Kamis, 31 Oktober 2019

Sejarah Sukabumi (22): Pecinan (China Town) Sukabumi; Sejarah Orang-orang Tionghoa di Soekaboemi Tempo Doeloe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Hampir di setiap kota ditemukan pemukiman yang diidentifikasi sebagai area komunitas Tionghoa. Tidak hanya di Bogor dan Bandung, juga ditemukan di Kota Sukabumi. Pada masa ini ini area pecinan (China Town) di Kota Sukabumi berada di sekitar Odeon. Keberadaan orang-orang Tionghoa di Soekaboemi paling tidak sudah diketahui tahun 1821 (lihat Bataviasche courant, 29-12-1821).

Pecinan di Soekaboemi, 1890
Pecinan (China Town) di Kota Bogor berada di kawasan (jalan) Suryakencana. Kawasan pecinan (China Town) di Bandung berada di sekitar jalan Klenteng. Tentu saja di Kota Cianjur juga ditemukan pecinan (China Town) yang areanya berada di jalan Mangunsarkoro. Pada awal mulanya tempo doeloe penyebaran orang-orang Tionghoa ke Soekaboemi dan Bandoeng berasal dari kota Tjiandjoer. Sedangkan orang-orang Tionghoa di Tjiandjoer datang dari Buitenzorg (Bogor).

Sudah barang tentu orang-orang Tionghoa datang ke Soekaboemi jauh sebelum tahun 1821. Ini dapat dihubungkan dengan terbentuknya lahan partikiler (land) di district Goenoeng Parang. Land ini kemudian disebut Land Soekaboemi. Pemilik land Soekaboemi, Andries de Wilde diduga kuat telah membuka ruang bagi orang-orang Tionghoa untuk melakukan aktivitas perdagangan di Soekaboemi dan sekitar. Untuk memahami lebih lanjut mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.  

Rabu, 30 Oktober 2019

Sejarah Sukabumi (21): Catur di Sukabumi Sudah Ada Sejak Jaman Kuno? Juara Catur Belanda Dr Euwe Kunjungi Sukabumi, 1930


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini 

Untuk urusan permainan catur di Sukabumi, jangan tanya. Pemegang gelar Grand Master pertama Indonesia kelahiran Sukabumi, Herman Suradiradja. Satu abad yang lalu sudah ada komunitas catur di Sukabumi. Bahkan Kota Sukabumi termasuk salah satu kota yang dikunjungi juara catur Belanda Dr Euwe tahun 1930 (kemudian menjadi juara dunia). Itu dulu. Tapi bagaimana pada masa ini? Itu sudah ditulis oleh yang lain. Kita hanya fokus tentang catur Sukabumi tempo doeloe. Sebab, sejarah adalah tetap sejarah.

Artefak dan Raja Catur dari Sukabumi
Ada satu sejarah lain di Sukabumi yang dikaitkan dengan permainan catur. Belum lama ini, tiga tahun lalu di Sukabumi ditemukan artefak kuno yang mengindikasikan batu mirip buah catur. Lokasi penemuan artefak ini berada di kecamatan Ciemas (yang menjadi bagian dari wilayah  Geopark Ciletuh Sukabumi). Artefak-artefak dari batu yang menyerupai buah catur ini seperti kuda, benteng, gajah dan pion.   

Lantas mengapa tempo doeloe di Sukabumi terdapat komunitas catur. Bahkan komunitas catur Sukabumi ini sangat diperhitungkan. Padahal kota Soekaboemi hanyalah kota kecil tidak sebesar kota Batavia, Bandoeng, Soerabaja dan Medan. Namun sayang komunitas catur di Soekaboemi ini hanya terbatas di kalangan orang-orang Eropa (tidak ada pribumi). Lalu apakah absennya pribumi tempo doeloe, kini telah ditunaikan oleh Herman Suradiradja? Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.  

