Senin, 18 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (179): Makam Makam Tua di Aceh; Penyebaran Islam Nusantara, Kerajaan Aru dan Kerajaan Aceh

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Makam-makam tua juga terdapat di Aceh. Makam-makam tua di Aceh dihubungkan dengan kerajaan-kerajaan di Aceh dan penyebaran agama Islam. Seperti telah diidentifikasi pada artikel-artikel sebelumnya sudah ada makam-makam Islam yang lebih tua di pantai barat Sumatra yang berada di Barus (Tapanuli). Juga ditemukan  makam-makam Islam di pantai timur Jawa yang berada di Troloyo (Mojokerto). Dalam hal ini apakah penyebaran agama Islam bermula di Tapanuli?

Sejarah Islam dan sejarah kerajaan Aceh selalu dihubungkan. Kerajaan Aceh semakin kuat pada era Portugis karena dukungan yang kuat dari luar yakni militer dari (kerajaan) Turki (lihat Mendes Pinto, 1537). Hubungan Aceh dan Turki selalu menarik perhatian publik. Belum lama ini diberitakan bahwa keturunan Sultan Aceh Cut Putri yang juga pemimpin Darud Donya mengirimkan surat resmi kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan guna meminta bantuan perihal situs sejarah yang terancam punah (lihat Republika 6 Oktober 2021). Hubungan Aceh dan Turki beberapa hari terakhir ini (kembali) menarik perhatian publik. Disebutkan di berbagai media bahwa di Jakarta akan ditabalkan menjadi nama jalan tokoh Turki Mustafa Kemal Atatürk atau Gazi Mustafa Kemal Pasha sebagai Bapak Turki modern yang juga presiden pertama Turki sehubungan dengan penabalan nama jalan di Ankara presiden Indonesia pertama [Ahmet] Soekarno. Namun penabalan nama Mustafa Kemal Atatürk tidak mulus karena muncul sejumlah protes. Artikel ini tidak sedang berbicara tentang dua hal yang menjadi isu masa kini.

Lantas bagaimana sejarah makam-makam tua di Aceh? Seperti disebut di atas, sejarah kerajaan di Aceh sejak tempo doeloe dihubungkan dengan (kerajaan) Turki. Mendes Pinto di dalam bukunya bahwa Kerajaan Aru dikalahkan Kerajaan Aceh karena didukung militer dari Turki. Lalu apakah makam-makam tua di Barur (Tapanuli) memiliki hubungan dengan makam-makam di Aceh? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (178): Makam Tua Raja Raja Gowa; Makam Kuno Ternate Minahasa Poso Makassar Flores Sumbawa

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Lain di Jawa, lain pula di Sumatra dan tempat-tempat di bagian timur Indonesia soal makam-makam tua. Makam raja-raja Gowa terbilang yang banyak dibicarakan. Hal itu, tidak hanya karena Gowa adalah kerajaan besar di masa lampau (terutama pada era VOC), juga karena tokoh terpenting Kerajaan Gowa yakni Soeltan Hasanoeddin. Makam-makam tua di Sulawesi merupakan salah satu representasi terbaru dari makam-makam yang berasal dari zaman kuno. Nama (kota) Makassar yang sekarang, dimana letak ibu kota Kerajaan Gowa tempo doeloe, adalah nama kuno yang sudah diidentifikasi pada teks Negarakertagama (1365).

Makam raja-raja Gowa dapat dikatakan makam-makam yang masih baru dalam era zaman kuno. Makam-makam tua dari era zaman kuno di wilayah (pulau) Sulawesi diduga ditemukan di bagian tengah (jantung) pulau di Seko, Bada, Besoa dan Napu serta di semenanjung utara Sulawesi di Minahasa. Makam-makam kuno di jantung Sulawesi ini diduga ada yang berasal dari tradisi (batu) megalitik yang kurang lebih mirip dengan bentuk megalitik di Tanah Batak. Makam-makam kuno juga ditemukan di wilayah Maluku dan pulau di selatan di Flores dan Sumbawa. Salah satu makam kuno yang ditemukan di pulau Sumbawa berada di Bima (yang diduga pada era Portugis). Makam-makam kuno di pulau Flores diduga lebih tua dan memiliki hubungan dengan makam-makam di Sulawwesi Tengah dan Sulawesi Utara.

Lantas bagaimana sejarah makam-makam raja Gowa? Seperti disebut di atas, makam-makam raja-raja Gowa cukup banyak namun dan  terbilang baru. Lalu apakah ada makam-makam tua di wilayah Makassar yang terhubung dengan makam-makam tua di bagian tengah Sulawesi dan makam-makam tua di Flores dan Sumbawa? Yang jelas makam raja-raja Gowa kurang lebih sejaman dengan raja-raja Ternate. Bagaimana dengan di Buton dan Banggai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.