*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Pasar Tanah Abang adalah salah satu pasar tertua di Jakarta. Sudah dikenal sejak era VOC. Pasar Tanah Abang masih eksis hingga ini hari. Pasar Tanah Abang diduga setua Pasar Senen. Dua pasar ini menjadi simpul perdagangan antara Kasteel Batavia atau Stad (kota) Batavia dari arah pantai dengan pedalaman. Pasar Senen simpul pedagangan dari pedalaman sisi timur sungai Tjiliwong dan Pasar Tanah Abang simpul perdagangan dari pedalaman sisi barat sungai Tjiliwong. Pada Peta 1682 di tempat dimana kelak dikenal sebagai Tanah Abang sudah ada bangunan rumah orang Eropa/Belanda dan kanal sungai Kroekoet.
Pasar Tanah Abang adalah salah satu pasar tertua di Jakarta. Sudah dikenal sejak era VOC. Pasar Tanah Abang masih eksis hingga ini hari. Pasar Tanah Abang diduga setua Pasar Senen. Dua pasar ini menjadi simpul perdagangan antara Kasteel Batavia atau Stad (kota) Batavia dari arah pantai dengan pedalaman. Pasar Senen simpul pedagangan dari pedalaman sisi timur sungai Tjiliwong dan Pasar Tanah Abang simpul perdagangan dari pedalaman sisi barat sungai Tjiliwong. Pada Peta 1682 di tempat dimana kelak dikenal sebagai Tanah Abang sudah ada bangunan rumah orang Eropa/Belanda dan kanal sungai Kroekoet.
Pasar Tanah Abang, 1770-1772 |
Pada waktu yang relatif sama, di tenggara benteng (fort) Noordwijk Cornelis
Chastelein membuka lahan untuk perkebunan. Pada tahun 1697, Chastelein sudah
memiliki sebuah rumah dan dua pabrik gula di area baru ini. Area kepemilikan
Cornelis Chastelein ini kemudian dikenal sebagai Weltevreden. Setahun
sebelumnya tahun 1696 Cornelis Chastelein juga membuka lahan di Sringsing (kini
Lenteng Agoeng) dan kemudian pada tahun 1704 Cornelis Chastelein membeli lahan
baru di Depok.
Add caption |
Keberadaan Pasar Tanah Abang kali pertama disebut Johannes Rach dalam
lukisan tahun 1770-1772. Rach menyebut nama pasar itu Pasar Nabang (baca: Pasar
Tanah Abang). Jaraknya sekitar 2.5 pal dari batas Batavia dan 5 pal dari Stad
(kota) Batavia. Lukisan lain dari Johannes Rach (1770-1772) adalah Pasar Senen.
Dalam lukisan terlihat lurus ke selatan adalah jalan Kramat menuju Buitenzorg.
Sementara jalan ke arah barat menuju Pasar Tanah Abang. Jalan ini kini dikenal
sebagai jalan dan jembatan Kwitang.
Pasar Senen di Weltebreden, 1770-1772 |
Itulah awal keberadaan Pasar Senen atau Pasar Vinck atau Pasar Weltevreden
dan awal keberadan Pasar Tanah Abang. Dua pasar besar yang sudah eksis sejak
era VOC yang saling terhubung dekat di selatan kota (stad) Batavia.
Pasar Tanah Abang Era
Pemerintah Hindia Belanda
Nama Pasar Tanah Abang baru muncul kembali
ke permukaan pada era Pemerintah Hindia Belanda tahun 1810 (lihat Bataviasche
koloniale courant, 28-12-1810). Nama-nama pasar yang ada saat itu adalah pasar
yang berada di Meester Cornelis (kini Jatinegara); Weltevreden (Pasar Senen
atau Pasar Vincke); Tanah Abang, Poelo Gadong; Tjilintjing; Tjiassem; Tjintiga;
Bazaar Baroe (Palmerah?); Bazaar Lama (Kebajoran?); dan Simplicitas (Pondok
Laboe). Pasar-pasar ini adalah pasar dimana terdapat orang Eropa/Belanda dan
kantor polisi (lihat Java government gazette, 30-01-1813).
Landhuis Daalxigt di Tanah Abang (Peta 1825) |
Pada tahun 1817 terdapat sebanyak 16
buah pasar di seputar Batavia (lihat Bataviasche courant, 19-07-1817).
Pasar-pasar tersebut berada di Weltevreden, Meester Cornelis,Tjilintjing,
Bekassi. Kedaung, Tjabang Boengie, Tandjoeng Oost, Pondok Gede, Tanah Abang,
Tandjong West, Tangerang, Bazaar Baroe Grinding, Maoek, Djengot, Pondok Laboe
dan Tjiassem. Disebutkan, terhadap pasar-pasar ini dikenal pajak sebesar lima
persen.