Selasa, 29 Oktober 2019

Sejarah Sukabumi (20): Sejarah Sepak Bola Sukabumi, Apakah Ada? Tim Sepak Bola dari Batavia Tour ke Soekaboemi, 1920


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini
 

Apakah ada sejarah sepak bola Sukabumi? Ada, sejarah Perssi (Persatuan Sepak Bola Sukabumi Indonesia) dan sejarah Persikabumi (Persatuan Sepak bola Indonesia Kabupaten Sukabumi). Bukan itu yang dimaksud. Apakah ada sejarah sepak bola di Sukabumi sebelum  Perssi dan Persikabumi didirikan. Pertanyaan ini memicu perhatian kita untuk membuka lembaran-lembaran surat kabar pada masa lampau. Sejauh ini sulit ditemukan informasi mengenai sejarah sepak bola di Sukabumi.

Pertandingan sepak bola kali pertama di Indonesia (baca: Hindia Belanda) diselenggarakan di Medan. Itu terjadi pada tahun 1893 ketika tim sepak bola (Inggris) di Penang melawat ke Medan untuk bertandingan dengan tim sepak bola (Belanda). Lalu pada tahun 1896 satu pertandingan sepak bola diadakan di Jakarta (baca: Batavia). Pada tahun 1902 tim sepak bola dari Batavia (BVC) melawat ke Bandoeng untuk melawan tim sepak bola setempat. Setelah perserikatan (bond) pertama didirikan di Batavia yang disebut BVB, kompetisi sepak bola BVB dimulai pada tahun 1904. Itulah awal sepak bola di Indonesia.     

Ketika kompetisi sepak bola sudah diselenggarakan di Batavia, Medan, Soerabaja dan Bandoeng, gaung sepak bola belum terdengar di Soekaboemi. Kompetisi yang kerap diadakan di Soekaboemi baru pacuan kuda saja. Lantas kapan sepak bola kali pertama diadakan di Soekaboemi? Jawaban pertanyaan ini sudah barang tentu akan sendirinya tersambung dengan sejarah Perssi dan Persikabumi. Untuk itu, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 27 Oktober 2019

Sejarah Sukabumi (19): Hari Jadi Kabupaten Sukabumi dan Hari Jadi Kota Sukabumi; Kapan Sebenarnya dan Apa Pedomannya?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Tahun lalu, Bupati (kabupaten) Sukabumi pernah mempersoalkan hari jadi (hari kelahiran) Kabupaten Sukabumi. Pertanyaan yang diajukan Bupati sangat mudah, yakni bagaimana mungkin hari jadi Kota Sukabumi lebih tua dari Kabupaten Sukabumi. Pertanyaan ini masuk akal. Selama ini hari jadi kabupaten Sukabumi ditetapkan tanggal 1 Oktober 1945, sementara hari jadi Kota Sukabumi ditetapkan tanggal 1 April 1914 (merujuk pada tangggal diberlakukannya Gemeente Soekaboemi). Pada tahun ini hari jadi Kabupaten Sukabumi telah direvisi dan telah diperingati pada tanggal 10 September 1870.

Persoalan hari jadi daerah (kabupaten/kota atau provinsi) tidak hanya di Sukabumi. Banyak daerah mempersoalkannya. Sejumlah daerah menetapkan hari jadi bahkan tidak masuk akal, karena dasar penetapannya sangat diragukan atau (terkesan) tidak relevan. Kota Bandung ditetapkan lahir tahun 1810; Kabupaten Bandung (1641); Kota/Kabupaten Bogor (1482); Kabupaten Cianjur (1677) dan Kota Cirebon (1388). Namun ada juga yang menetapkan secara realistis seperti Kabupaten Bekasi (1950); Kota Depok (1999); Kota Bekasi (1997); Kota Cimahi (2001).   

