*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Aeta
(Ayta atau Agta, adalah sebuah penduduk asli yang tinggal di bagian pegunungan
terisolasi di pulau Luzon, Filipina. Suku tersebut dianggap merupakan Negrio to
(Negrito). To adalah orang (people) dan Negrio adalah negeri (land). Kelompok
penduduk asli (negrito) juga masih ada di Semenanjung (Semang) dan di pulau Andaman.
Bahasa Atta adalah sejumlah kesinambungan dialek-dialek Luzon Utara yang dituturkan oleh sebagian kelompok Aeta (Agta) di Luzon utara, Filipina. Ada tiga ragam bahasa Atta menurut Ethnologue: Atta Faire (Atta Selatan): dituturkan dekat Faire, Rizal, Cagayan; Atta Pamplona (Cagayan Utara Negrito): dituturkan di Pamplona, Cagayan; mirip dengan bahasa Ibanag; Atta Pudtol: dituturkan di Pudtol, Apayao, dan sepanjang tepian sungai Abulog di Pamplona selatan; Atta Viciosa Villa, sepertinya pernah dituturkan di Villaviciosa, Abra, kemungkinan berhubungan dengan bahasa ini, tapi tidak ada bukti yang mendukung. Reid (1994) juga menyebut beberapa tempat tinggal penutur Agta Cagayan Selatan: Minanga, Peñablanca, Cagayan; Conyan, Minanga, Peñablanca, Cagayan; Sapinit, Maconacon, Isabela; Makagaw (Dupaninan), Cagayan (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Aeta bahasa Atta di pulau Luzon kepulauan Filipina? Seperti disebut di atas bahasa Aeta dituturkan oleh orang Aeta di pulau Luzon. Evolusi populasi dari Negrito, Alifuru (Austronesia) hingga Nusantara. Lalu bagaimana sejarah bahasa Aeta bahasa Atta di pulau Luzon kepulauan Filipina? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982