Tanah Abang (Peta 1625) |
Pada Peta 1825 di Pasar Tanah Abang
teridentifikasi sejumlah bangunan. Bangunan-bangunan di Pasar Tanah Abang ini
terlihat agak terpencil jauh dari keramaian di Rijswijk, Noordwijk dan
Weltevreden. Pada Peta 1825 Pasar Senen di Weltevreden tampak sangat besar,
jauh lebih besar jika dibandingkan Pasar Tanah Abang,
Tanah Abang (1867) |
Pada Peta 1825 sisi selatan Rijswijk
dan Noordwijk sudah jauh berkembang dengan dibentuknya Koningsplein. Di sisi
selatan Koningsplein Land Kebon Sirih telah berubah menjadi area pemukiman
Eropa/Belanda. Area pemukiman Eropa.Belanda ini berada di dalam lingkar jalan
penghubung antara Pasar Senen di Weltevreden dengan Pasar Tanah Abang.
Pasar Tanah Abang (Peta 1866) |
Pada Peta 1866 situasi dan kondisi
di Tanah Abang tidak banyak berubah jika dibandingkan dengan situasi dan
kondisi tahun 1825 (Peta 1825). Di sekitar Tanah Abang masih terkesan kawasan pasar
dan pemukiman yang dikelilingi oleh kebun/tegalan dan persawahan serta
kebun-kebun orang Eropa.Belanda. Meski terpencil dari arah Batavia, tetapi
Tanah Abang terhubung dengan baik ke tiga arah jalur ekonomi/perdagangan yakni:
ke arah barat ke Grogol dan Tangerang; ke arah selatan sisi barat sungai Grogol ke Bazaar Baroe (Palemerah),
Kebajoran, Tjipoetat ke Buitenzorg. Sementara ke arah selatan sisi timur sungai
Grogol ke Mampang, Bangka, Simplicitas (Pondok Laboe), Tjinere, Parong dan
Buitenzorg.
Landhuis Tanah Abang, 1880 dan Keluarga Bik |
Moda Kereta Api Menuju Pasar Tanah Abang
Land Tanah Abang atau Land Daalxigt lambat laun menjadi sangat ramai. Tanah
Abang dalam perkembangannya status administrasinya telah berubah menjadi wijk.
Pasar Tanah Abang juga menjadi pusat perekonomian dan perdagangan yang penting
di sekitar Batavia. Pasar Tanah Abang adalah pasar swasta. Pada tahun 1862
Pasar Tanah Abang adalah pasar ketiga terbesar berdasarkan nilai pajak yang
diterima oleh pemerintah (lihat Nieuw Amsterdamsch handels- en effectenblad, 08-01-1862).
Disebutkan nilai pajak Pasar Tanah Abang tahun lalu sebesar f15.000. Nilai
pajak terbesar adalah Pasar Pintor Ketjil sebesar f26.000 dan di posisi kedua
adalah Pasar Senen dengan nilai pajak f24.000. Pada urutan berikutnya ditempati
oleh Pasar Meester Cornelis dan Pasar Tangerang masing-masing dengan nilai
pajal sebesar f8.000.
Jalur trem di Rijswijk (Harmonie), 1880 |
Pada tahun 1864 muncul usulan untuk pembangunan moda transportasi kereta
api di Residentie Batavia. Dalam rencana ini usulan yang muncul adalah membangunan jalur kereta
api dari Batavia ke Buitenzorg via Meester Cornelis, Bekasi, Tjibinong. Sementara
pembangunan jalur kereta api tidak kunjung terealisasi, pada tahun 1867 muncul
gagasan pembangunan moda transportasi trem (tramway) yang menghubungkan tempat-tempat
penting di Batavia dan Meester Cornelis (lihat Java-bode: nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 10-08-1867). Disebutkan jalur trem ini
dimulai dari Klein Boom melalui Molenvliet dengan persimpangan di Harmoni hingga
Pasar Tanah Abang ke arah barat. Untuk ke arah selatan melalui Harmoni terus ke
jembatan Sluisburg (stasion Juanda yang sekarang) terus ke Pasar Senen hingga
Meester Cornelis. Jalur tambahan akan dibuat kemudian dari Molenvliet ke Sawah
Besar hingga ke Pasar Baroe.
Trem di Tanah Abang, 1880 |
Stasion Tanah Abang (Peta 1897) |
Pada tahun 1880 jalur kereta api dari Batavia ke arah selatan diperluas
dari Buitenzorg hingga Bandoeng dan selesai pada tahun 1883. Setelah itu jalur
kereta api dari Batavia ke arah barat dan timur dikembangkan. Jalur ke timur
dari stasion kota (stad) Batavia (Beos) melalui Kemajoran, Senen, Meester
Cornelis (Jatinegara) Tjakoeng dan Bekasi (kemudian diperluas hingga ke
Karawang. Jalur ke barat melalu Angke ke Tangerang via Doeri dan dari Angke/Doeri
ke Tanah Abang. Dalam perkembangannya jalur kereta api dari Tanah Abang
diperluas hingga ke Rangkas Bitoeng melalui Palmerah, Kebajoran, Serpong dan
seterusnya. Dalam perkembangan berikutnya jalur lintas kereta api dari
Gondangdia dibangun menuju stasion Tanah Abang.
