. Semua lahan yang dulu yang
pernah menjadi arena para cowboy dan petani dan tukang kebun sekarang telah
beralih fungsi menjadi peruntukkan jalan arteri dan kemudian jalan yang mana di
sisi selatan jalan terbentuk kavling pemukiman yang nilainya sangat mahal,
seperti Rancho Indah. Apakah rancho berasal dari ranch (peternakan)? Howdy!
Landhuis Tandjong West (1930) |
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan
sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang digunakan lebih pada ‘sumber
primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya
digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga
merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam setiap
penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di
artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja.
May I get the full map of the 1901 Depok map, where Tanjung Barat landhuis was indicated?
BalasHapusNatuurlijk. Ik laat u de onderstaande link zien, Dank je.
BalasHapushttp://media-kitlv.nl/all-media/indeling/detail/form/advanced?q_searchfield=lenteng+agoeng
Thank you very much!
HapusMay I know the source for the Soerabaijasch handelsblad, 17-08-1893? A link would be helpful.
BalasHapusRizky Ikhsani, please contact me via email ('read me'), I will send the document (pdf)
BalasHapusapakah jalan masuk ke kedung tanjung barat ? jalan nanka lama atau poltangan ?
BalasHapusSesuai eranya. Pada era VOC masih lewat sungai ke OOSt Tandjong (Pasar Rebo yang sekarang)di jalan Oosterweg (jalan sisi timur sungai Tjiliwong. Pada era Pemerintahan Hindia Belanda (sekitar 1830an) dengan ditingkatkan mutu jalan sisi barat sungai Tjiliwong (werternweg) dengan rute Buitenzorg, Depok, Sringsing, Tandjong West, Doeran Kalibata, Tjikini dan Kwitang maka jalam menuju ke Landhuis Tandjong West melalui Poltangan. Jalan Nangka yang sekarang kelihatannya muncul belakangan.
HapusDemikian
Tks
Dari internet atau orang-orang yang sekarang ditemui langsung. Mungkin mengatakan bahwa asal usul nama poltangan berasal dari kata jempol tangan.
BalasHapusMenurut cerita ada jawara yang dimutilasi untuk menghabisinya. Karena itu merupakan syarat menghadapi ilmu hitam yang dimilikinya. Kemudian tersebar berita ada hantu yang mencari jempol tangannya.
Tapi menurut saya asal-usul nama tersebut berasal dari bahasa belanda poltang. Yang dalam bahas inggris adalah full tank. Yang juga populer disini terutama dispbu. Yang berarti mengisi bensin hingga penuh.
Pembentukan katanya; jika tempat orang mangkal disebut pangkalan. Maka tempat orang "poltang" disebut poltangan (atau poltangen dari pengaruh dialek sunda).
Hal ini didukung dengan kesaksian ayah teman saya yang mengatakan. Bahwa ditempat yang sekarang menjadi sma bunda kandung. Dulunya adalah bangunan belanda tempat menyimpan kendaraan (mobil).
Apakah bangunan tersebut dulunya berfungsibjuga sebagai pompa bensin?
Apakah bung martua punya data atau foto bangunan tersebut sebelum menjadi ama bunda kandung?
Apakah ini menarik untuk penelitian toponim?
Mungkin bung kenal dengan budayawan jj rizal barangkali tertarik menelitinya.
Pak Nanang saya belum mengetahui asal-usul nama Poltangan. Saya juga belum punya data atau foto tentang bangunan yang kini menjadi SMA Bunda Kandung. Saya akan kabari jika ketemu. Soal penelitian toponimi saya kurang mendalami dan belum kenal beliau. Saya hanya terbatas dalam hal mendalami asal usul kota atau kawasan dari sudut pandang ekonomi dan bisnis.
HapusSedikit tentang asal usul Poltangan yang dikaitkan dengan kejadian pembunuhan yang selama ini dikisahkan, saya belum ketemu. Di Tandjong West atau Tanjung Barat setahu saya hanya sekali terjadi pembunuan pada tahun 1854. Pembunuhan ini dilakukan secara keji yang mana sang pembunuh sudah ditemukan karena motif persaingan dalam merebut seorang gadis. Dua pemuda yang bersaing tersebut tinggal di kampung yang sama.
Apakah benar dulu ada percabangan dari stasiun tanjung barat ke arah jatiasih, cibubur dan ciracas pak? Ketika googling wikipedia dengan keyword ciracas saya menemukan stasiun eks cibubur dan stasiun eks ciracas. Mohon pencerahannya, terima kasih
BalasHapusPada era kolonial Belanda jalur kereta api di sisi barat Tjiliwoeng dan halte/stasion terdekat hanya ada di Depok, Pondok Tjina, Lenteng Agoeng dan Pasar Minggoe. Stasion di Tandjong Barat tidak pernah ditemukan (baru dibangun belakangan ini). Akses terdekat yang menyeberangi sungai Tjiliwoeng hanya ada satu jembatan terdapat di Depok (sejak 1918). Jalan trans Java (Daendels)antara Meester Cornelis (Jatinegara) dan Buitenzorg (Bogor) cukup ramai. Semua perkebunan di tanah-tanah pertikelir di dua sisi jalan bermuara ke jalan raya ini. Soal stasion kereta api di Tjiboeboer dan Tjiracas bukanlah stasion keretapi seperti di Lenteng Agoeng dan Pasar Minggoe, melainkan hanya jalur lori (kereta api barang)antara Land Tjiboeboer ke Land Tandjoeng Oost (Pasar Rebo) melalui Land Tjiratjas. Boleh jadi stasion yang dimaksud adalah gudang-gudang pengumpulan hasil perkebunan yang diangkut dengan kereta api lori. Tiga land ini sebenarnya masih terkait hubungan keluarga dalam hal pemilikian land. Dalam peta-peta tahun 1900an ada terlihat jalur lori. Jalur lori yang lain juga ditemukan antara Pabrik kapur di Sawangan (Tjipajoeng) ke stasion kereta api di Tjitajam.
