*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Dua
pemuda belia Belanda menjadi pejabat terendah yang kemudian ditempatkan di
Pantai Barat Sumatra. Kedua pemuda belia tersebut adalah Edward Douwes Dekker
ditempatkan sebagai Controleur di (afdeeling) Natal dan AP Godon di (afdeeling)
Bondjol. Dengan kepribadian yang sama untuk misi yang sama tetapi Edward Douwes
Dekker bertindak sedikit radikal, tetapi AP Godon dengan cara yang lebih pelan
tapi pasti. Keduanya pada akhirnya tidak dianggap sebagai Pahlawan (Hindia)
Belanda.
Perang Padri yang berlarut-larut (1821-1838) telah
dimenangkan Pemerintah Hindia Belanda tetapi begitu banyak korban di kedua
belah pihak. Perang Jawa hanya diselesaikan selama lima tahun 1825-1830). Meski
Perang Padri sudah lama berakhir, tetapi bentuk-bentuk perlawanan terhadap
otoritas Hindia Belanda di Pantai Barat Sumatra tidak sepenuhnya hilang. Masih
ada perang yang panjang yang relatif bersamaan (parelel), yakni: Perang Batak
(Sisingamangaradja) dan Perang Atjeh (Teuki Tjik Ditiro dan Teuku Umar).
Diantara dua fase perang inilah AP Godon yang menjadi Asisten Residen
(Afdeeling) Angkola Mandailing, Residenti Tapanolei melakukan ekspedisi (ke
wilayah perbatasan Sumatra Utara dan Riau (Padang Lawas) 1855 tanpa harus
mengorbankan darah. AP Godon memenangkan perselisihan dengan damai. Salah satu
pribumi yang dilibatkan AP Godon dalam ekspedisi ini adalah Eadja Batoenadoea Patoean
Soripada (kakek Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan). Sebagian kisah
ekspedisi AP Godon ini dideskripsikan dalam makalahnya berjudul Geen Militaire
Expeditisn, maar Een Kundig en Beleidvol Bestuur op Sumatra yasng diterbitkan
HM van Dorp en Co, Batavia, 1872. Satu yang penting yang dapat dibaca dalam
buku itu: "di Hndia penghargaan lebih mungkin diberikan kepada pejabat
atau pejabat yang telah membakar beberapa kampung dan menyebabkan orang tertembak”,
daripada "intervensi dan musyawarah tenang, untuk menyelesaikan kesulitan
yang muncul tanpa pertumpahan darah”. “Nafsu akan kehormatan mengundang
ekspedisi”.
Lantas
bagaimana sejarah gelar Pahlawan Belanda menurut pandangan AP Godon? Seperti
disebut di atas, AP Godon pernah berada di tiga tempat berbeda dimana konflik
terjadi. AP Godon, Asisten Residen Angkola Mandailing terbentuk berhasil dengan
kemenangan damai dalam ekspedisi Padang Lawas 1855. Lalu bagaimana sejarah gelar
Pahlawan Belanda menurut pandangan AP Godon? Seperti kata ahli sejarah tempo
doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..