Trem listrik di Tanah Abang, 1900 |
Dengan dibukanya jalur lintasan dari stasion BEOS ke stasion Tanah Abang
melalui Gondangdia, stasion Tanah Abang menjadi salah satu stasion yang
memiliki interchange yang paling kompleks. Oleh karenanya stasion Tanah Abang
termasuk salah satu stasion yang sangat sibuk setelah stasion BEOS di stad
(kota) Batavia. Ini seakan melengkapi posisi Pasar Tanah Abang di Land Daalxigt
sejak doeloe merupakan tempat pertemuan jalur perdagangan dari berbagai arah
(Kebajoran, Mampang, Grogol dan Rijswijk. Akibatnya Pasar Tanah Abang dari
waktu ke waktu tetap menjadi pusat perekonomian/perdagangan yang penting baik
sejak era pedati maupun setelah era moda kereta api.
Stasion Tanah Abang, 1910 |
Pasar Tanah Abang, 1930 |
Pada tahun 1903 jalur lintasan dari
stasion Kebon Sirih (kini stasion Gondangdia) yang melalui Land Gondangdia ke
Tanah Abang ditutup. Hal ini karena adanya pembangunan jalur lintasan baru dari
Land Struiswijk di Salemba dari jalur kereta api Batavia-Karawang ke stasion
Tanah Abang via Tjikini dan Menteng. Jalur yang sebelumnya dari stasion BEOS ke
Tanah Abang kini beralih menjadi dari stasion BEOS via Kemajoran dan Salemba ke
Tanah Abang di Tjikini (juga dari Buitenzorg ke Tanah Abang via Tjikini). Pasar
Tanah Abang, 1930
Moda transportasi air di Tanah Abang, 1905 |
Satu yang kerap terlupakan akses menuju Pasar Tanah Abang adalah moda transportasi air melalui
kanal-kanal yang dibuat sejak era VOC hingga era Pemerintah Hindia Belanda. Di
kanal-kanal ini hilir mudik perahu-perahu yang membawa orang dan barang. Tentu
saja perahu-perahu itu juga untuk membawa ternak. Lalu lintas air menuju Pasar
Tanah Abang tidak hanya dari Harmonie tetapi juga dari Angke dan Manggarai.
Namun karena moda transportasi ini telah lama menghilang, kini sering
terlupakan dalam pertumbuhan dan perkembangan awal pusat perekonomian dan
perdagangan di Pasar Tanah Abang. Moda transportasi air di Tanah Abang, 1905
Kanal Manggarai dan Angke di Pedjompongan (Peta 1925) |
.
Pada tahun 1918 terjadi perubahan spasial yang drastis yakni pembangunan stasion besar Manggarai. Dalam pembangunan stasion Manggarai dibangun lintasan baru via jalan Matraman untuk menghubungkan jalur Batavia-Buitenzorg dan jalur BEOS-Meester Cornelis (Jatinegara). Pembanguan stasion Manggarai ini juga dintegrasikan dengan pembuatan kanal baru dari sungai Tjiliwong melalui Menteng (Goentoer dan Doekoeh) terus ke kanal Tanah Abang. Atas permintaan pengembang perumahan Menteng, jalur kereta api ke Tanah Abang via Menteng di Tjikini digeser ke Manggarai melalui sisi utara kanal terus ke stasion Tanah Abang. Proyek integrasi ini selesai seluruhnya pada tahun 1921. Sejak adanya stasion Manggarai, stasion Meester Cornelis di Boekit Doeri ditutup (dijadikan dipo).
Pada tahun 1918 terjadi perubahan spasial yang drastis yakni pembangunan stasion besar Manggarai. Dalam pembangunan stasion Manggarai dibangun lintasan baru via jalan Matraman untuk menghubungkan jalur Batavia-Buitenzorg dan jalur BEOS-Meester Cornelis (Jatinegara). Pembanguan stasion Manggarai ini juga dintegrasikan dengan pembuatan kanal baru dari sungai Tjiliwong melalui Menteng (Goentoer dan Doekoeh) terus ke kanal Tanah Abang. Atas permintaan pengembang perumahan Menteng, jalur kereta api ke Tanah Abang via Menteng di Tjikini digeser ke Manggarai melalui sisi utara kanal terus ke stasion Tanah Abang. Proyek integrasi ini selesai seluruhnya pada tahun 1921. Sejak adanya stasion Manggarai, stasion Meester Cornelis di Boekit Doeri ditutup (dijadikan dipo).
Foto udara stasion dan dipo Tanah Abang, 1943 |
Itulah sejarah panjang secara singkat Pasar Tanah Abang sejak era moda
pedati hingga moda kereta api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar