Rabu, 03 Februari 2021

Sejarah Kupang (12): Sejarah Manggarai di Wilayah Barat Pulau Flores; Mengapa Ada Nama Kampong Manggarai di Batavia?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini

Sejarah tidak pernah membingungkan. Namun sejarah adakalanya memberikan kejutan pada masa kini. Sejarah tidak pernah berubah. Yang berubah adalah cara menarasikan sejarah itu sendiri. Sejarah sendiri adalah narasi fakta dan data. Dalam sejarah Pulau Flores, nama baru dintroduksi (yang menyebabkan nama lama hilang). Namun nama Pulau Manggarai tidak sepenuhnya hilang, Sebab nama pulau Manggarai digantikan namanya menjadi pulau Komodo dan nama Manggarai dijadikan sebagai nama wilayah. Pulau Komodo meski namanya merujuk ke Sumbawa tetapi pulau Komodo sendiri masuk wilayah Manggarai. Itulah awal nama Manggarai di Pulau Flores.

Pada masa ini nama Manggarai dikenal sebagai nama wilayah di pukau Flores (kabupaten Manggarai ibu kota di Ruteng). Kabupaten ini kemudian dimekarkan dengan membentuk kabupaten baru. Kabupaten baru yang tetap menggunakan nama Manggarai adalah kabupaten Manggarai Barat (ibu kota di Labuan Bajo); kabupaten Manggarai Timur (ibu kota di  Borong). Penduduk yang berada di wilayah barat Pulau Flores ini mengidentifikasi diri sebagai Orang (suku) Manggarai dengan menggunakan bahasa (dialek) Manggarai.

Bagaimana sejarah Manggarai? Umumnya penduduk Manggarai berada di Pulau Flores dan sebaguian yang lainnya di pulau-pulau seperti di Pulau Komodo. Lantas mengapa ada nama kampong Manggarai di Batavia tempo doeloe? Tentu saja ada nama kampong Tambora. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk ntuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Kupang (11): Sejarah Pulau Flores, Pangkal Pulau di Tanjung hingga Kampong Ujung Barat di Ende; Cabo das Florest 1517

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kupang dalam blog ini Klik Disini

Bagaimana sejarah Pulau Flores? Sudah barang tentu ada yang telah menulisnya. Lantas mengapa harus ditulis lagi? Sejauh data baru ditemukan, narasi sejarah tidak pernah berhenti. Interpretasi yang benar akan menghasilkan narasi yang baik. Hal itu karena metodologi sejarah terus dikembang. Lalu bagaimana sejarah Pulau Flores?

Pulau Flores di Provinsi Nusa Tenggara Timor adalah salah satu dari empat pulau besar: Timor, Flores, Sumba dan Alor. Pada masa ini Pulau Flores terbagi menjadi 8 kabupaten; Manggarai Barat, ibu kota di Labuan Bajo; Manggarai, ibu kota di Ruteng; Manggarai Timur, ibu kota di Borong; Ngada, ibu kota di Bajawa; Nagekeo ibu kota di Mbay; Ende ibu kota di Ende; Sikka ibu kota di Maumere; Flores Timur ibu kota di Larantuka; dan Lembata ibu kota di Lewolebampau.

Sejarah pulau bermula dari namanya: Flores. Nama Florest kali pertama diidentifikasi pada Peta 1517 sebagai suatu tanjung di ujung timur pulau yang disebut Cabo das Florest (Tanjung Florest). Bagaimana dengan nama Ende, sebab awalnya nama pulau sebagai Flores dan Ende saling dipertukarkan? Nama Ende, bukan lagu dalam bahasa Batak, tetapi seperti Flores yang berasal dari bahasa Portugis, kampong paling ujung. Bagaimana bisa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk ntuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.