HapusDemikian, semoga informasi ini dapat membantu.
Menarik sekali tulisan ini. Perhatian saya tertuju pada tandjung Oost yang pernah ada rumah gedong sehingga wilayah sekitar itu disebut kampung gedong kini menjadi nama sebuah kelurahan. Bila kita bergerak ke arah Selatan akan menjumpai wilayah Cijantung bila terus akan masuk ke Kopassus (beberapa wilayah kopassus berbatasan sungai ciliwung dengah Tanjung Barat) dan bila terus akan tembus ke wilayah yang Kelapa dua/ Pasir Gunug Selatan di sekitar situ ada setu pedongkelan. Adakah catatan tentang sepanjang wilayah itu? dulunya bekas apa? siapa yang memiliki Land atau lahan sekitar itu? Terima kasih.
BalasHapusSetu Pedongkelan dulunya bernama Setu Tjidjantoeng. Persis di sebelah barat setu terdapat kampong Tjidjantoeng (di sebelah barat kampong ini terdapat sungai Tjidjantoeng dan di sebelah barat sungai ini sungai Tjiliwong). Batas land Tandjoeng Oost (Meester Cornelis) dengan land Tjimanggis (Buitenzorg) berada di jalan tol Cijago yang sekarang. Setu Tjidjantoeng masuk land Tandjoeng Oost yang dimiliki oleh keluarga Ament. Di area setu hingga perbatasan Tjimanggis adalah perkamponga dan persawahan. Kampong yang lebih besar di sisi barat jalan raya (jalan pos) dimana terdapat kampong besar namanya Pal Sigoenong (masuk land Tandj Oost). Setelah kemerdekaan Indonesia dibangun markas brimob. Setelah adanya markas ini batas Jakarta Meester Cornelis) bergeser ke jalan markas brimob ini. Oleh karena itu markas brimib Kelapa Dua kini masuk Depok. Jembatan Kelapa Dua di atas sungai Ciliwung baru dibangun pada saat pembangunan UI tahun 1980an. Kampus UI adalah batas land Lenteng Agung/Serengseng Sawah (Meester Cornelis) dan land Pondok Tjina (Buitenzorg). Untuk lebih memahami wilayah sekitar dapat juga dibaca dalam artikel ini tentang sejarah Lenteng Agung, sejarah Pasar Rebo, sejarah Cibubur, sejarah Cimanggis dan sejarah Pondok Cina.
BalasHapusMantap. Terima kasih.
BalasHapusSptnya bekas gedung Landhuis tjbrt skrg ini jd gedung panti asuhan tjbrt. Meskipun sudah direhab, tiang2nya msh difungsikan. Sedangkan makam Jan Andries Duurkoop sdh jd jln yb simatupang, dan sempat ada pembongkaran makam Belanda yg saat itu ada dibelakang gedung LPMP, makamnya dipenuhi alang2 sblm jd jalan. Beberapa masyarakat setempat ada yg mengambil nisan makam utk jd kenang2an. Yg tersisa sbg peninggalan Landhuis tjbrt selain gedung, jln poltangan-jln nangka, lap bola Sukatani skrg ini, dulu tetap berfungsi sbg lapangan dan areal bekas kandang ternak (babi) disebutnya oleh masyarakat sekitar: Lebak (ada terlihat jelas dipeta thn 1901)
BalasHapusKalau tentang panti asuhan tanjung barat apa ada artikelnya Mas?
HapusInformasi sangat menarik pak, bolehkah arrikel-artikel ini, baik gambar maupun informasi lainnya saya buat dalam versi video? Terima kasih, salam
BalasHapusSilahkan saja, pengetahuan seharusnya disebarluaskan. Selamat belajar sejarah
HapusTerima kasih prof. Semoga menjadi amal kebaikan bagi prof..
HapusSaya tertarik dan ingin sekali mengetahui biografi Raden Aria Soeria di Redja
BalasHapusPak apakah ada data kakek saya pernah menjabat lurah tanjung barat tahun 1940-1957 ?
BalasHapusada peta secara keseluruhannya tidak? sepertinya peta2 diatas berupa potong2an.
BalasHapuspeta tahun berapa yang dibutuhkan silahkan dialamatkan ke alamat email di atas. Semoga masih tersedia
Hapus