Selasa, 26 Januari 2021

Sejarah Banten (37): Hilman Djajadiningrat Kelahiran Serang; Mengapa Bupati Serang Harus Pindah Menjadi Bupati Sukabumi?

 

*Untuk melihat seluruh artikel Sejarah Banten, klik Disini

Hilman Djajadiningrat adalah anggota keluarga dari trah Djajadiningrat di Serang (Anak bupati Serang R Bagus Djajawinata, 1893-1898). Dalam trah ini ada nama tokoh hebat Hussein Djajadiningrat. Saudara mereka juga orang terkenal di Serang, RA Achmad Djajadiningrat (Bupati Serang 1901-1924). Hilman Djajadiningrat adalah penerus trah Djajadiningrat sebagai bupati di Serang (1935-1945). Namun yang menjadi pertanyaan mengapa trah Djajadiningrat ini terusir dari kampong halaman sendiri pada era perang kemerdekaan RI?

RA Achmad Djajadiningrat telah tiada, meninggal dunia pada masa pendudukan Jepang, 1943. Namun masih eksis nama besar Hussein Djajadiningrat. Pada era Pemerintah Hindia Belanda, Hussein Djajadiningrat pernah menjadi Direktur Pengajaran Agama. Pada masa pendudukan Jepang Hussein Djajadiningrat pernah menjadi Kepala Departemen Urusan Agama. Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 saat pemimpin Indonesia mulai membangun RI, saat pasukan sekutu-Inggris melakukan tugas pelucutan senjata dan evakuasi orang Jepang dan pembebasan interniran Eropa (Belanda), orang Belanda dengan bendera NICA datang untuk menggantikan posisi Inggris. Pase inilah terjadi perang kemerdekaan. Pada awal 1946 peerintah RI di Djakarta harus hijrah ke Djogjakarta (terusir dari Dajakarta) Pada fase ini Husein Djajadiningrat dan Hilman Djajadiningrat tidak ikut rombongan pemerintah RI hijrah ke Jogjakarta, atau paling tidak pulang kampung ke wilayah RI di Banten? Bukankah Husein Djajadiningrat dan Hilman Djajadiningrat adalah tokoh Banten yang tiada duanya saat itu? Mengapa Prof. Dr. Husein Djajadiningrat tetap berada di wilayah federal Batavia dan bekerjasama dengan Belanda/NICA? Husein Djajadiningrat dalam kabinaet NICA-Belanda sebagai Menteri Pengajaran, Kesenian, dan Ilmu Pengetahuan atau Opvoeding, Kunsten en Wetenschappen (lihat Het dagblad, 09-03-1948).

Bagaimana trah Djajadiningrat terusir dari Serang? Mengapa Hilman Djajadiningrat di Serang tidak bisa melanjutkan jabatannya sebagai bupati di Serang? Sejarah tidak selalu linier. Hal itulah mengapa diperlukan (ilmu) sejarah. Sejarah sendiri adalah narasi fakta dan data tentang garis-garis waktu apakah garis lurus atau garis belok. Lalu mengapa Hilman Djajadiningrat di Serang tidak bisa melanjutkan perjuangan penduduk Banten ti di Serang? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banten (36): Serang dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia; Situasi Kondisi di Kota Serang Masa Perang Kemerdekaan RI

 

*Untuk melihat seluruh artikel Sejarah Banten, klik Disini

Kota Serang adalah ibu kota wilayah Banten. Seperti halnya Kota Bogor, Kota Serang tidak jauh dari Kota Djakarta. Pada saat Proklamasi kemerdekaan Indonesia di Djakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 beritanya dapat segera didengar. Lalu kemudian bagaimana situasi dan kondisi Kota Serang pada masa perang kemerdekaan? Mungkin semua orang menganggap pertanyaan ini boleh jadi tidak penting-penting amat. Akan tetapi sejarah tetaplah sejarah. Karena itu pertanyaan ini tetap penting ditanyakan.

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi ini ditandai dengan pembacaan teks Proklamasi oleh Soekarno di Djakarta. Proklamasi ini juga menandai kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Penjajahan di Indonesia secara defacto dimulai tahun 1619 ketika VOC (Belanda) memulai koloni di hilir sungai Tjiliwong dengan mendirikan benteng yang kemudian disebut Casteel Batavia. Koloni yang bermula di benteng tersebut meluas dengan dimulainya Kota Batavia (Stad Batavia) tahun 1626. Dari ibukota koloni ini kolonialisme dimulai memperluas wilayah koloni (jajahan) ke seluruh wilayah nusantara, termasuk di kota pelabuhan Banten dan ibu kota baru Banten di Serang.

Lantas bagaimana situasi dan kondisi di Kota Serang masa perang kemerdekaan? Apakah bermula di Serang atau justru berakhir di Serang? Dalam konteks pertanyaan kedua inilah pertanyaan pertama menjadi penting. Pertanyaan yang awaln ya biasa-biasa saja menjadi pertanyaan yang luar biasa. Okelah kalau begitu. Lalu bagaimana situasi dan kondisi di Kota Serang masa perang kemerdekaan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.