Rabu, 09 Juni 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (57): Bahasa Era Zaman Kuno di Indonesia, Lingua Franca Sanskerta; Bahasa Batak, Jawa dan Melayu

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog Klik Disini

Bahasa pada dasarnya diturunkan. Bahasa tidak akan hilang sejauh populasi pemiliknya masih eksis. Namun bahasa pada populasi tertentu dapat digantikan oleh bahasa lain (karena adanya pengaruh budaya baru yang sangat masif). Populasi pengguna bahasa di wilayah pedalaman seperti Tanah Batak dan Tanah Jawa cenderung bertahan lama hingga ini hari. Bahasa-bahasa asli Indonesia itu pada zaman dulu diperkaya oleh bahasa Sanskerta melalui navigasi pelayaran perdagangan dari India (selatan). Bahasa Sanskerta inilah yang kemudian menjadi lingua frannca..

Bahasa Batak dan bahasa Jawa bukan lingua franca dalam navigasi pelayaran perdagangan. Interaksi bahasa Sankerta dengan bahasa Batak dan bahasa Jawa menyebabkan terjadi proses pembaruan bahasa Sanskerta sebagai lingua franca menjadi lingua franca yang baru yang keudian diidentifikasi sebagai bahasa Melayu Kuno. Pada fase ini tetap eksis bahasa Batak Kuno dan bahasa Jawa Kuno. Seiring dengan pergeseran lingua franca ini, berkembang aksara dari aksara Pallawa berbahasa Sanskerta menjadi aksara Batak Kuno, aksara Melayu Kuno dan aksara Jawa Kuno. Dalam perkebangannya, muncul peradaban baru era Islam. Aksara dengan bahasa Melayu kuno menjadi aksara Arab dengan bahasa Melayu. Sementara itu, aksara Batu Kuno dan aksara Jawa kuno yang lebih dipermodern tetap eksis. Dengan hadirnya aksara Latin berbahasa Melayu (sejak era Portugis), aksara Arab berbahasa Melayu menghilang menjadi aksara Latin berbahasa Melayu. Sekali lagi, aksara Batak Kuno dan aksara Jawa Kuno yang lebih dipermodern tetap eksis (bahakan hingga ini hari). Pada masa kini, lingua farnca (bahasa nasional) bukan lagi bahasa Melayu tetapi bahasa Indonesia. Bahasa Batak, Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu hanya diposisikan sebagai bahasa daerah,

Lantas bagaimana sejarah bahasa zaman kuno di Indonesia? Tentu saja sudah ada yang menulisnya tetapi tampaknya hanya sekadarnya. Seperti disebut di atas dua pengguna bahasa asli yang memiliki populasi besaradalah bahasa Batak dan bahasa Jawa. Kehadiran bahasa Sanskerta sebagai lingua franca menjadi sebab munculnya lingua franca yang baru bahasa Melayu (kuno). Lalu apa hubuugannya dengan perkembangan aksara? Setali tiga uang dengan bahasa. Sejauh mana pengaruh bahasa Batak Kuno dan bahasa Jawa Kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.