Senin, 20 Mei 2019

Sejarah Jakarta (45): Sejarah Kebayoran yang Sebenarnya; Sebuah Distrik di Meester Cornelis yang Menjadi Kota Satelit CSW


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Kebayoran kini terdiri dari dua kecamatan: Kebayoran Lama dan Kebayoran Baru. Kebayoran Baru sesungguhnya sebuah rekonstruksi yang bermula dari suatu pembentukan kota satelit di selatan batas Batavia/Djakarta yang masuk ke Afdeeling Meester Cornelis. Rekonstruksi ini dimulai pada tahun 1949 oleh Pemerintah Hindia Belanda/NICA dib bawah yayasan yang disebut Centrale Stichting Wederopbouw (CSW). Area kota satelit ini berada diantara sungai Kroekoet di timur dan sungai Grogol di barat. Pembentukan kota satelit Kebajoran ini dalam upaya pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak.

Master Plan Kota Sateli Kebajoran (1949)
Kebayoran (Baru) adalah kota satelit pertama di Indonesia. Untuk menghubungkan Kota Batavia/Djakarta dengan kota satelit Kebajoran dibangun jalan dan jembatan di atas kanal barat dan rel kereta api di Kampong Doekoe (kini Dukuh Atas). Panjang jembatan ini 106 meter, yang saat itu merupakan jembatan modern terpanjang di Indonesia. Jalan poros (jalan utama) antara pusat kota Jakarta di Lapangan Merdeka dan Kebajoran ditingkatkan Pemerintah Indonesia sehubungan dengan tuan rumah penyelenggaraan Asian Games 1962. Pembangunan fasilitas olahraga (stadion Bung Karno) dan bangunan pendukungnya (Hotel Indonesia, Pusat Pertokoan Sarinah dan jembatan Semanggi) mengeliminasi jarak antara Jakarta dan Kebajoran.    

Bagaimana sejarah awal Distrik Kebajoran dan pembangunan kota satelit Kebajoran tidak tertulis secara komprehensif. Sejarah Kebajoran (Baru) ditulis seadanya tanpa rujukan yang tidak jelas. Oleh karena itu, untuk melihat sejarah evolutif Distrik Keajoran dan sejarah revolutif Kota Satelit Kebajoran tentu masih menarik untuk diperhatikan. Untuk merekonstruksi memori masa lampau di sekitar kawasan Kebajoran pada masa lampau mari kita telusuri sumber-sunber tempo doeloe.