Lantas kapan seharusnya hari jadi Kabupaten Sukabumi? Itu yang menjadi persoalannya. Sejauh ini tidak ada panduan (pedoman) yang seragam yang digunakan. Ketiadaan panduan ini menyebabkan munculnya persoalan dan menjadi masalah bagi setiap kabupatan dan kota. Meski demikian, sesungguhnya ada satu pedoman tetap yang berlaku sejak jaman kuno, yakni: nalar. Upaya bernalar inilah yang disentil oleh Bupati Sukabumi. Jadi, kapan seharusnya hari jadi Kabupaten Sukabumi? Menurut revisi, hari jadi Kabupaten Sukabumi ditetapkan tanggal 10 September 1870. Lalu, apakah itu sudah benar? Mari kita bernalar menurut sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 26 Oktober 2019

Sejarah Sukabumi (18): Bupati Soekaboemi Soerianatabrata Meniti Karir dari Bawah; Bupati Sukabumi Pertama Dimulai 1921


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Dalam daftar nama Bupati Sukabumi (lihat Wikipedia), nama bupati pertama adalah Soerianatabrata. Bupati pertama ini menjabat antara tahun 1921 hingga 1930. Pada masa ini Bupati Sukabumi dijabat oleh Drs H Marwan Hamami, MM yang akan berakhir pada tahun 2021. Bermulanya Soerianatabrata dan berakhirnya Marwan Hamami itu berarti satu abad bupati (regent) di Afdeeling (kabupaten) Soekaboemi.

Sejarah bupati di Sukabumi belumlah lama jika dibandingkan dengan di kabupaten lainnya. Seperti dicatat dalam Wikipedia, sejarah bupati Bandung tercatat mulai tahun 1632; bupati Cianjur sejak tahun 1677; bupati Garut sejak 1813; bupati Sumedang sejak 1578. Sejarah bupati di Sukabumi juga tidak termasuk baru. Seperti dicatat dalam Wikipedia, sejarah bupati Karawang baru dimulai pada tahun 1945; sejarah bupati Bogor baru dimulai pada tahun 1948; sejarah bupati Bekasi baru dimulai pada tahun 1950; sejarah bupati Purwakarta baru dimulai pada tahun 1968.

Yang pertama selalu menarik perhatian. Itu berarti Soerianatabrata sebagai bupati (kabupaten) Sukabumi yang pertama tentu menarik perhatian. Namun sangat disayangkan, sejarah Soerianatabrata tidak pernah ditulis. Disinilah pentingnya, mengapa kita perlu menulis sejarah Soerianatabrata sebagai bupati pertama. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Sukabumi (17): Mr R Sjamsoedin, Republiken Sejati; Lika-Liku Perjalanan Politik Revolusioner van Soekaboemi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini 

Dalam daftar tokoh Sukabumi, nama Raden Sjamsoedin tampaknya harus ditempatkan di baris terdepan. Raden Sjamsoedin orangnya lurus, tetapi perjalanan politiknya sangat berlika-liku. Raden Sjamsoedin mulai terlibat politik selagi masih kuliah di Batavia. Sjamsoedin bersama Amir Sjarifoeddin Harahap dan Mohamad Jamin mengawali karir politik sebagai trio muda di Partai Indonesia yang baru dibentuk tahun 1931. Sebagai sarjana hukum, Raden Sjamsoedin meminta dua sahabatnya itu untuk membuka kantor hukum di Soekaboemi. Mengapa?

Nama Raden Sjamsoedin (lahir di Soekaboemi, 1908) sangat dikenal di Sukabumi. Namanya di Kota Sukabumi ditabalkan sebagai nama jalan dan nama rumah sakit. Dua nama situs penting di Sukabumi ini seakan menggambarkan jalan hidup Sjamsoedin. Memiliki perjalanan politik yang lengkap, tetapi karena sakit, Sjamsoedin tidak berumur panjang. Mr Raden Sjamsoedin meninggal tahun 1950 pada usia 42 tahun.       

Raden Sjamsoedin, bukanlah tokoh daerah, tetapi tokoh nasional. Dua tokoh nasional yang menjadi sahabatnya bersedia bekerja di daerahnya di Soekabimi.  Sebagai tokoh nasional, Raden Sjamsoedin secara terus menerus mengambil bagian dalam perjuangan bangsa di dalam semua era, yakni: era pergerakan politik pada masa kolonial Belanda, era pendudukan Jepang, era perang kemerdekaan dan era pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Ketika Negara Pasoendan didirikan, Raden Sjamsoedin tetap setia dengan Republik Indonesia. Raden Sjamsoedin adalah Republiken sejati.

Sejarah Sukabumi (16): Sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Masa Perang Kemerdekaan; Siapa Lawan, Siapa Kawan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini
 

Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah satu titik terpenting dalam sejarah (perjuangan) bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga sangat penting di Sukabumi, karena Sukabumi juga adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam proses (garis continuum) perjuangan bangsa. Proklamasi kemerdekaan Indonesia juga adalah wujud dari kemerdekaan di Soekaboemi dari pengaruh asing (Belanda dan Jepang). Namun Proklamsi Kemerdekaan Indonesia tidak cukup. Perjuangan masih ada, yakni mengusir kembali para penjajah yang kembali (Inggris dan Belanda) yang disebut perang kemerdekaan. Dalam hal ini, Sukabumi menjadi salah satu area penting dalam perang kemerdekaan itu.

Soekaboemi, 21 Juli 1947
Proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah proklamasi kemerdekaan untuk seluruh bangsa Indonesia, tanpa terkecuali. Apakah mereka yang non-cooperative maupun yang cooperative. Kedatangan kembali penjajah (Inggris dan Belanda) memicu perang kemerdekaan. Dalam masa perang kemerdekaan inilah setiap anak bangsa diuji kembali. Yang non-cooperative tetap menjadi non-cooverative dan yang cooperative di masa lampau sebagian menjadi non-cooperative sebagian yang lain tetap cooperative. Pada era perang kemerdekaan inilah teruji siapa yang menjadi anak bangsa Indonesia sejati. Dengan kata lain, dalam era perang kemerdekaan ini diketahui siapa yang menjadi lawan dan siapa yang menjadi kawan. Siapa yang menjadi lawan bisa jadi dari orang setempat tidur dan siapa yang menjadi kawan bisa jadi orang yang berasal nun jauh dari seberang lautan.
.
Bagaimana sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sudah kita ketahui. Akan tetapi bagaimana sejarah perang kemerdekaan di Sukabumi belum sepenuhnya diketahui. Dalam hubungan ini, sudah menjadi tugas kita untuk melengkapi sejarah perang kemerdekaan di Sukabumi. Wilayah Soekaboemi adalah salah satu wilayah pertahanan terakhir bangsa Indonesia. Inilah yang menyebabkan sejarah perang kemerdekaan di Soekaboemi terbilang penting. Hanya saja sejarahnya belum sepenuhnya terdokumentasi. Tentu saja dalam masa transisi ada romantika sejarah yang mengutub pada siapa kawan dan siapa lawan. Untuk lebih memehaminya mari kota telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Sukabumi (15): Kesadaran untuk Berbangsa dan Pergerakan Politik; Lahirnya Pahlawan-Pahlawan Nasionalis Sukabumi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Pahlawan Sukabumi tidak hanya satu, tapi banyak. Pahlawan Sukabumi tidak hanya masa kini tetapi juga sudah ada di masa lampau. Pahlawan Sukabumi lahir di tengah ketidakadilan. Pahlawan Sukabumi bangkit di atas kesadaran berbangsa. Pahlawan Sukabumi berani menentang para penjajah apakah itu bangsa Belanda atau bangsa Jepang atau bangsa sendiri yang berperilaku layaknya penjajah. Pahlawan Sukabumi sangat sadar arti berbangsa, membangun persatuan dan kesatuan bangsa dalam format pergerakan politik, apakah di tingkat lokal maupun di tingkat nasional.

Dalam garis continuum inilah lahirnya pahlawan-pahlawan Sukabumi. Ada yang sangat terkenal seperti R Sjamsoedin dan ada yang tidak dikenal. Ada yang lahir di era pergerakan politik dan era perang kemerdekaan, juga ada yang lahir di era koffiestelsel (era tanam paksa). Tentu saja ada yang lahir di era VOC. Semua pahlawan lintas generasi tersebut adalah pahlawan Sukabumi. Sebaliknya, tentu saja ada penghianat, ada yang mendzalimin penduduk, dan bahkan ada yang berusaha untuk menyingkirkan pahlawan Sukabumi demi untuk melayani tuannya: para penjajah. Barisan ini tidak perlu dikenang. Kenanglah Pahlawan Sukabumi, pahlawan yang benar-benar melindungi kepentingan penduduk dan pahlawan yang benar-benar menentang para penjajah. Ke dalam daftar ini juga dapat dimasukkan individu-individu yang aktif berpartisipasi untuk menigkatkan kesejahteraan penduduk seperti dalam bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan keagamaan. 

Bagaimana sejarah kepahlawanan di Sukabumi? Nah, itu dia. Kita hanya mengenal beberapa orang saja seperti R Sjamsoedin. Lantas bagaimana mereka berjuang? Nah, itulah tugas kita generasi sekarang. Kita sudah waktunya mendaftarkan semua pahlawan, garis perjuangannya, meski tidak dikenal namanya tetapi paling tidak mengetahui bagaimana mereka berjuang. Setiap era pasti ada pejuang, dan pasti pula ada pejuang di Sukabumi. Untuk menambah pengetahuan kita, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.  

Jumat, 25 Oktober 2019

Sejarah Jakarta (59): Bahasa Betawi dan Bahasa Melayu; Dalam Khasanah Bahasa Nusantara, Tidak Ada Tata Bahasa Betawi?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Betawi sudah sejak lama diakui sebagai bahasa etnik. Bahasa yang kini setara dengan bahasa-bahasa etnik di Indonesia seperti bahasa Jawa, bahasa Madura dan bahasa Sunda. Tiga bahasa yang disebut terakhir tidak mirip bahasa Betawi, tetap bahasa Betawi mirip bahasa Melayu. Yang memiliki kedekatan dengan bahasa Melayu tidak hanya bahasa Betawi, juga antara lain bahasa Minangkabau, bahasa Ambon dan bahasa Aceh.

Bataviaasch nieuwsblad, 10-10-1902
Bahasa Melayu di nusantara (baca: Indonesia) tentu saja sudah lama keberadaannya. Bahkan bahasa Melayu sudah digunakan dalam perdagangan kuno seperti di Baros dan Palembang. Sebagai bahasa tertua dalam perdagangan, maka bahasa Melayu dengan sendirinya menjadi lingua franca di nusantara. Bahasa lingua franca di benua Amerika antara lain adalah bahasa Spanyol, bahasa Portugis, bahasa Inggris dan bahasa Prancis. Lantas mengapa bukan bahasa India atau bahasa Cina yang menjadi lingua franca di nusantara?. Bahasa Melayu, sebagai bahasa lingua franca, kelak menjadi dasar dalam pembentukan bahasa Indonesia.

Bahasa Betawi, penggunaannya hanya terbatas di wilayah Batavia (baca: Jakarta), seperti halnya bahasa Ambon terbatas di Ambon. Pada masa kini penyebaraan penggunaan bahasa Betawi tidak hanya di Jakarta tetapi juga di Bekasi, Tangerang dan Depok. Wilayah-wlayah yang overlap dengan pengguna bahasa Sunda. Di wilayah Jakarta sendiri pengguna bahasa terbanyak adalah bahasa Indonesia. Pengguna bahasa terbanyak kedua di Jakarta adalah bahasa Jawa. Namun dari segi asal-usul penutur di Jakarta ada perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Lalu seberapa dekat bahasa Betawi dengan bahasa Indonesia? Jika tata bahasa Melayu telah disusun oleh Charles Adrian van Ophuijsen, lantas mengapa tidak pernah ada penyusunan tata bahasa Betawi?

Minggu, 20 Oktober 2019

Sejarah Sukabumi (14): Gemeente (Kota) dan Gemeenteraad Soekaboemi, 1914; Burgemeester dan Mr GF Rambonnet, 1926


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Dalam administrasi pemerintahan di era kolonial Belanda, status sebuah Kota (Gemeente) adalah salah satu hal dan penetapan seorang pejabat menjadi Wali Kota (Buurgemeester) adalah hal lain. Kota Soekaboemi menjadi Gemeente pada tahun 1914. Anggota Dewan Kota (Gemeenteraag) langsung bekerja. Namun baru tahun 1926 Gemeente Soekaboemi secara definitif memiliki Wali Kota. Sebelum adanya Burgemeester, Gementeraad dipimpin oleh (Asisten) Residen yang dibantu oleh seorang wakil (Aldemar).

Kota (Gemeente) Soekaboemi dan Burgemeester GF Rambonnet
Hingga tahun 1921 di seluruh Hindia Belanda terdapat sebanyak 53 buah pemerintah daerah (Kabupaten/Kota) yang memiliki dewan (Raad) yang mana diantaranya sebanyak 31 daerah yang berstatus Kota (gemeente). Uniknya, diantara 53 dewan tersebut, hanya satu dewan yang berada di level onder-afdeeling (kecamatan), yakni Angkola en Sipirok (kini Padang Sidempuan). Gemeente dibagi dalam tiga karegori: besar, sedang dan kecil. Oleh karena itu jumlah anggota dewan kota (gemeente) bervariasi. Gemeente Soekaboemi termasuk dalam kategori gemeente kecil. Jumlah anggota sebanyak 11 orang. Wali Kota (Burgemeester) Soekaboemi yang pertama adalah Mr GF Rambonnet.

Lantas mengapa kota Soekaboemi dibentuk (terbentuk) menjadi status Kota (Gemeente)? Dan mengapa Burgemeester baru ditetapkan kemudian? Semua itu ada sebabnya dan semua itu ada alasannya mengapa pemerintah pusat mengesahkannya. Untuk memahami sebab-sebab dan berbagai alasannya mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Sukabumi (13): Ternak Besar dan Pacuan Kuda di Soekaboemi; Kesehatan Hewan dan Kebutuhan Dokter Hewan


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Penggunaan ternak besar sebagai pengganti tenaga kerja manusia sudah sejak lama disadari oleh penduduk di Soekaboemi. Ternak besar seperti kerbai digunakan untuk membajak sawah dan menarik pedati. Demikian juga ternak besar yang sangat lincah yakni kuda digunakan sebagai kuda tunggangan untuk perjalanan jarak jauh. Orang-orang Eropa/Belanda juga menggunakan kuda sebagai alat transportasi yang tidak hanya ditunggangi tetapi kuda juga dijadikan sebagai penarik kereta. Dalam perkembangannya, kuda juga dijadikan aset penting,  juga diikutsertkan dalam lomba pacuan kuda.

Arena pacuan kuda di Soekaboemi (1890)
Pacuan kuda tidak hanya sekadar lomba, Tetapi pacuan kuda juga menjadi simbol gengsi para pemilik kuda, pacuan kuda menjadi sarana hiburan massal yang murah dan tentu saja secara diam-diam di dalam tribun muncul praktek judi. Pacuan kuda adalah satu hal, dan penggunaan tenaga kerbau di pertanian dan perdagangan adalah hal lain lagi. Namun dua hal tersebut menjadi permasalahan ternak besar secara umum yang satu sama lain terkait.

Ternak besar (terutama kerbau dan kuda) yang menjadi aset dan faktor penting dalam pembangunan ekonomi (perdagangan dan pertanian) menjadi salah satu perhatian pemerintah. Munculnya penyakit ternak menjadi persoalan penting bagi pemerintah. Oleh karenanya ternak besar selalu menjadi perhatian. Namun yang menjadi tantangan bagi pemerintah adalah bangaimana menjaga kesehatan ternak besar dan bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengisolasi wilayah jika terjadi wabah penyakit. Ketiadaan dokter hewan menyebabkan perihal ternak besar selalu dihantui oleh bayang-bayang ketakutan.

Sejarah Sukabumi (12): Societeit (Klub) Soekamanah di Soekaboemi; Societeit Jadi Sumber Inspirasi Pribumi Berorganisasi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Hanya ada organisasi pemerintah di Soekaboemi. Namun dibukanya jalur kereta api Buitenzorg-Soekaboemi pada tahun 1882, banyak hal yang muncul baru di Soekaboemi. Pembangunan hote mulai marak. Para pengusaha pertanian (planter) mulai menyatukan diri dengan membentuk asosiasi. Asosiasi yang disebut Vereeniging van Beheerders van Laadbouwondernemingen te Soekaboemi disahkan pemerintah pusat pada bulan Novemver 1882 (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 17-11-1882). Asosiasi inilah yang kemudian memicu didirikannya societeit (klub) sisial di Soekaboemi yang disebut Societeit Soekamanah.

Societeit Soekamanah di Soekaboemi (1908)
Societeit sudah sejak lama didirikan di Batavia. Keberadaannya bahkan sudah diketahui sejak 1683. Pada era pendudukan Inggris (1811-1816) keberadaan societeit juga tetap dipertahankan. Pada tahun 1834 muncul societeit pertama di luar Batavia yang didirikan di kota Padang. Pendirian societeit kemudian meluas ke berbagai kota-kota. Di Batavia dalam perkembangannya tidak hanya satu buah societeit tetapi telah bertambah menjadi tiga buah. Di Bandoeng, dibentuk societeit yang disebut Societeit Concordia yang disahkan oleh pemerintah pada tahun 1879 (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 05-07-1879). Pendirian societeit di Bandoeng didahului oleh pendirian societeit di Buitenzorg (yang keberadaannya paling tidak sudah diketahui pada tahun 1872).     

Societeit Soekamanah di Soekaboemi dicetuskan pada akhir tahun 1882. Awalnya tempat societeit ini berada di samping rumah/kantor Asisten Residen. Namun dalam pertemuan yang diadakan pada awal Januaru 1883, tempat societeit akan dipindahkan ke tempat lain dengan membangun gedung baru (lihat De locomotief, 05-01-1883). Lantas dimana lokasi gedung societeit di Soekaboemi ini? Keberadaan Societeit Soekamanah menjadi penting karena menjadi pemicu bagi warga pribumi untuk membentuk hal sejenis. Untuk itu mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 19 Oktober 2019

Sejarah Sukabumi (11): Sejarah Pendidikan di Sukabumi dan Kweekschool Bandoeng 1866; Sekolah Pertanian dan Sekolah Polisi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Sukabumi dalam blog ini Klik Disini

Pendidikan modern (aksara Latin) pada dasarnya baru dimulai pada era kolonial Belanda. Seperti di berbagai tempat, pemerintah kolonial Belanda juga menintroduksi pendidikan modern di Soekaboemi. Dalam hal ini, pemerintah selain menyediakan fasilitas pendidikan bagi orang Eropa/Belanda, pemerintah juga menyelenggarakan pendidikan bagi penduduk (pribumi). Pemerintah mendatangkan guru-guru dan juga membangun prasarana pendidikan seperti bangunan sekolah.

Sekolah Polisi di Soekaboemi (1927)
Kota Soekaboemi memiliki dua sekolah khusus, yakni sekolah pertanian dan sekolah polisi. Sekolah pertanian di Soekaboemi hanya berlangsung pada era kolonial Belanda. Sekolah polisi yang mulai diselenggarakan di Kota Soekaboemi pada tahun 1927, dapat dianggap memiliki garis continuum dengan penyelenggaran Sekolah Calon Perwira (SECAPA) Sukabumi (kini diubah dan disebut Sekolah Pembentukan Perwira/STUKPA).   

Lantas sejak kapan introduksi pendidikan modern dimulai di Sukabumi? Lalu seperti apa perkembangan selanjutnya hingga menemukan wujudnya seperti yang sekarang. Lalu mengapa di Soekaboemi diadakan sekolah pertanian dan sekolah polisi? Meski pertanyaan-pertanyaan ini tentu saja tidaklah terlalu penting, tetapi untuk mengetahuinya tentu saja tidak ada salahnya. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.